Minggu, 14 September 2014

CINDERELLA YANG BAIK HATI (PRANCIS)



Cinderella adalah seorang putri cantik
yang malang. Setelah ibu dan ayah-
nya meninggal, ia tinggal bersama

ibu tiri dan dua saudara tiri yang jahat. la disuruh
bekerja keras siang malam. Sementara, sang ibu tiri
dan dua saudara tirinya hanya bermalas-malasan.

    Walaupun begitu, Cinderella tidak mengeluh. la
selalu mengerjakan tugasnya dengan riang gembi-
ra. ltu sebabnya ibu peri sangat sayang kepadanya.
Suatu hari, pangeran mengadakan pesta untuk
memilih calon istri. Semua keluarga bangsawan
dari seluruh negeri diundang ke pesta itu. lbu tiri
dan dua saudara tiri Cinderella tidak mau keting-
galan. Mereka pun berencana untuk pergi dengan
dandanan terbaik.

Cinderella sebenanya ingin ikut ke pesta. Tapi,
ibu tirinya melarang "Dasar tidak tahu malu. Kau
kerja saja di rumah!"bentak ibu tiri.

Cinderella sebenarnya ingin ikut ke pesta. Tapi, ibu tirinya melarang. "Dasar tidak tahu
malu. Kau kerja saja di rumah!"-bentak ibu tiri.
Cinderella sedih sekali. Ia termenung di depan jendela sambil melihat ibu tiri dan kedua saudara
tirinya berangkat ke pesta. Saat itu, ibu peri datang. Ia merasa kasihan kepada Cinderella.

"Kau ingin datang kepesta itu?"tanya ibu peri. Cinderela pun menganguk

"kalau begitu, pergilah!" kata ibu peri.

"Tapi,aku tidak punya pakaian yang bagus" kata
Cinderlla.

lbu peri melambaikan tongkat ajaibnya. Seketi-
ka itu, Cinderella pun berubah jadi putri jelita yang
mengenakan baju sangat indah dan sepasang sepatu kaca.Cinderella berteriak kegirangan.

Namun ibu peri berpesan kepada Cinderella.
"Pergilah ke pesta itu. Tapi ingat, sebelum tengah
malam kau harus sudah pulang. Sebab, setelah tengah malam, kau akan kembali berubah sepertisemulai" kata ibu peri.

Cinderella mengangguk tanda mengerti. la pun
berangkat dengan kereta kuda yang terbaik pem-
berian ibu peri.

Setibanya di pesta, semua orang terpesona meli-
hat kecantikan Cinderella. Pangeran juga terpesona
melihatnya. Lalu, ia mengajak Cinderella berdansa.
Mereka asyik sekali berdansa sampai-sampai lupa
waktu.

    Tidak terasa tengah malam hampir tiba. Cinde-
rella teringat pesan ibu peri. Dengan tergesa-gesa,
Cinderella berpamitan kepada pangeran dan berlari pulang. Pangeran mencoba mengejar, tapi Cin-
derella sudah menghilang. Namun, karena terburuburu, sebelah sepatu kaca Cinderella pun terlepas.
Pangeran pun mengambil sepatu kaca yang ter-
tinggal itu.

Pangeran tidak bisa melupakan Cinderella. la
mendatangi semua rumah di seluruh negeri untuk
menemukannya. la menyuruh semua wanita muda
untuk mencoba sepatu kaca.Tapi, tidak ada seorang
pun yang kakinya pas dengan sepatu kaca itu.

Suatu hari, tibalah pangeran di rumah Cinderella. Dua saudara tiri Cinderella mencoba sepatu kaca
itu.Tapi, tidak ada yang pas. Pangeran pun beranjak
pulang dengan raut kecewa.
Saat keluar,Ia  melihat Cinderella yang
sedang menyapu halaman. Pangeran mengamati
waja Cinderella dergan saksma. la merasa mengenal wajah itu lalu
ia menmenyuruh Cinderella
mencoba sepatu kaca.
lbu tiri Cinderdlla berusah melarang. "la hanya
peinbantu yqrg kotor, pangeran. la tidak pantas
mencoba sepatu kaca itu" katanya




"Tidak!Semua wanita di negeri ini boleh menco-
banya," sergah pangeran. lbu tiri Cinderella hanya
bisa diam sambil tertunduk malu.

Cinderella mulai mencoba sepatu kaca itu.
Ternyata, pas sekali dengan kakinya. Pangeran
gembira sekali melihatnya. la sangat yakin Cinde-
rella adalah wanita yang ia cari-cari.
 

Pangeran akhirnya memboyong Cinderella ke
istana dan menikahinya. Sejak saat itu, mereka
hidup bahagia selamanya. Sementara, ibu tiri dan
kedua saudara tiri Cinderella mendapat hukuman
dari pangeran karena telah menyiksa Cinderella.
READ MORE - CINDERELLA YANG BAIK HATI (PRANCIS)

Kamis, 08 Mei 2014

RUBAH ADALAH Sl RAJA HUTAN SESUNGGUHNYA? (INDIA)



Siapa binatang  yang paling  ditakuti  di hutan? Harimau! Ya, tentu  saja. Harimau binatang
yang sangat menakutkan  karena
memiliki gigi dan cakar yang tajam bagaikan pisau. Binatang lain akan berlari menjauh jika melihat
harimau.
Nah,pada suatu hari yang cerah,harimau sedang duduk berjemur.Tiba-tiba, ia melihat rubah sedang
mengendap-endap hendak  mencuri bangkai rusa miliknya.
Harimau segera berdiri dan menghadang rubah. Ia mengaum keras sekali. "Berani sekali kau hendak
mencuri hasil buruanku';kata harimau dengan su­ ara menakutkan.
Tapi, aneh  sekali. Rubah tidak  takut. Justru ia memperlihatkan wajah marah dan berkata,"Berani
sekali kau menuduh aku pencuri. Aku adalah raja di hutan ini. Mana ada raja yang mencuri':
Harimau kaget mendengar kata-kata rubah."Kau raja hutan? Bohong besar. Kau bukan  raja hutan.
Akulah raja hutan;'kata  harimau sambil mengaum lebih keras lagi.
"Aku raja hutan. Akulah penguasa hutan ini;'ben­
tak rubah dengan suara yang tidak kalah keras.
"Kau tahu, semua binatang  akan lari ketakutan saat melihat aku! Kau tidak percaya? Ayo, aku bukti­
kan padamu. lkutlah denganku!" ajak rubah.
Tanpa menunggu persetujuan  harimau, rubah segera berjalan sambil mendongakkan kepala. Ha­ rimau
pun kebingungan melihat  tingkah  rubah. "Benarkah dia raja hutan?" harimau tak habis pikir
Karena penasaran, hartmau  pun  mengikuti rubah dan berjalan di belakangnya. Mereka mele­ wati
sebuah padang  rumput. Saat itu, kumpulan rusa sedang asyik memakan rumput. Tiba-tiba, ke­ tika
melihat harimau berjalan di belakang rubah, mereka segera lari ketakutan.
"Kau lihat sendiri,bukan? Rusa-rusa itu takut me­
lihatku;'kata rubah menyombongkan diri.
"Ayo ikuti aku lagi. Aku tunjukkan lagi bukti lain­
nya';lanjut rubah.
"Benar juga, ya. Rusa-rusa itu berlarian saat meli­
hat si rubah;'pikir harimau.
Rubah berjalan lagi dan harimau mengikutinya dengan raut wajah bingung. Lalu, mereka bertemu
sekelompok  monyet  yang sedang mencari buah­ buahan.  Melihat   kedatangan   harimau,  monyet­
monyet itu langsung lari ke atas pohon sambil me­ mekik-mekik ketakutan.
"Bagaimana? Belum puas juga? Semua binatang takut melihat aku. Mereka lari ketakutan saat meli­
hatku. Kau percaya sekarang? Akulah si raja hutan;' kata rubah.
Harimau kagum sekaligus heran. Ia tidak menya­ dari kalau rusa dan monyet  itu sebenarnya lari ka­
rena melihat dirinya, bukan karena melihat rubah.
"Aku memang hampir tidak percaya. Tapi,aku te­ lah t;Jelihat dengan mata kepalaku sendiri. Maafkan
aku karena sudah berlaku tidak sopan padamu, wa­ hai Raja Hutan;'kata harimau kepada rubah.
"Baiklah, aku mengampunimu kali ini. Pergi sana!" kata rubah mengusir harimau. Harimau pun segera
pergi walaupun tetap merasa kebingungan.
Setelah harimau pergi, rubah tertawa terbahak­ bahak melihat kebodohan harimau yang berhasil ia
tipu."Untung saja aku banyak akal. Kalau tidak, aku pasti mati diterkam harimau;'kata rubah.

READ MORE - RUBAH ADALAH Sl RAJA HUTAN SESUNGGUHNYA? (INDIA)

SEMUT YANG SOMBONG DAN KUPU-KUPU YANG BAIK HATI (SPANYOL)


Di sebuah hutan di luar Kota Madrid,
hidup berbagai binatang. Ada se-
mut, kelinci, burung, kucing, capung,
kupu-kupu, dan binatang lainnya.
Suatu hari, badai dahsyat menerjang hutan itu.
"Kraak kraak" terdengar bunyi pohon dan dahan-
dahan patah di segala penjuru. Banyak binatang
yang mati karena tidak bisa menyelamatkan diri.
Badai berlangsung sehari semalam. Menjelang
pagi, barulah badai berhenti menyisakan kehan-
curan di mana-mana.
Sejenak tidak tampak ada kehidupan di hutan
itu. Tiba-tiba, dari dalam tanah muncul seekor se-
mut. Semut itu berhasil selamat dariterjangan ba-
dai dengan cara masuk ke dalam tanah.
Semut memandang sekelilingnya. Lalu, berjalan
sambil memeriksa keadaan hutan. Langkahnya ter-
henti saat melihat kepompong tergeletak ditanah.
"Hmm, alangkah tidakenaknya menjadi kepom-
pong, terkurung dan tidak bisa ke mana-mana. Ka-
lau aku sih bisa pergi ke mana saja aku suka," ejek
semut kepada kepompong. Kepompong pun ha-
nya diam membisu.
Beberapa hari kemudian, semut melewati
sebuah jalan yang becek dan berlumpur. la tidak
sadar kalau lumpur yang diinjaknya bisa mengisap-
nya.
"Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek se-
perti ini," keluh semut. Semakin lama, tubuh semut
semakin tenggelam dalam lumpur.
Tolong...tolong!" teriak semut.
"Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?"
Semut terheran-heran mendengar suara itu. la
memandang sekelilingnya untuk mencari sumber
suara. Tapi, ia hanya melihat seekor kupu-kupu ter-
bang di atas kepalanya.
"Hei, aku adatah kepompong yang dulu kamu
ejek. Sekarang, aku sudah menjadi kupu-kupu. Kamu
tahu, aku bisa terbang ke mana pun aku suka de-
ngan sayapku. Sementara, lihatlah! Saat ini, kau
tidak bisa berjalan di lumpur itu, kan? Kau akan
ditelan lumpur itu sebentar lagi," kata kupu-kupu.
Semut terdiam malu. "Yah, aku sadar. Aku mo-
hon maaf karena telah mengejekmu saat menjadi
kepompong. Maukah kau menolongku sekarang?"
pinta semut memelas.
Kupu-kupu pun berpikir sebentar. "Baiklah, aku
akan menolongmu," kata kupu-kupu.
Kupu-kupu lalu menarik semut dari dalam lum-
pur hingga selamat. Terima kasih, kau telah me-
nyelamatkan aku," kata semut.
"Sudahlah, kita wajib menolong siapa pun yang
sedang kesusahan, bukan? Tapi, lain kali kamu ja-
ngan suka mengejek kelemahan binatang lainnya.
Setiap makhluk Tuhan pasti punya kelebihan dan
kekurangan;" kata kupu-kupu menasihati semut.
Semut pun mengangguk malu. Sejak saat itu,
semut dan kupu-kupu menjadi sahabat karib.
READ MORE - SEMUT YANG SOMBONG DAN KUPU-KUPU YANG BAIK HATI (SPANYOL)

Minggu, 24 November 2013

Leganda Ikan Patin (Kalimantan Tengah )


      Pada zaman dahulu kala, di Tanah Melayu hiduplah seorang nelayan tua yang bernama Awang Gading. Ia tinggal seorang diri di tepi sebuah sungai yang luas dan jernih. Walaupun hidup seorang diri, Awang Gading selalu merasa bahagia. Ia mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Tuhan kepadanya. Pekerajaan sehari-harinya adalah menangkap ikan di sungai dan mencari kayu di hutan.

     Suatu sore, sepulang dari hutan, Awang Gading pergi mengail di sungai. “Ah, semoga hari ini aku mendapat ikan besar,” gumam Awang Gading. Usai melemparkan kailnya ke dalam air, ia berdendang sambil menunggu kailnya. Berapa saat kemudian, umpannya pun di makan ikan. Dengan hati-hati disentakkannya kail itu. Apa yang terjadi? Ternyata ikannya terlepas. Lalu dipasangnya lagi umpan pada mata kailnya. Berkali-kali umpannya di makan ikan, namun saat kailnya ditarik, ikannya terlepas lagi.

“Air pasang telan ke insang
 Air surut telan ke perut
 Renggutlah…!
 Biar putus jangan rabut,”

terdengar dendang Awang Gading sambil melempar pancingnya kembali.

       Hari sudah mulai gelap. Namun, tak seekor ikan pun yang diperolehnya. “Rupanya, aku belum beruntung hari ini,” gumam Awang Gading. Usai bergumam, Awang Gading pun bergegas pulang. Namun, baru saja melangkah, tiba-tiba ia mendegar tangisan bayi. Dengan perasaan takut, Awang Gading mencari asal suara itu. Tak lama mencari, ia pun menemukan bayi perempuan yang mungil tergolek di atas batu. Tampaknya bayi itu baru saja dilahirkan oleh ibunya. Anak siapa gerangan? Kasihan, ditinggal seorang diri di tepi sungai,” Ucap Awang Gading dalam hati. Oleh karena merasa iba, dibawanya bayi itu pulang ke gubuknya.


       Malam itu juga Awang Gading membawa bayi ke rumah tetua kampung. “Awang, berbahagialah, karena kamu dipercaya raja penghuni sungai untuk memelihara anaknya. Rawatlah ia dengan baik,” Tetua Kampung berpesan. “Terima kasih, Tetua! Saya akan merawat bayi ini dengan baik. Semoga kelak menjadi anak yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik,” jawab Awang Gading mengharap.

         Keesokan harinya, Awang Gading mengadakan selamatan atas hadirnya bayi di tengah kehidupannya. Ia mengundang seluruh tetangganya. Awang Gading memberi nama bayi itu Dayang Kumunah. Usai acara tersebut, Awang Gading menimang-nimang sang bayi sambil mendendang, “Dayang sayang, anakku seorang…Cepatlah besar menjadi gadis dambaan.”

         Kehadiran Dayang Kumunah dalam kehidupannya, membuat Awang Gading semakin giat bekerja. Ia sangat sayang dan perhatian terhadap Dayang. Awang Gading juga membekali Dayang Kumunah berbagai ilmu pengetuhan dan pelajaran budi pekerti. Setiap hari ia juga mengajak Dayang pergi mengail atau mencari kayu di hutan untuk mengenal kehidupan alam lebih dekat.

         Waktu terus berjalan. Dayang Kumunah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan berbudi pekerti luhur. Ia juga sangat rajin membantu ayahnya. Namun sayang, Dayang Kumunah tidak pernah tertawa.

        Suatu hari, seorang pemuda tampan dan kaya lewat di depan rumah Dayang. Pemuda itu bernama Awangku Usop. Saat melihat Dayang Kumunah sedang menjemur pakaian, Awangku Usop langsung jatuh hati kepadanya dan berniat untuk segera meminangnya.

Beberapa hari kemudian, Awangku Usop meminang Dayang Kumunah pada Awang Gading.

“Maaf, Tuan! Nama saya Awangku Usop. Saya dari desa sebelah,” kata Usop memperkenalkan diri.

“Ada apa gerangan, Ananda Awangku Usop?” tanya Awang Gading.

“Saya ke mari hendak meminang putri Tuan” pinang Awangku Usop.

Awang Gading tidak langsung memberikan jawaban. Keputusannya ada pada Dayang Kumunah. Lalu ia meminta pendapat Dayang Kumunah.

“Anakku, Dayang! Bagaimana pendapatmu tentang pinangan Awangku Usop?” tanya Awang Gading pada Dayang yang sedang duduk di sampingya.

Dayang Kumunah langsung menanggapi pinangan pemuda itu.
“Kanda Usop, sebenarnya kita berasal dari dua dunia yang berbeda. Saya berasal dari sungai dan mempunyai kebiasaan yang berlainan dengan manusia. Saya bersedia menjadi istri kanda Usop, tetapi dengan syarat, jangan pernah meminta saya untuk tertawa,” pinta Dayang Kumunah.

Awangku Usop menyanggupi syarat itu. “Baiklah! Saya berjanji untuk memenuhi syarat itu,” kata Awangku Usop.

       Seminggu kemudian, mereka pun menikah. Pesta pernikahan mereka berlangsung meriah. Semua kerabat dan tetangga kedua mempelai diundang. Para undangan turut gembira menyaksikan kedua pasangan yang serasi tersebut. Dayang Kumunah gadis yang sangat cantik dan Awangku Usop seorang pemuda yang sangat tampan. Mereka pun hidup berbahagia, saling mencintai dan saling menyayangi.

       Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Beberapa minggu setelah mereka menikah, Awang Gading meninggal dunia karena sakit. Dayang Kumunah sangat sedih kehilangan ayah yang telah mendidik dan membesarkannya, meskipun bukan ayah kandungnya sendiri. Hingga berbulan-bulan lamanya, hati Dayang Kumunah diselimuti perasaan sedih. Untungnya, kesedihan itu segera terobati dengan kelahiran anak-anaknya yang berjumlah lima orang. Kehadiran mereka telah menghapus ingatan Dayang Kumunah kepada “ayahnya”. Ia pun kembali bahagia hidup bersama suami dan kelima anaknya.

        Namun, Awang Usop merasa kebahagiaan mereka kurang lengkap sebelum melihat Dayang Kumunah tertawa. Memang, sejak pertama kali bertemu hingga kini, Awang Usop belum pernah melihat istrinya tertawa.

         Suatu sore, Dayang Kumunah berkumpul bersama keluarganya di teras rumah. Saat itu, si Bungsu mulai dapat berjalan dengan tertatih-tatih. Semua anggota keluarga tertawa bahagia melihatnya, kecuali Dayang Kumunah. Awang Usop meminta istrinya ikut tertawa. Dayang Kumunah menolaknya, namun suaminya terus mendesak. Akhirnya ia pun menuruti keinginan suaminya. Saat tertawa itulah, tiba-tiba tampak insang ikan di mulutnya. Menyadari hal itu, Dayang Kumunah segera berlari ke arah sungai. Awangku Usop beserta anak-anaknya heran dan mengikutinya.


          Sesampainya di tepi sungai, perlahan-lahan tubuh Dayang Kumunah menjelma menjadi ikan dan segera melompat ke dalam air. Awang Usop pun baru menyadari kekhilafannya. “Maafkan aku, istriku! Aku sangat menyesal telah melanggar janjiku sendiri, karena memintamu untuk tertawa. Kembalilah ke rumah, istriku!” bujuk Awangku Usop.

           Namun, semua sudah terlambat. Dayang Kumunah telah terjun ke sungai. Ia telah menjadi ikan dengan bentuk badan cantik dan kulit mengilat tanpa sisik. Mukanya menyerupai raut wajah manusia. Ekornya seolah-olah sepasang kaki manusia yang bersilang. Orang-orang menyebutnya ikan patin.

Sebelum menyelam ke dalam air, Dayang Kumunah berpesan kepada suaminya, “Kanda, peliharalah anak-anak kita dengan baik.”

           Awangku Usop dan anak-anaknya sangat bersedih melihat Dayang Kumunah yang sangat mereka cintai itu telah menjadi ikan. Mereka pun berjanji tidak akan makan ikan patin, karena dianggap sebagai keluarga mereka. Itulah sebabnya sebagian orang Melayu tidak makan ikan patin.
READ MORE - Leganda Ikan Patin (Kalimantan Tengah )

Kata Kata Bijak Motivasi Kehidupan Pilihan

Kata Kata Bijak Motivasi Kehidupan Pilihan. Hari ini Kamis pagi hari DeCocoz Blog akan memberikan update baru untuk anda semua. Update kali ini saya telah mengumpulkan kata kata bijak dari situs situs jejaring sosial seperti Google+ dan situs jejaring sosial lainnya. Disaat kita sedang mengalami depresi atau tekanan mental yang berat atau kata anak muda jaman sekarang lagi galau hehehe.

Mungkin kumpulan kata kata bijak yang sudah saya kumpulkan ini bisa anda jadikan sebagai motivasi untuk membangkitkan kondisi mental disaat kita sedang terpuruk. Selain kata kata bijak yang saya kumpulkan saat ini anda juga bisa membaca kata kata mutiara dan kata kata cinta yang juga bisa anda jadikan sebagai update status anda di situs jejaring sosial anda serta anda bagikan kepada teman dan juga sahabat anda.

#Manusia tidak dirancang untuk gagal, tapi manusia-lah yang gagal untuk merancang.
#Semua orang ingin mendapat apresiasi.Jika Anda ingin memberi apresiasi kepada seseorang jangalah disimpan sebagai rahasia.(Mark kay Ash)
#Setalah kematian menjemput, musnahlah segala apa yg kita miliki di dunia ini. Hanya amal kebaikan yang dapat dibanggakan.
#Apabila seseorang itu membatasi kemampuannya, pada waktu yang sama dia telah membatasi hasilnya (Charles M.Schwab)
#Sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain.
#Lebih baik di benci tapi menjadi diri sendiri, daripada di suka tapi menjadi orang lain.
#Di puji jauh lebih bahaya dibanding di caci, karena pujian akan menimbulkan kemunafikan.
#Ikhlaslah menjadi diri sendiri agar hidup penuh dengan ketenangan dan keamanan.
#Semakin lama kejujuran total tertunda, semakin banyak juga tumpukan beban pikiran, rasa bersalah, serta ketakutan yang menghalangi kita.
#Hidup bukanlah masalah yang harus dipecahkan, tetapi kenyataan yang harus dihadapi. (Soren Kierkegaard)
#Kita harus memahami bahwa dunia hanya dapat digenggam dengan tindakan bukan oleh perenungan. (Jacob Bronowski)
#Bahagia adalah mereka yang merasakan indahnya berjuang, mereka yang terus merasakan indahnya hidup.
#Hati yang penuh syukur bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan induk dari segala kebajikan yang lain.
#Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.
#Alam memberi kita satu lidah, akan tetapi memberi kita dua telinga, agar kita mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara.

Kata-Kata Bijak Atau Motivasi
#Jangan meremehkan orang lain. Tak ada seorangpun yang mampu menjadi seseorang yang hebat dengan cara meremehkan orang lain.
#Kesalahan terburuk adalah ketika kamu tidak percaya dengan kemampuan dirimu sendiri.
#Ketika kamu menyakiti sahabat, mereka pasti maafkanmu, tapi mereka sulit tuk maafkan apa yg telah kamu lakukan pada dirimu sendiri.
#Bertemanlah dengan ia yang memusuhimu. Karena cara terbaik untuk mengalahkannya, adalah dengan menjadikan ia temanmu.
#Kebahagiaan bukanlah disaat kita memiliki kesempurnaan, namun ketika kita dapat menerima ketidaksempurnaan dengan tulus dan ikhlas.
#Terkadang seseorang yg baik itu ada 2: mereka yg benar-benar baik atau mereka yg baik karena ada maunya.
#Jangan menyianyiakan apa yg sudah kamu miliki, karena belum tentu oranglain bisa sepertimu.
#Ketika orangtuamu menasihatinu, dengarkanlah. Mereka sedang membuktikan kepeduliannya.
#Kadang bukan mereka yg salah, melainkan kita yg kurang dewasa.
#Lebih baik membangun kekayaan yg akan bertahan untuk waktu lama, daripada kekayaan yg cepat datang tapi juga cepat pergi.
#Masalah adalah cara lain untuk membuatmu menjadi pribadi yang lebih kuat.
#Lakukan pekerjaan kita dengan sepenuh hati, maka kita akan mendapat kesuksesan.
#Hati-hati ketika berbicara. Kita semua kaca, dan ucapan kamu bisa terpantul kembali ke dirimu sendiri.
#Kejujuran itu perlu pengorbanan bagi mereka yang sadar bahwa kebohongan itu akan menyakiti hati orang lain.
#Ketika kita dibutuhkan orang lain, jangan langsung mengganggap bahwa kita sudah menjadi orang penting.

READ MORE - Kata Kata Bijak Motivasi Kehidupan Pilihan

Jumat, 22 November 2013

Wanita Salju ( Jepang )

          Pada jaman dahulu kala di sebuah desa, tinggalah dua orang pemuda bernama Mosaku dan Minokichi. Mosaku adalah seorang pria yang saat ini berumur 36 tahun dan Minokichi adalah pemuda yang baru berumur 18 tahun. Kedua pemuda ini bekerja menebang pohon di kaki gunung dan kemudian menjualnya kembali untuk menyambung hidup.

         Setiap harinya Minokichi dan Mosaku selalu pergi bersama-sama mendaki gunung untuk mencari kayu. Untuk bisa mencapai gunung, mereka harus melalui sebuah sungai yang besar. Beruntung bahwa dipinggir sungai ada seorang tukang kapal yang biasanya membantu orang untuk menyebrang sungai, maka dari itu setiap harinya mereka berdua selalu menggunakan jasa si tukang kapal ketika hendak pergi dan turun gunung.

          Pada suatu hari yang dingin turunlah salju. Pada hari itupun sejak pagi hari Minokichi dan Mosaku tetap pergi ke gunung untuk mengambil kayu di hutan. Ketika langit kemudian menjadi semakin gelap, mereka berdua kemudian memutuskan untuk menghentikan pekerjaan mereka dan bergegas pulang ke rumah.

        Mereka berdua dengan cepat berjalan menuruni gunung ditengah badai salju yang semakin lama semakin kencang. Karena begitu lebatnya salju yang turun, dengan cepat seluruh permukaan tanah telah seluruhnya tertutupi oleh salju. Ketika mereka berdua telah mencapai tepian sungai, mereka begitu kaget karena tidak mendapati kapal yang biasanya ada di tepian sungai. Mereka berdua kemudian berinisiatif untuk mencari si tukang kapal di gubuk dekat sungai. Mereka bergegas menuju gubuk tersebut, namun sayang bahwa mereka tidak mendapati si tukang kapal berada disana. Mereka berdua berpikir bahwa si tukang kapal menghentikan pekerjaannya setelah melihat kondisi cuaca yang semakin lama semakin memburuk.

           Ditengah badai salju yang semakin kencang, kondisi udara yang semakin dingin, mereka berdua tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya mereka berdua tidak punya pilihan lain selain menunggu esok hari untuk pulang. Mereka berdua kemudian bermalam di gubuk tersebut. Gubuk tersebut sangatlah kecil, tidak memiliki jendela, dan hanya mempunyai satu pintu masuk.

           Pada saat itu, Mosaku dengan cepat langsung terlelap. Akan tetapi Minokichi pada saat itu tidak bisa tertidur sama sekali. Udara semakin lama semakin bertambah dingin. Minokichi yang saat itu tidak bisa tidur menjadi menggigil kedinginan dan merasa ketakutan. Namun karena kemudian merasa kelelahan, Minokichi pun akhirnya tertidur. Entah berapa lama tertidur saat itu, tiba-tiba saja Minokichi terbangun. Ketika terbangun dan merasakan kedinginan, Minokichi melihat bahwa pintu di gubuk telah terbuka dan angin meniup salju masuk ke dalam gubuk.

           Minokichi hanya bergumam saja saat itu. Siapakah yang sudah membuka pintu gubuk tersebut. Ketika mengalihkan pandangannya ke sekeliling gubuk, Minokichi yang tetap berbaring saat itu melihat bahwa ada seseorang yang mengenakan kimono putih dan berambut panjang berada diatas tubuh Mosaku. Melihat keadaan saat itu Minokichi ingin bersuara dan menanyakan apa yang sedang diperbuat oleh wanita tersebut. Namun seolah-olah kekuatan mistis dari sang wanita tersebut, tubuh Minokichi tidak dapat digerakkan sama sekali dan tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

Dengan perlahan-lahan “Wanita Salju” tersebut mendekatkan wajahnya ke wajah Mosaku. Kemudian “Wanita Salju” tersebut menghembuskan nafas dan keluarlah semacam awan putih yang kemudian menutupi seluruh wajah Mosaku. Tak lama kemudian dari dalam mulut “Wanita Salju” tersebut keluar semacam benang mirip sarang laba-laba. Pada saat itu pula tiba-tiba saja cahaya berkilauan keluar dari tubuh Mosaku.

“Wanita Salju” tersebut meninggalkan Mosaku dan kemudian mendekati Minokichi. Bermaksud untuk melakukan hal yang sama, wanita tersebut kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Minokichi. Mendapat perlakuan seperti itu, Minokichi ingin berteriak kencang. Namun kondisi dirinya tidak bisa bergerak ataupun mengeluarkan suara sedikitpun.

           Minokichi yang merasa sangat ketakutan karena wanita tersebut memandang wajah Minokichi dalam waktu yang cukup lama. Sampai akhirnya wanita cantik bermata dingin tersebut berucap bahwa Minokichi masih terlalu muda. “Wanita Salju” itu kemudian mengurungkan niatnya dan berpesan kepada Minokichi supaya jangan menceritakan kepada siapapun kejadian yang sudah dilihatnya malam. Jika sampai Minokichi menceritakan kejadian malam itu, dia nantinya akan langsung mati. Wanita itu kemudian meninggalkan Minokichi dan pergi menghilang.
      
       Sesaat setelah wanita itu menghilang, tubuh Minokichi kembali dapat digerakkan. Minokichi bangkit untuk mengejar wanita tersebut. Namun dia tak melihat siapa-siapa diluar. Minokichi pun menutup pintu dan kembali tidur karena berpikir bahwa kejadian itu mungkin hanyalah mimpi atau khayalan.

       Keesokan paginya tukang kapal menghampiri gubuk tempat Mosaku dan Minokichi berada. Tukang kapal berusaha membangunkan Mosaku dan Minokichi pada saat itu. Minokichi segera terbangun saat itu. Namun sayang, Mosaku sudah meninggal. Pada saat itu Minokichi langsung teringat akan kejadian semalam. Namun karena ancaman dari “Wanita Salju” membuatnya mengurungkan niat menceritakan hal ini kepada si tukang kapal. Semenjak kejadian itu Minokichi tidak bekerja dalam waktu yang lama. Selang kira-kira sebulan dan kembali sehat Minokichi kembali melakukan rutinitas seperti biasa. Namun kematian Mosaku membuat Minokichi kini hanya seorang diri mengerjakan pekerjaan menebang kayu di gunung.

        Tahun demi tahun telah berlalu, ingatan akan “Wanita Salju” semakin lama semakin hilang dari pikirannya. Hingga pada suatu hari di musim salju setelah pulang menebang kayu, Minokichi melihat seorang gadis berjalan pulang seorang diri. Melihat hal itu Minokichi mendekati wanita tersebut dan mengajaknya berkenalan. Wanita tersebut bernama Oyuki (FYI: Yuki dalam bahasa Jepang berarti salju)

           Singkat cerita hubungan Minokichi dan Oyuki semakin akrab. Minokichi jatuh cinta kepada Oyuki yang pada saat itu masih sangat muda dan sangat cantik. Hingga mereka pun akhirnya menikah. Setelah menikah mereka pun hidup bahagia bersama.

         8 tahun berlalu semenjak Oyuki dan Minokichi menikah. Selama waktu itu pula, mereka telah dikaruniai 10 orang anak. Dan semakin lama anak-anak Oyuki dan Minokichi bertumbuh semakin besar. Minokichi pun semakin lama terlihat semakin tua. Namun berbeda dengan Oyuki yang setiap tahun wajahnya tidak pernah berubah dan tetap cantik. Hingga penduduk sekitar mengatakan bahwa kecantikan Oyuki adalah sebuah keajaiban.

       Pada suatu malam dimusim dingin, disaat anak-anak sudah lelap tertidur, Minokichi dan Oyuki pun duduk berdua di dekat perapian. Oyuki yang mengenakan kimono putih saat itu tiba-tiba saja mengingatkan Minokichi akan kejadian pada saat dirinya berumur 18 tahun. Mereka berdua pun terlibat dalam sebuah percakapan.

       “Melihat wajahmu yang cantik dan juga memiliki kulit yang putih mengingatkanku akan kejadian saat aku berumur 18 tahun. Aku berjumpa dengan seorang wanita yang benar-benar mirip sekali denganmu.” begitu ucap Minokichi.

        Oyuki yang saat itu sedang menjahit tiba-tiba saja menjadi marah dan murka kepada Minokichi seolah-olah cemburu. Dengan nada yang keras ia menanyakan siapakah wanita yang dimaksudkan oleh Minokichi tersebut.

“Ceritakan kepada saya siapakah wanita tersebut? Dimana kalian bertemu?” jawab Oyuki dengan suara keras.

      Minokichi yang mendengar hal itu menjadi agak ketakutan dan kemudian menceritakan seluruh kejadian yang dialaminya di gubuk bersama Mosaku pada saat itu.

“Ketika itu saya melihat seorang wanita cantik berkulit putih dan cantik seperti dirimu. Namun wanita tersebut sangatlah menakutkan. Saya sendiri tidak yakin itu mimpi atau bukan, tetapi wajahnya mirip sekali denganmu” cerita Minokichi saat itu.

Mendengar cerita dari Minokichi, seketika itu pula wajah Oyuki kemudian berubah menjadi “Wanita Salju” yang menakutkan.

“Wanita itu adalah saya…. saya…” teriak Oyuki dengan nada yang sangat menakutkan.

         Minokichi langsung kaget dan kemudian menjadi sangat ketakutan. Melihat wajah Oyuki yang berubah menjadi menyeramkan membuat Minokichi tidak bisa bergerak ataupun berkata-kata, sama seperti waktu itu.


“Saya sudah pernah bilang bahwa kamu tidak boleh menceritakan hal ini kepada siapapun. Kalau kamu menceritakannya, maka pada saat itu pula kamu akan mati.” ucap Oyuki yang sudah menjelma menjadi Wanita Salju.

“Saya ingin sekali membunuhmu.. Akan tetapi… Kita sudah memiliki anak, jadi saya tidak bisa melakukan ini. Karena itu, saya harus pergi. Sampai jumpa dan tolong jaga anak-anak kita…” ucap wanita salju lagi.

       Seketika itu pula tubuh wanita salju itu perlahan-lahan menghilang. Kemudian muncul semacam awan putih dan cahaya berkilauan yang kemudian menghilang ke atas langit. Melihat hal itu Minokichi pun berteriak dan memanggil nama Oyuki dengan sangat keras. Minokichi segera berlari keluar rumah dan terus memanggil-manggil nama Oyuki. Pada saat itu pula tiba-tiba saja turun salju lebat. Minokichi menyesal dan terus menerus memanggil nama Oyuki ditengah salju. Terlambat sudah Oyuki sudah meninggal dan tidak pernah kembali”
READ MORE - Wanita Salju ( Jepang )

Issun Boshi ( Jepang )

 
         Pada zaman dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri yang tidak memiliki anak. Suatu hari mereka pergi ke sebuah kuil dan berdoa, "Oh, tolong berilah kami anak. Kami sungguh menginginkan seorang anak." Dalam perjalanan pulang, mereka mendengar isak tangis dari rerumputan. Mereka mendekati rerumputan itu dan menemukan seorang bayi laki-laki yang sangat mungil terbungkus dengan selimut berwarna merah terang.
 
"Bayi siapa ini?" tanya sang suami.
"Entahlah. Mungkin bayi ini adalah jawaban dari doa kita", kata sang istri.
 
            Mereka membawa pulang bayi mungil itu ke rumah dan membesarkannya selayaknya anak sendiri. Sang bayi mungil tumbuh dengan sehat, tetapi ia tidak bertumbuh besar. Kini besarnya pun tidak sampai sebesar jempol manusia. Bertahun-tahun ia dirawat dengan baik, tetapi ia sama sekali tidak bertumbuh. Tingginya hanya 1 inci (di jepang disebut 1 sun yang tingginya kira-kira 1 inci). Maka dari itu, orang-orang memanggilnya Issun-boushi (one inch boy).

Hari berganti hari, Issun-boushi bertambah dewasa pergi kepada kedua orang tuanya da berkata, "Saya sangat berterima kasih kepada Ayah dan Ibu karena sudah membesarkanku, sekarang saya harus pergi ke dunia luar dan mencoba peruntunganku."
"Tapi, Nak, dunia luar itu begitu sulit, apa kamu yakin bisa menghadapinya?" tanya sang ibu.
"Saya akan berusaha supaya saya sukses dan membahagiakan Ayah dan Ibu", jawab Issun-boushi meyakinkan kedua orang tuanya.
"Tapi lihat badanmu. Kamu masih terlalu kecil untuk pergi keluar. Terlalu berbahaya. Tunggulah hingga kamu bertumbuh besar.", cegah sang ayah.
"Tidak, Ayah. Saya merasa ini sudah waktunya saya untuk tidak bergantung pada Ayah dan Ibu. Saya ingin menunjukkan bahwa saya bisa!", kata Issun-boushi tegas.
"Tapi, Nak...", sang ibu mulai meneteskan air mata.

Melihat kegigihan hati Issun-boushi, akhirnya kedua orang tua Issun-boushi merelakan kepergiannya. Sebelum kepergian Issun-boushi, kedua orang tuanya memberikan sebuah jarum sebagai pedang, mangkuk kayu sebagai perahu, dan sebuah sumpit untuk dayungnya.
 
 
"Terima kasih Ayah, Ibu. Saya akan menggunakan barang-barang ini dengan baik", kata Issun boushi kepada orang tuanya.
"Berhati-hatilah dan jaga dirimu, Nak!" kata kedua orang tuanya.
"Ya, saya akan berhati-hati. Selamat tinggal Ayah, Ibu!" Issun-boushi pergi sambil melambaikan tangan kepada kedua orang tua yang sangat dicintainya.
 
             Issun-boushi pergi berjalan jauh sekali hingga ia sampai ke sebuah sungai. Ia melepas mangkuk nasi yang diberikan ibunya dan menaikinya untuk mengarungi sungai tersebut. Ia menggunakan sumpitnya untuk mendayung. Lama ia terkatung-katung di sungai tersebut, hingga tiba-tiba muncul seekor katak yang menabrak perahunya sehingga perahu Issun-boushi terbalik. Untunglah Issun-boushi pandai berenang, ia berenang menuju tepi sungai dan ternyata di sana terdapat sebuah rumah yang besar. Issun-boushi mendekati rumah itu dan melihat betapa megahnya rumah itu. Issun-boushi berjalan ke pintu depannya dan berteriak memanggil penghuninya. Seorang pelayan keluar dari pintu, tapi ia tidak mendapati seorang pun di situ.
 
 
Issun-boushi pun berteriak, "Aku ada di sini, di bawah, di bawah!" Pelayan melihat ke bawah, tetapi ia hanya menemukan sepasang sandal kayu milik tuannya. Setelah beberapa saat, pelayan tersebut menemukan sesosok manusia kecil di sebelah sandal tuannya itu. Pelayan tersebut sangat terkejut dan langsung berlari kepada tuannya. Ia menceritakan tentang apa yang dilihatnya kepada tuannya itu. Tuan tersebut juga sangat terkejut dan langsung pergi keluar untuk menemui Issun-boushi. Di luar sang tuan menemukan Issun-boushi berdiri dengan gagahnya dengan sebuah jarum di pinggangnya.
"Halo ksatria kecil. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya sang tuan.
"Saya sedang mencari pekerjaan. Maukah Anda menerima saya? Jika Anda menerima saya di sini, saya bersedia menjadi pengawal Anda. Memang saya memiliki badan yang kecil, tetapi saya dapat bertarung dengan baik bersama dengan pedang milik saya ini", kata Issun-boushi sambil menunjukkan jarum yang dibawanya. 

Sang tuan tertawa geli mendengar perkataan Issun-boushi, tapi ia memiliki ide cermerlang.
"Baiklah, baiklah. Kamu diterima di sini, hanya saja bukan menjadi pengawalku, tetapi teman bermain untuk putriku", kata sang tuan kepada Issun-boushi.

Issun-boushi pun menjadi pengawal tetap sang putri. Lama-kelamaan mereka menjadi teman yang akrab, mereka membaca buku bersama, bermain bersama setiap hari. Bahkan sang putri membuatkan sebuah tempat tidur untuk Issun-boushi dari kotak perhiasannya.

Suatu hari, sang putri dan Issun-boushi pergi ke sebuah kuil di dekat rumah tersebut. Tiab-tiba setan berwarna hijau yang menjijikan muncul sambil membawa sebuah palu ajaib. Ketika setan tersebut melihat sang putri, ia berusaha menangkapnya untuk dimangsa. Issun-boushi berusaha mencegahnya, ia mengeluarkan pedangnya dan mulai menusuk jari kaki setan tersebut. Akan tetapi kulit setan tersebut sangat tebal sehingga jarum milik Issun-boushi tidak dapat menembusnya. Setan tersebut semakin dekat dan dekat dengan sang putri. Sang putri terus berusaha melarikan diri. Melihat itu, Issun-Boushi bergegas memanjat setan tersebut hingga sampai di kepalnya. Issun-boushi mengeluarkan pedangnya dan menusuk hidung setan tersebut. Si setan menjadi kesakitan dan marah, ia membuka mulutnya lebar-lebar dan mengeluarkan geraman yang sangat kencang.


        Isssun-boushi melompat ke dalam mulut setan tersebut dan mulai memotong lidah setan tersebut dengan pedangnya. Si setan terkejut kesakitan dan memuntahkan Issun-boushi keluar kemudian setan itu melarikan diri. Setan itu menjatuhkan palu ajaibnya ketika melarikan diri. Sang putri berlari kepada palu ajaib itu dan mengambilnya.

"Terima kasih Issun-boushi, kamu tahu ini palu apa?" tanya sang putri.
"Tidak, palu apa itu?" jawab Issun-boushi.
"Ini adalah palu ajaib yang bisa mengabulkan permintaan apa saja. Sekarang kita bisa membuat permohonan", kata sang putri.


       Sang putri menggoyangkan palu tersebut sambil memohon, "Tolong buat Issun-boushi membesar." Setiap kali palu itu digoyangkan, Issun-boushi bertumbuh 1 inci, sang putri menggoyang-goyangkan palu tersebut hingga Issun-boushi menjadi sebesar pemuda sebayanya. Mereka sangat senang melihat keajaiban yang terjadi pada Issun-boushi, sesampainya di rumah, sang tuan terkejut melihat Issun-boushi. Sang putri pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada ayahnya itu. Sang tuan mengadakan pesta untuk Issun-boushi sebagai rasa terima kasihnya telah menolong putrinya. Beberapa tahun kemudian, Issun-boushi dan sang putri menikah dan hidup bahagia selamanya.
READ MORE - Issun Boshi ( Jepang )