Pada suatu hari, seekor kelinci kelabu sedang tidur-tiduran di bawah pohon beringin. Ia sedang berpikir, “Bila bumi ini pecah, maka terjadi kiamat. Apa yang akan terjadi padaku?” Tiba-tiba, ia mendengar suara benturan keras. Ia melompat kaget. “Kiamat! Bumi meledak!” Ia pun lari tunggang langgang tanpa melihat sekelilingnya.
Ketika ia berlari di hutan, seekor kelinci lain melihatnya dan bertanya, “Hei, kau lari cepat sekali. Mau ke mana?”. Kelinci kelabu menjawab, “Bumi akan meledak! Kau lebih baik lari juga!” Kelinci kedua lari lebih cepat dari kelinci kelabu. Sambil berlari mereka berteriak kepada kelinci-kelinci lain, “Bumi meledak. Bumi Meledak. Kiamat!” Dalam waktu singkat ribuan kelinci berlarian hiruk pikuk di seluruh hutan.
Melihat begitu banyak kelinci berlari-lari, hewan-hewan lain ikut ketakutan. Berita menyebar dari mulut ke mulut dan dalam sekejab semua hewan tahu bahwa bumi akan meledak. Reptil, burung, serangga dan hewan berkaki empat, pendeknya semua hewan, ikut berlari ketakutan. Semua ingin menyelamatkan diri dan jeritan ketakutan mereka menyebabkan suasana menjadi kacau balau.
Seekor singa berdiri di atas bukit, ia melihat semua hewan berlomba-lomba lari. Ia segera menuruni bukit dan mencegat mereka. “Stop! Stop!” teriaknya menghentikan mereka. Hewan-hewan berhenti berlari, beberapa ekor saling bertabrakan dan menginjak yang lain. Beberapa kelinci juga menabrak sang singa.
“Apa yang terjadi? Mengapa kalian semuanya lari?” tanya singa.
“Bumi meledak,” jawab seekor kakak tua.
“Kata siapa?” tanya singa lagi.
“Aku dengar dari monyet.”
Ketika para monyet ditanya, mereka berkata bahwa mereka mendengarnya dari para harimau. Harimau mendengar berita itu dari gajah. Gajah mengatakan bahwa sumber beritanya adalah banteng. Akhirnya mereka semua bertanya kepada para kelinci, satu per satu menunjuk sang pembawa berita. Hingga akhirnya mereka menemukan sumber berita buruk itu.
Singa bertanya kepada kelinci kelabu, “Mengapa kau berpikir bahwa bumi ini akan meledak?” Kelinci kelabu menjawab sambil terengah-engah, “Baginda, aku mendengar dengan telingaku sendiri, bumi pecah.”
Singa meneliti suara yang didengar kelinci kelabu. Ternyata penyebab seluruh kekacauan itu adalah sebuah kelapa besar yang jatuh menimpa tumpukan batu di bawahnya dan menyebabkan batu-batu itu longsor.
“Nah, kalian lihat sendiri,” kata singa. “Bumi kita aman. Sekarang kalian pulanglah.”
“Lain kali, bila mendengar kabar apa pun, selidikilah dulu sebelum bertindak.”
Para hewan saling berpandang-pandangan dengan malu. Perlahan-lahan mereka membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar