Serigala yang tinggi kurus itu sudah kelaparan seharian ini, dan ia juga kehausan. Ia kemudian tiba di sebuah sungai kecil lalu minum dengan lahap. Ketika ia mereguk air yang sejuk itu, ia berpikir di mana ia bisa mendapatkan makan malamnya kali ini, sesuatu yang cukup untuk membuatnya kenyang dan rasanya lezat. Sepasang kelinci tampaknya cukup, atau mungkin seekor burung kalkun muda yang gemuk. Yang terbaik tentu saja seekor biri-biri, biri-biri muda yang berdaging lunak. Bibir serigala bergetar rakus membayangkan biri-biri itu di dalam pikirannya.
Sebuah suara berisik mengejutkannya. Ketika ia mengangkat kepalanya ia hampir-hampir tidak mempercayai penglihatannya sendiri, karena di sana, tidak jauh di hilir sungai, berdiri makanan yang dia idamkan. Di sana berdiri seekor biri-biri kecil yang paling enak yang paling mungkin dibayangkan seekor serigala. Ia sedang bermain di hilir sungai hanya tiga atau empat lompatan dari tempatnya berada. Jika si biri-biri kecil itu menatapnya sekarang dan melihat dua deret gigi giginya yang putih bersinar, ia mungkin berpikir serigala itu sedang tersenyum padanya.
Tetapi tentu saja bukan itu maksudnya, dan ketika serigala itu mulai berbicara, seketika biri-biri itu gemetar ketakutan. Ia dari tadi tidak sadar bahwa ada serigala dekat sekali dengannya saat itu.
"Jadi, kamu makhluk kecil yang menyedihkan itu ya!" serigala itu menggeram padanya. "Jadi itu yang kamu lakukan ya! Menginjak-injak dan mengotori air minumku, padahal aku sedang mau minum."
"Bukan, bukan aku!" biri-biri itu gemetar ketakutan. "Bagaimana mungkin aku yang mengotori air yang kamu minum, sedangkan aku ada di bawah, di hilir sungai."
"Jangan membantah!" kata serigala itu. "Aku tahu sekarang siapa kamu. Kamu adalah binatang kecil yang sudah membuat cerita bohong tentang aku setahun yang lalu!"
Kaki biri-biri itu bergetar saking takutnya ketika ia mencoba menjawab.
"Bukan, bukan aku, tuan! Kamu pasti salah orang," dia menjawab. "Tidak mungkin aku yang menyebarkan berita itu, aku saat itu bahkan belum lahir."
Mata serigala itu menyipit, lalu ia melangkah lagi mendekat.
"Tidak ada gunanya kamu membuat alasan!" dia berkata dengan kasar. "Jika bukan kamu yang berbohong itu, maka itu pasti ayahmu. Semua keluargamu memang semua begitu!"
"Tapi tolonglah tuan serigala," biri biri kecil itu memohon, "Tentunya anda tidak akan..."
"Tentu saja!" teriak si serigala, semakin mendekat. "Dan, beraninya kamu berdiri di sana berusaha menghalangiku dari makan malamku!"
Dan akhirnya, seperti semua orang yang selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya, ia lalu melompat dua kali dan menerkam biri biri kecil itu.
Terjemah bebas dari : The Wolf and the Lamb, Richards Topical Encyclopedia. 1951
Pesan dari cerita ini adalah : adakalanya kita bertemu dengan orang yang memang berniat jahat, jika sulit untuk berbicara baik-baik, lebih baik segera pergi.
0 komentar:
Posting Komentar