Mereka sangat beruntung. Sebelum malam tiba mereka telah berhasil menangkap beberapa ekor kelinci, dua kambing, dan seekor rusa. Singa lalu berkemah di dekat sarangnya, sambil menjilati cakarnya ia lalu memerintahkan beruang untuk membagi hasil buruan mereka.
Beruang yang jujur dan cekatan segera membagi hasil buruan mereka. Ia membaginya sama rata. Dia terlalu sibuk membagi buruan itu menjadi tiga bagian yang sama, sehingga ia tidak memperhatikan ke arah singa. Ternyata singa terlihat sangat marah, cakarnya mengais-ais tanah, ekornya dikibas-kibaskan. Semakin lama ia semakin marah. Akhirnya, sebelum beruang itu selesai membagi, singa melompat ke arahnya dan dengan mengaum keras mencabik-cabik beruang itu. Lebih lapar daripada sebelumnya, singa lalu menatap rubah dengan tidak sabar.
"Sekarang, mari kita lihat apakah kamu bisa membagi buruan ini dengan lebih baik," ia memerintah rubah. "Dan lakukan dengan cepat!"
Tanpa banyak bicara, rubah itu bekerja dengan cepat. Ia lalu menumpuk hampir seluruh buruan itu, termasuk tubuh beruang, menjadi satu bagian besar. Untuk bagiannya ia hanya mengambil satu ekor kelinci mungil.
Singa menganggukkan kepalanya yang besar tanda setuju.
"Ini baru pembagian yang baik!" katanya. "Kamu binatang yang pandai!"
Ketika rubah itu hendak pergi dengan bagiannya, singa berkata lagi. "Kawanku rubah," tanyanya. "Siapa yang sudah mengajarimu untuk membagi dengan begitu cermat?"
"Aku sebenarnya tidak begitu paham," jawab si rubah. "Aku baru saja belajar dari kawan kita, si beruang."
Terjemah bebas dari : The Lion's Share , Richards Topical Encyclopedia. 1951
Pesan dari cerita ini adalah : selalu memperhatikan keadaan di sekelilingmu, berpikirlah dengan cerdik.
0 komentar:
Posting Komentar