Dahulu kala, hidup seorang anak laki-laki yang luar bisa cerdas. Namanya Gui Guzi. Pada usia 3 tahun ia belajar ilmu pengobatan dan ia sudah bisa mengobati orang sakit pada usia 5 tahun.
Tak lama, orang-orang berdatangan dari mana-mana untuk minta diobati.
Tidak seperti anak-anak seusianyya, Gui Guzi tidak pernah bermain. Ia menjadi tabib yang menolong banyak orang sakit. Ia mampu memeriksa penyakit, membuat resep obat bahkan melakukan operasi.
Seorang pejabat kerajaan sakit. Kaki kanannya penuh luka yang membusuk. Tidak ada yang dapat mengobatinya. Sudah banyak dokter dipanggil untuk mengobatinya, tapi tidak ada yang berhasil.
Kemudian pejabat itu mendengar tentang Gui Guzi. Ia menyuruhkepala pengawalnya untuk menjemput Gui Guzi.
Pengawal yang sombong dan kasar itu mencari Gui Guzi. Ketika itu anak itu sedang mengobati orang.
“Ayo ikut, nak,” kata pengawal. “Tuanku pejabat membutuhkan bantuanmu.”
“Bapak pejabat?” jawab Guzi. “Aku tidak mengobati orang seperti dia. Aku hanya menolong orang yang tidak mampu berobat ke dokter.”
“Lancang!” bentak pengawal itu. “Bangun dan ikut aku. Itu perintah!”
“Tidak mau.”
Pengawal memukul Guzi beberapa kali dan menyeret Guzi ke rumah pejabat.
Tak lama kemudian Gui Guzi berhadapan dengan pejabat.
“Terima kasih atas kedatanganmu, nak,” kata pejabat. “Aku dengar kau bisa mengobati orang sakit. Aku membutuhkan bantuanmu.”
“Karena aku sudah ada di sini,” kata Guzi, “aku akan membantumu.”
Pejabat menunjukkan kakinya yang sakit. “Tolong obati kakiku ini, aku kan memberimu banyak uang.”
“Aku bisa membantumu,” kata Guzi. “Tapi...”
“Tapi apa?”
“Aku harus memotong kakimu dan menggantinya dengan kaki orang lain, yang sehat.”
“Memotong kakiku? Bagaimana aku berjalan dengan satu kaki. Kau lupa aku ini pejabat? Kau pasti bercanda.”
Pejabat melihat bahwa anak itu serius. “Baiklah,” katanya. Ia memanggil pegawai yang menjemput Guzi. “Pergilah ke penjara dan bawa kemari seorang tahanan yang kaki kanannya sehat.”
“Tidak, tuan,” kata Guzi. “aku perlu memeriksa kaki yang akan menggantikan kakimu. Kalau tidak teliti, kaki itu mungkin lebih panjang atau lebih pendek dari kaki kirimu. Atau mungkin kakinya kasar, tidak seperti kakimu.”
“Aku perlu memilih kaki untukmu.”
Pejabat mempersilakan Guzi memeriksa kaki orang-orang di rumahnya. Akhirnya Guzi mengatakan bahwa ia sudah menemukan kaki yang cocok.
“Kaki siapa?” tanya pejabat. Guzi menunjuk pegawai yang kasar itu. “Kakinya yang paling cocok untukmu, tuan.”
Pengawal itu menjadi pucat ketakutan. “Jangan potong kakiku, tuan.” Tapi pejabat tidak menunjukkan belas kasihan.
“Kau mau menolak permintaanku? Aku pejabat kerajaan.” Ia menoleh kepada Gui Guzi, “Potong kakinya untukku.”
Guzi memotong kaki kanan pejabat yang sakit. Kemudian dengan bantuan beberapa orang yang kuat, ia memotong kaki kanan kepala .pengawal. Guzi kemudian menyambungkan kaki pengawal ke tubuh pejabat. Tak lama kemudian pejabat sudah dapat berjalan-jalan dengan kaki barunya.
“Hebat!” kata pejabat, “Seperti kaki baru.”
Sementara itu, kepala pengawal hanya bisa merintih kesakitan dan dan merenungi nasibnya.
Gui Guzi merasa kasihan kepada pengawal. Ia memotong kaki belakang seekor anjing dan menyambungkannya pada tubuh kepala pengawal. Sekarang walaupun satu kakinya adalah kaki anjing, ia dapat berjalan.
Dari cerita ini, hingga saat ini banyak orang Cina menyebut pejabat yang korupsi, pegawai yang bekerja tidak benar dan orang yang suka menyiksa dan mengancam orang lain dengan sebutan “kaki anjing.”
0 komentar:
Posting Komentar