Cerita Abu Nawas InsyaAllah
Cukup lama Nasrudin menabung agar bisa membeli sebuah baju baru. Suatu hari, dengan penuh kegembiraan, ia pergi ke tukang jahit. Setelah diukur segalanya yang perlu tukang jahit pun berkatai
"Kembalilah ke sini seminggu lagi, dan Insya Allah, bajumu sudah akan selesai dijahit." Terpaltsa Nasrudin harus menahan diri selama satu minggu untuk kemudian kembali ke tukang jahit.
"Maaf, bajumu belum selesai. Tapi, Insya Allah, besok sudah jadi."
Keesokan harinya, Nasrudin datang lagi.
"Sekali lagi, maaf," kata Si tukang jahit, "sedikit lagi selesai. Cobalah besok datang lagi, dan, Insya Allah, bajumu betul-betul sudah rampung."
Nasrudin merasa gusar, penjahit ini dirasa keterlaluan maka ia pun berkata,
"Berapa lama seh waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan bajuku? Seandainya tanpa menggunakan nama Allah?"
Cerita Abu Nawas InsyaAllah.
Cerita Abu Nawas Tidak Menghindar
Suatu hari Hasan bin Sahl bin Manshur sedang berjalan-jalan di kota, tiba-tiba matanya tertuju kepada kerumunan anak-anak. Maka segera ia mendekat untuk melihat ada apa yang telah terjadi. Betapa terkejutnya dia, karena di sana Abu Nawas sedang dilempari batu. Sebuah batu telah mengenai kepalanya hingga berdarah. Hasan hendak melerai, tetapi Abu Nawas malah bersenandung,
Biarlah Allah yang menjaminku dan aku tawakal kepada-Nya, nasib manusia terletak di tanganNya. Tiada tempat untuk berlari sepanjang masa, untuk kedamaian, kecuali kepadaNya.
Wahai Tuhanku, banyak yang melempariku dengan batu tak kutemukan untuk menghindar karena kasihan Hasan kemudian mendekat dan bertanya,
"Engkau iba? sementara mereka terus melemparimu?"
"Diamlah, semoga Allah berkenan melihat pada kesedihan dan kesakitanku. Dan bagaimana gembiranya mereka sehingga Allah memberi anugerah sebagian kita untuk sebagian yang lain." jawab Abu Nawas.
Abu Nawas kemudian melanjutkan pantun syairnya,
Cukup lama Nasrudin menabung agar bisa membeli sebuah baju baru. Suatu hari, dengan penuh kegembiraan, ia pergi ke tukang jahit. Setelah diukur segalanya yang perlu tukang jahit pun berkatai
"Kembalilah ke sini seminggu lagi, dan Insya Allah, bajumu sudah akan selesai dijahit." Terpaltsa Nasrudin harus menahan diri selama satu minggu untuk kemudian kembali ke tukang jahit.
"Maaf, bajumu belum selesai. Tapi, Insya Allah, besok sudah jadi."
Keesokan harinya, Nasrudin datang lagi.
"Sekali lagi, maaf," kata Si tukang jahit, "sedikit lagi selesai. Cobalah besok datang lagi, dan, Insya Allah, bajumu betul-betul sudah rampung."
Nasrudin merasa gusar, penjahit ini dirasa keterlaluan maka ia pun berkata,
"Berapa lama seh waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan bajuku? Seandainya tanpa menggunakan nama Allah?"
Cerita Abu Nawas InsyaAllah.
Cerita Abu Nawas Tidak Menghindar
Suatu hari Hasan bin Sahl bin Manshur sedang berjalan-jalan di kota, tiba-tiba matanya tertuju kepada kerumunan anak-anak. Maka segera ia mendekat untuk melihat ada apa yang telah terjadi. Betapa terkejutnya dia, karena di sana Abu Nawas sedang dilempari batu. Sebuah batu telah mengenai kepalanya hingga berdarah. Hasan hendak melerai, tetapi Abu Nawas malah bersenandung,
Biarlah Allah yang menjaminku dan aku tawakal kepada-Nya, nasib manusia terletak di tanganNya. Tiada tempat untuk berlari sepanjang masa, untuk kedamaian, kecuali kepadaNya.
Wahai Tuhanku, banyak yang melempariku dengan batu tak kutemukan untuk menghindar karena kasihan Hasan kemudian mendekat dan bertanya,
"Engkau iba? sementara mereka terus melemparimu?"
"Diamlah, semoga Allah berkenan melihat pada kesedihan dan kesakitanku. Dan bagaimana gembiranya mereka sehingga Allah memberi anugerah sebagian kita untuk sebagian yang lain." jawab Abu Nawas.
Abu Nawas kemudian melanjutkan pantun syairnya,
Sepantasnya menunduk orang yang bakal matiCerita Abu Nawas Tidak Menghindar
cukuplah seorang mengeruk dunia sekedar makan
Apa yang sebenarnya dicari seseorang?
dengan kesibukkannya yang tak pernah ada predikatnya
ciptaan Tuhan kita bagus dan indah
rezeki kita sama sekali tak pernah putus
wahai manusia, engkau bakal pergi
menuju kaum, yang ucapannya adalah diam (mati).
0 komentar:
Posting Komentar