ekor kura-kura hidup di sebuah danau. Ia suka menyelam di danau. Ia suka memanjat ke atas sebuah batu besar dan berjemur.
Namun yang paling disukainya adalah berbicara. Ia berbicara kepada anak-anak desa yang bermain di tepi danau, kepada ikan-ikan yang melesat di dalam air, kepada katak-katak di tepi danau, kepada bangau yang mencari ikan. Ia juga berbicara kepada monyet yang bergelantungan di pohon di tepi danau. Bahkan ia berbicara lebih banyak daripada monyet!
Kura-kura bicara, bicara dan bicara terus kecuali bila ia sedang tidur.
Pada suatu hari datanglah dua ekor angsa liar. Mereka mendarat dan beristirahat di danau. Kura-kura langsung menghampiri mereka dan menyapa, “Hai, kalian bukan dari sini ya?”
Angsa-angsa itu menjawab dengan ramah. Mereka pun lalu mengobrol. Angsa bercerita bahwa mereka sedang dalam perjalanan pulang ke selatan.
Kura-kura bertanya, “Di mana kalian tinggal?"
“Kami tinggal di sebuah danau di atas bukit. Danau kami lebih besar dari danau ini. Airnya jernih. Pemandangannya juga indah,” kata salah satu angsa.
Kura-kura terus bertanya tentang danau tempat tinggal angsa. Akhirnya angsa mengajak kura-kura ikut pulang ke rumah mereka.
“Aku kan tak bisa terbang seperti kalian. Mana mungkin aku ikut?”
“Mudah saja, kita akan mencari sebuah tongkat, aku dan kakakku akan mengigit kedua ujungnya dan kau menggigit bagian tengahnya. Kami akan membawamu terbang.”
“Terima kasih, aku senang sekali bisa ikut dengan kalian. Sudah lama aku ingin pergi ke selatan.”
Mereka bertiga mencari sebatang tongkat. Mereka menemukan sebuah tongkat yang cukup kuat.
“Ayo kita pergi,” kata angsa yang lebih tua, “namun kau harus ingat, kau tak boleh berbicara selama kita terbang.”
“Benar,” sahut adiknya, “Bila kau membuka mulutmu, tongkat ini akan terlepas dan kau akan jatuh. Ingat ya, tak boleh bicara sepatah pun!”
“Ya, tentu saja aku akan ingat,” kata kura-kura, “Aku tidak akan bicara sepanjang perjalanan.”
Kedua angsa menggigit ujung-ujung tongkat dengan paruh mereka, dan kura-kura menggigit di tengah. Mereka pun berangkat ke selatan.
Mereka terbang di atas desa di mana anak-anak yang suka mengobrol dengan kura-kura tinggal. Kura-kura dapat melihat teman-temannya di bawah sana. Ia ingin berteriak, “Hei, aku pergi ke selatan!” untung ia dapat menghentikan dirinya tepat pada waktunya.
Salah seorang anak melihat kura-kura tergantung pada tongkat yang dibawa dua ekor angsa. Ia memberitahu teman-temannya. Mereka berkumpul dan menunjuk-nunjuk kepada kura-kura. Lalu seorang anak berkata, “Lucu sekali cara mereka bepergian.” Anak-anak yang lain tertawa.
Anak yang lain berkata, “Kura-kura kan tak bisa diam? Ia selalu bicara. Tak mungkin ia dapat menutup mulutnya selama perjalanan.”
Anak-anak itu tertawa-tawa lagi. Kura-kura tidak tahan lagi. Ia berteriak kepada mereka, “Siapa bilang aku....” Hanya itu yang sempat dikatakan kura-kura. Ia terlepas dari tongkat dan jatuh di dekat kaki anak-anak.
“Kasihan kura-kura, “ kata seorang anak, “ia tak dapat berhenti bicara.”
0 komentar:
Posting Komentar