Mereka bertemu di bawah pohon beringin di tepi hutan. Padang rumput membentang luas di hadapan mereka. Rubah berbaring terlentang meregangkan kaki-kakinya di atas sebuah batu. Kucing asyik menjilati bulu-bulunya, duduk tenang di sampingnya. Mereka bercakap-cakap dengan akrab.
Rubah itu sedang menceritakan kelihaiannya untuk menghindari musuh. "Dengan kecerdikanku, aku punya seratus macam cara untuk melarikan diri dari musuh," kata rubah dengan bangga.
"Aku cuma punya satu," jawab kucing. "Tapi cara itu selalu bisa aku andalkan."
Ketika kucing itu sedang mendengarkan berbagai macam kisah kecerdikan rubah, telinga mereka yang tajam mendengar puluhan kaki berderap mendekat. Mereka segera bangkit, berdiri tegak mengamati cakrawala.Ternyata di kejauhan tampak banyak sekali anjing pemburu berlari mengiringi pemburu-pemburu yang mengendarai kuda.
Kucing dengan sigap melompat ke atas pohon beringin. Ia melakukan satu satunya cara yang ia ketahui, naik pohon dan bersembunyi. Dari dalam lubang di atas pohon, di balik daun daun, ia berbaring mengintip.
"Ini caraku," bisik si kucing pada rubah di bawah pohon. "Apa caramu?"
Rubah itu berpikir keras, ia berpikir satu cara, lalu cara lainnya, dan begitu seterusnya. Para pemburu itu sudah semakin dekat, dan anjing-anjingnya berlari mendahului. Ketika ia sudah memutuskan satu cara, semuanya sudah terlambat. Anjing-anjing lebih dulu menangkapnya ketika ia sedang berlari berputar-putar kebingungan. Dengan mudah sang pemburu menjeratnya dan memasukkannya dalam karung.
Kucing melihat semuanya di atas pohon, lalu ia berkata pada dirinya sendiri, "Lebih baik melakukan sesuatu yang sederhana daripada hanya memikirkan banyak cara tapi tidak dilakukan."
Terjemah bebas dari : The Fox and the Cat, www.aesopfables.com
Pesan dari cerita ini adalah : lebih baik berusaha daripada hanya banyak bicara saja dan diam saja.
0 komentar:
Posting Komentar