Senin, 29 Agustus 2011

Arti Ketupat Lebaran


Lebaran tidak lengkap tanpa ketupat. Namun , mengapa harus ketupat dan opor ayam? Bukan sate ayam atau rendang daging atau ikan bakar?

Tradisi ketupat Lebaran diperkirakan dimulai ketika agama Islam masuk ke pulau Jawa. Ketupat dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam jalinan daun kelapa atau janur yang masih muda, kemudian direbus selama 4 sampai 5 jam.

Ketupat dibuat dan dinikmati keluarga sebagai tanda berakhirnya bulan puasa dan awal hidup yang baru. Ketupat lengkap dengan opor ayam dan sambal goreng biasanya diantarkan ke tetangga dan kerabat terutama yang lebih tua sebagai lambang kebersamaan.

Ketupat mempunyai beberapa arti tersendiri, jalinan janur pembungkus ketupat melambangkan berbagai kesalahan yang dilakukan manusia. Setelah dibelah, warna ketupat yang putih melambangkan kesucian manusia setelah memohon maaf atas kesalahannya. Bentuk ketupat yang khas melambangkan kesempurnaan. Semua arti ini berhubungan dengan kemenangan umat Muslim setelah berpuasa sebulan lamanya dan tiba di hari yang fitri.

Selamat Idul Fitri 1 Syawal  1432 H 


READ MORE - Arti Ketupat Lebaran

Sabtu, 27 Agustus 2011

Kabar Buruk



Pada suatu hari, seekor kelinci kelabu sedang tidur-tiduran di bawah pohon beringin.  Ia sedang berpikir, “Bila bumi ini pecah, maka terjadi kiamat. Apa yang akan terjadi padaku?” Tiba-tiba, ia mendengar suara benturan keras. Ia melompat kaget. “Kiamat! Bumi meledak!”  Ia pun lari tunggang langgang tanpa melihat sekelilingnya.

Ketika ia berlari di hutan, seekor kelinci lain melihatnya dan bertanya, “Hei, kau lari cepat sekali. Mau ke mana?”. Kelinci kelabu menjawab, “Bumi akan meledak! Kau lebih baik lari juga!” Kelinci kedua lari lebih cepat dari kelinci kelabu.  Sambil berlari mereka berteriak kepada kelinci-kelinci lain, “Bumi meledak. Bumi Meledak. Kiamat!”  Dalam waktu singkat ribuan kelinci berlarian hiruk pikuk di seluruh hutan.

Melihat begitu banyak kelinci berlari-lari, hewan-hewan lain ikut ketakutan. Berita menyebar dari mulut ke mulut dan dalam sekejab semua hewan tahu bahwa bumi akan meledak. Reptil, burung, serangga dan hewan berkaki empat, pendeknya semua hewan,  ikut berlari ketakutan. Semua ingin menyelamatkan diri dan jeritan ketakutan mereka menyebabkan suasana menjadi kacau balau.

Seekor singa berdiri di atas bukit, ia melihat semua hewan berlomba-lomba lari. Ia segera menuruni bukit dan mencegat mereka. “Stop! Stop!” teriaknya menghentikan mereka. Hewan-hewan berhenti berlari, beberapa ekor saling bertabrakan dan menginjak yang lain. Beberapa kelinci juga menabrak sang singa.

“Apa yang terjadi? Mengapa kalian semuanya lari?” tanya singa.

“Bumi meledak,” jawab seekor kakak tua.

“Kata siapa?” tanya singa lagi.

“Aku dengar dari monyet.”

Ketika para monyet ditanya, mereka berkata bahwa mereka mendengarnya dari para harimau. Harimau mendengar berita itu dari gajah. Gajah mengatakan bahwa sumber beritanya adalah banteng. Akhirnya mereka semua bertanya kepada para kelinci, satu per satu menunjuk sang pembawa berita. Hingga akhirnya mereka menemukan sumber berita buruk itu.

Singa bertanya kepada kelinci kelabu, “Mengapa kau berpikir bahwa bumi ini akan meledak?” Kelinci kelabu menjawab sambil terengah-engah, “Baginda, aku mendengar  dengan telingaku sendiri, bumi pecah.”

Singa meneliti suara yang didengar kelinci kelabu. Ternyata penyebab seluruh kekacauan itu adalah sebuah kelapa besar yang jatuh menimpa tumpukan batu di bawahnya dan menyebabkan batu-batu itu longsor.

“Nah, kalian lihat sendiri,” kata singa. “Bumi kita aman. Sekarang kalian pulanglah.”

“Lain kali, bila mendengar kabar apa pun, selidikilah dulu sebelum bertindak.”
Para hewan saling berpandang-pandangan dengan malu. Perlahan-lahan mereka membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.


READ MORE - Kabar Buruk

Jumat, 26 Agustus 2011

Pocahontas ((1595 – 21 Maret 1617)



Anda mungkin pernah menonton film animasi Disney yang berjudul Pocahontas dengan Mel Gibson sebagai pengisi suara tokoh Kapten John Smith. Mungkin anda tidak tahu bahwa Pocahontas benar-benar ada. Inilah kisah nyata yang mengilhami film animasi yang terkenal itu.
Pada tahun 1595 lahirlah seorang anak perempuan bernama Matoaka di suku Indian Powhatan di Virginia, Amerika Serikat.  Setelah ia tumbuh besar ia dikenal dengan panggilan Pocahontas yang artinya “si nakal kecil”.

Pada tahun 1607 pemerintah Inggeris membentuk koloni baru di Jamestown, Virginia. Musim   dingin pada tahun 1608 sangat  buruk sehingga perbekalan penduduk Jamestown menipis. Kapten John Smith memimpin beberapa prajurit berburu di hutan untuk mencari tambahan makanan. Sayangnya mereka tertangkap oleh suku Powhatan dan semuanya terbunuh kecuali Kapten John Smith sendiri. 

John Smith dibawa menghadap kepala suku Powhatan, ayah Pocahontas. Kepala suku memerintahkan agar John Smith dibunuh, namun Pocahontas yang baru berumur 13 tahun memohon kepada ayahnya agar John Smith dibebaskan.

Beberapa tahun kemudian Pocahontas memperingatkan penduduk Jamestown akan serangan suku Indian sehingga mereka selamat.

Pocahontas kemudian bersahabat dengan penduduk Jamestown. Bahkan kemudian ia menganut agama Kristen dan dibaptiskan dengan nama Rebecca. Setahun kemudian pada 1614 ia menikah dengan John Rolfe dan kemudian melahirkan putera mereka Thomas.

Pocahontas bersama suami dan puteranya mengunjungi Inggris  pada tahun 1616. Mereka disambut dengan meriah sebagai Indian Princess.  Ia diundang ke istana untuk menemui Raja James I dan Ratu Charlotte dan dianugerahi  gelar “Lady”.
Sayangnya beberapa bulan setelah itu Pocahontas jatuh sakit dan meninggal. Ia dimakamkan di Inggris.
Lady Rebecca Rolfe atau Pocahontas akan selalu dikenang sebagai puteri Indian yang sangat berani dan rela mengorbankan jiwa raganya untuk menyelamatkan Kapten John Smith dan penduduk Jamestown. 




READ MORE - Pocahontas ((1595 – 21 Maret 1617)

Kisah si Buta dan Ular




Dahulu kala, seorang buta pergi bersama seorang teman yang dapat melihat. Mereka berkuda sepanjang hari. Ketika malam tiba, mereka beristirahat di padang rumput.

Menjelang fajar, mereka bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Si orang buta mencari-cari cambuknya. Kebetulan seekor ular berbaring di dekatnya, kaku karena kedinginan.

Orang buta memegang ular itu dan berkata dalam hati, “Aneh, tidak seperti biasanya, cambuk ini lunak sekali.” Ia mengambilnya dan menunggangi kudanya.

Ketika hari mulai terang, teman si buta melihat bahwa temannya sedang memegang seekor ular. Ia pun berteriak ketakutan, “Kawan, yang kau pegang itu bukan cambuk tetapi seekor ular. Cepat lemparkan sebelum ia menggigitmu!”

Namun si buta hanya tertawa. “Kau iri ya? Aku kehilangan cambukku, namun sebagai gantinya aku mendapatkan yang lebih lunak dan lebih baik. Kau pikir karena aku buta, aku bodoh ya? Aku tidak sebodoh itu, sehingga tidak dapat membedakan cambuk dengan ular.”

“Kawanku,” jawab temannya, “Demi keselamatanmu sendiri, aku mohon, percayalah kepadaku. Buang ular itu.”

Namun si orang buta justeru mengencangkan pegangannya pada ular itu. Ular  terkejut, ia melingkarkan tubuhnya pada pergelangan tangan si buta dan menggigit sehingga si buta tewas seketika.
READ MORE - Kisah si Buta dan Ular

Kisah Monyet dan Tukang Kayu


Seekor monyet memperhatikan seorang tukang kayu yang sedang membelah sebatang kayu dengan dua buah baji. Pertama-tama tukang kayu menyisipkan baji yang kecil ke dalam celah kayu, untuk menjaga celah itu tidak tertutup. Kemudian ketika celah sudah cukup lebar, ia memasukkan baji yang lebih besar dan memukulnya dengan palu dan mengeluarkan baji kecil.


Tengah hari tiba, tukang kayu pulang ke rumahnya untuk makan siang. Monyet ingin mencoba membelah kayu. Ketika ia duduk di bangku tukang kayu, tanpa disadari ekornya yang panjang masuk ke dalam celah kayu. Ia memasukkan baji kecil ke dalam celah kayu seperti yang tadi dilakukan tukang kayu. Namun ia lupa memasukkan baji besar sebelum mencabut baji kecil. Kedua belahan kayu menutup dan menjepit ekor monyet. 

Monyet hanya bisa mengerang kesakitan hingga tukang kayu kembali. Tukang kayu memukulnya dan memarahinya. Ia mengatakan bahwa monyet mendapat ganjaran yang sepantasnya karena mencampuri urusan orang lain. Baru setelah itu ia membebaskan sang monyet dari jepitan kayu.









READ MORE - Kisah Monyet dan Tukang Kayu

Minggu, 21 Agustus 2011

Burung Berkepala Dua



Sebatang pohon beringin tumbuh di tepi sebuah danau. Di pohon itu banyak burung membuat sarang. Salah satu burung sangat aneh dan berbeda dengan burung pada umumnya. Burung itu memiliki dua kepala. Masing-masing kepala dapat makan, minum, berpikir dan berbicara sendiri, namun burung itu hanya memiliki satu tubuh dan satu perut.

Pada suatu hari burung itu berjalan-jalan di tepi danau. Kepala pertama burung itu melihat buah yang berwarna merah keemasan di tanah. Buah itu tampak sangat lezat dan kepala pertama memakannya.

“Enak sekali,” katanya, “baru kali ini aku menemukan buah selezat ini.”

“Aku ingin mencobanya,” kata kepala kedua, “Berikan sedikit kepadaku.”

“Tidak,” sahut kepala pertama, “Aku melihatnya duluan. Aku yang berhak memakannya. Lagi pula buah ini nantinya juga masuk ke perut kita berdua. Sama saja bukan, aku atau kau yang makan buah ini?”

Kepala kedua sakit hati mendengar jawaban kepala pertama, namun ia tidak berkata apa-apa.

Beberapa hari kemudian, kepala kedua melihat sejenis buah yang sangat beracun. Kepala kedua segera mengambil beberapa buah dan berkata, “Lihat, aku akan memakan buah ini dan membalas penghinaanmu.”

“Jangan,” kata kepala pertama,”kita berdua memiliki satu tubuh. Bila kau memakannya, kita berdua akan mati.”

“Aku melihat buah ini duluan, aku berhak memakannya.”

Kepala pertama memohon agar kepala kedua tidak memakan buah beracun itu. Namun kepala kedua tidak mau mendengar. Ia memakan buah itu dan sebagai akibatnya, mereka berdua tewas.

READ MORE - Burung Berkepala Dua

Selasa, 16 Agustus 2011

Asal Usul Lomba Panjat Pinang



Tujuh belas Agustus! Hari kemerdekaan selalu diperingati dengan berbagai lomba, ada lomba makan krupuk, lomba balap karung dan yang tak pernah ketinggalan: lomba panjat pinang! Kamu tahu asal-usul lomba yang selalu meriah dan ramai ditonton orang ini?

Pohon pinang didirikan di lapangan. Pohon pinang dipilih karena batangnya idak tinggi, licin dan tidak bercabang. Batang pohong pinang dilumuri pelumas supaya licin. Di atasnya dipasang lingkaran dari bambu dan berbagai hadiah digantungkan di situ. Dan dipuncaknya, selalu dipasang bendera Merah Putih.

Satu kelompok panjat pinang terdiri dari 5 sampai tujuh orang. Beberapa dipilih yang berbadan besar dan kekar, berperan sebagai fondasi di bagian bawah. Untuk di bagian puncak dipilih orang yang berbadan kecil dan lincah memanjat.  Semua kelompok bergantian memanjat dan memperebutkan hadiah.  Mula-mula satu orang berdiri di depan pohon pinang, orang kedua berdiri di pundaknya, kemudian orang ketiga berdiri di pundak orang kedua  dan seterusnya sehingga tingginya hampir mendekati puncak pohon pinang. Orang yang ada di puncak berusaha meraih hadiah yang tergantung.  Hadiah yang berhasil dijatuhkan menjadi hak kelompok itu.

Memanjat dan berdiri di atas pundak orang lain, sambil menahan beban orang lain di atas tubuhnya hingga 4 sampai 5 orang, dan berusaha mengambil hadiah yang sulit diraih, bukan hal yang mudah.  Apalagi tubuh mereka  juga mau tidak mau terkena pelumas sehingga menjadi licin. Usaha mereka untuk mencapai puncak sering menjadi lucu dan seru sehingga orang suka menonton.


Banyak juga orang yang tidak setuju dengan diadakannya lomba ini, karena dianggap tidak manusiawi dan cukup berbahaya. Kaki-kaki peserta yang terkena pelumas akan ditempeli pasir dan kotoran lain sehingga sering menimbulkan lecet-lecet pada pundak orang yang di bawahnya. Risiko terpleset, kesleo dan terjatuh juga sering terjadi. Namun kebanyakan orang menyukainya karena lomba ini menunjukkan kemauan bekerja keras yang dibutuhkan kerja sama yang kompak untuk berhasil mendapatkan hadiah.

Lomba panjat pinang berasal dari jaman penjajahan Belanda dan merupakan hiburan bagi orang-orang Belanda pada acara-acara besar, dan orang-orang pribumi yang menjadi pesertanya.  Orang-orang Belanda tertawa melihat bagaimana orang-orang pribumi bersusah payah memperebutkan hadiah berupa gula, makanan dan pakaian yang mereka anggap mewah. Mungkin karena itulah lomba ini selalu diadakan pada peringatan kemerdekaan,  sebagai lambang kebebasan bangsa kita dari kekuasaan bangsa lain.


READ MORE - Asal Usul Lomba Panjat Pinang

Minggu, 14 Agustus 2011

Petani yang Serakah



Dahulu kala hiduplah seorang petani di desa. Ia selalu ingin mendapatkan banyak uang. Pada musim semi, ia berseru kepada Tuhan, “Jika hari cerah, aku akan menuai gandum.” Pada hari berikutnya, matahari bersinar dengan cerah, sang petani pun menuai sebagian gandumnya.

Setelah itu ia berseru kepada Tuhan lagi, “Seandainya hari ini hujan, pasti baik untuk gandumku.” Esok harinya turun hujan.

Petani itu berkata, ”Jika hujannya lebih lebat, gandumku pasti lebih cepat tumbuh.” Pada hari berikutnya hujan kembali turun.

Musim panas tiba, ia memanen gandumnya dan menumpuknya menjadi satu. Petani berkata, “Tuhan, seandainya Kau memberiku lebih banyak hujan lagi, panenku pasti jauh lebih besar.”

“ Mengapa Engkau tidak memberiku lebih banyak hujan sehingga aku mendapat lebih banyak gandum?” tambahnya dengan kesal.

Tuhan kemudian menurunkan hujan yang sangat lebat sehingga seluruh gandum sang petani hanyut terbawa air.

READ MORE - Petani yang Serakah

Angsa Berbulu Emas




Dahulu kala, hiduplah seekor angsa berbulu emas di sebuah kolam. Ada sebuah rumah di dekat kolam itu, dimana tinggal seorang ibu miskin dan dua orang puterinya. Mereka benar-benar miskin dan hidup menderita. Angsa itu tahu bahwa mereka sedang mengalami masalah.

Angsa berpikir, “Jika aku memberikan  selembar bulu emasku kepada mereka satu demi satu, ibu itu dapat menjualnya. Mereka akan hidup lebih baik  dengan uang dari penjualan buluku itu.”

 Angsa itu kemudian terbang ke rumah wanita itu. 

“Angsa,” kata ibu, “Mengapa kau kemari, kami tidak mempunyai apa-apa untukmu.”

“Aku tidak minta apa-apa,” sahut angsa, “Aku ingin memberikan sesuatu kepadamu. Aku tahu keadaan kalian. Aku akan memberikan bulu emasku satu per satu kepadamu. Juallah, maka kalian tidak menderita lagi.”

Angsa mencabut selembar bulunya dan pergi. Dari waktu ke waktu angsa datang dan setiap kali ia memberikan selembar bulu emas.

Ibu dan kedua puterinya hidup  dan berkecukupan dengan menjual bulu-bulu angsa emas.

Namun wanita itu ingin  mengambil semua bulu emas angsa itu. Pada suatu hari ia berkata kepada anaknya, “Jangan percaya kepada angsa itu, mungkin saja ia  tidak pernah datang lagi. Jika ini terjadi, kita akan menjadi miskin lagi. Kita ambil saja semua bulunya ketika ia datang lagi nanti.”

Puteri-puterinya dengan polos berkata, “Ibu, kita akan melukai angsa itu. Kami tidak mau menyakitinya.” Namun sang ibu tetap pada pendiriannya.

Ketika angsa datang lagi, wanita itu menangkapnya dan mencabuti semua bulunya. Namun bulu-bulu emas itu berubah menjadi bulu yang kasar dan aneh . Ibu terkejut melihat bulu-bulu itu.


“Ibu yang malang,” kata angsa, “aku ingin menolongmu, namun sebaliknya kau hendak membunuhku. Aku selalu memberimu bulu-bulu emasku, namun sekarang aku tidak merasa perlu menolongmu lagi. Aku akan pergi dan takkan  pernah kembali lagi.”

Sang ibu menyesal dan minta maaf kepada angsa.

Angsa berkata, “Jangan serakah.”

Ia pun terbang meninggalkan rumah itu dan tak pernah terlihat lagi.
READ MORE - Angsa Berbulu Emas

Sabtu, 13 Agustus 2011

Raja Sulaiman dan Bayi




Pada suatu hari, dua orang ibu menghadap raja Sulaiman, membawa seorang bayi. Mereka memperebutkan bayi itu. Keduanya berkeras bayi itu anaknya. Raja Sulaiman tidak dapat memutuskan siapa ibu bayi itu. Maka ia memerintahkan untuk membelah sang bayi  menjadi dua, dan memberikan kedua ibu  masing-masing setengah bayi itu.

Ibu pertama setuju, “Raja sungguh adil. Biarlah bayi ini dibagi dua. Jika aku tidak dapat memilkinya, ia juga tidak mendapatkannya.”

Ibu kedua berlutut, memohon dengan pilu, “Jangan! Jangan sakiti bayi ini. Berikan kepadanya, Aku rela kehilangan bayi ini daripada melihatnya disakiti.”

Raja Sulaiman langsung tahu siapa ibu sang bayi dan mengembalikan bayi itu kepadanya. 
READ MORE - Raja Sulaiman dan Bayi

Selasa, 09 Agustus 2011

Manusia Pertama di Bumi

Alloh SWT mengambil segenggam tanah dari pegunungan, segenggam dari tanah datar, segenggam dari tanah pantai dan segenggam dari tanah yang subur. Dicampurnya dengan air hingga menjadi adonan yang bisa dibentuk. Dari adonan itu dibentuklah makhluk yang kelak bernama manusia. Alloh SWT membiarkannya tertidur di surga hingga 40 tahun lamanya.
Malaikat dan Azazeel alias Iblis sering melewati patung tersebut. Mereka penasaran untuk apakah Alloh menciptakannya. Setiap kali melewatinya, Azazeel sering berkata “kau diciptakan untuk sesuatu yang hebat.”
Suatu ketika para penghuni surga mendengar kabar bahwa Alloh akan menunjuk salah satu dari penghuni surga untuk tinggal di bumi. Mereka gelisah dan ketakutan.
Malaikat berbondong-bondong menemui Azazeel alias Iblis di tempatnya berdoa di surga. Dulu, seperti halnya malaikat, iblis sangat rajin berdoa dan berdzikir kepada Alloh. Ia pun terkenal paling pintar dan serba tahu. Para Malaikat berharap mendapatkan informasi darinya.
“Wahai Azazeel, tahukah engkau bahwa Alloh akan mengirim satu makhluknya untuk mendiami bumi? Apakah engkau tahu siapakah ia? Sesungguhnya kami sangat takut kamilah yang akan ditunjuk.” tanya Jibril.
Azazeel termenung karena ia pun tak tahu jawabannya. Tapi ia meyakinkan para Malaikat untuk tidak khawatir karena ia akan berdoa kepada Alloh SWT. Ia lupa bahwa mungkian ia sendiri, sebagai makhluk yang paling pintar, yang akan terpilih.
Ternyata Alloh SWT menunjuk makhluk yang telah ia bentuk dan belum bernyawa sebagai penghuni bumi.
“Apakah Engkau hendak mengirim makhluk yang hanya akan berbuat kerusakan di muka bumi? Sementara kami selalu memuja-Mu,” tanya Malaikat.
Alloh berfirman, “Aku tahu hal-hal yang tidak kalian ketahui.”
Saat itulah Alloh SWT meniupkan ruh ke dalam patung tanahnya. Ketika roh yang ditiupkan Alloh mencapai hidungnya, ia bersin.
“Alhamdulillah!” ucapnya.
Ruhnya mulai menyebar ke seluruh jaringan tubuhnya. Ia membuka matanya, menggerakkan tangan dan kakinya. Sebelum ruhnya mencapai lututnya, ia sudah melompat.
“Sesungguhnya ia makhluk yang senang terburu-buru,” firman-Nya.
Kini patung itu telah bernyawa dan menjelma menjadi seorang manusia yang amat rupawan. 

Iblis Membangkang
“Bersujudlah kalian kepada Adam!” perintah Alloh kepada Malaikat dan Iblis.
Nabi Adam AS menatap makhluk-makhluk yang serentak bersujud di hadapannya kecuali satu makhluk yang berdiri agak menjauh.
“Hai Iblis, apa yang mencegahmu menolak perintah-Ku? Kenapa kau tidak mau bersujud pada makhluk yang Aku ciptakan dengan tangan-Ku sendiri?” tanya Alloh SWT.
Iblis menjawab dengan penuh kesombongan.
“Aku lebih hebat dari dia. Kau menciptakanku dari api sedangkan ia dari lumpur yang kotor. Buat apa aku menghormatinya?”
Alloh murka mendengarnya. Diusir-Nya Iblis dari surga.
“Aku menerima keputusan-Mu,” kata Iblis. “Tapi aku ingin menyampaikan permohonan. Izinkan aku tetap hidup hingga hari kiamat tiba.”
Alloh mengabulkan permintaannya.
“Karena Kau telah mengusirku, aku bersumpah akan selalu menggoda manusia untuk berpaling dari-Mu. Mereka akan menjadi temanku di neraka!” ancam Iblis.
Iblis juga menanyakan beberapa hal sebelum ia pergi yaitu: dimanakah ia harus tinggal, bagaimana ia makan dan dimana ia tidur.
“Kau akan tinggal bersama orang yang tidak mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim saat ia masuk rumah. Kau akan makan bersama mereka yang tidak mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim saat akan makan dan tidur bersama mereka yang tidak mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim sebelum tidur,” firman Alloh. 
Penciptaan Hawa

Nabi Adam tinggal di surga dan mempelajari banyak hal sehingga ia mengetahui nama setiap benda. Seringkali Nabi Adam merasa kesepian. Setiap ras yang tinggal di surga berjumlah banyak sementara ia hanya sendirian. Suatu hari ketika Nabi Adam bangun dari tidurnya, didapatinya seorang wanita yang sangat cantik dan bermata indah tertidur di dekat kepalanya. Para malaikat yang ingin menguji kepintaran nabi Adam.
“Siapakah namanya wahai Adam?”
“Hawa (artinya makhluk hidup)!”
“Kenapa kau memanggilnya Hawa?” tanya malaikat lagi.
“Karena ia diciptakan dariku dan aku adalah makhluk hidup.”
Alloh swt berfirman, “Wahai Adam tinggalah kau dan istrimu di surga. Makanlah apapun yang kau mau kecuali buah dari pohon yang satu itu. Aku haramkan kau untuk memakannya. Sesungguhnya jika kau melanggarnya, engkau termasuk orang yang berdosa.”
Iblis tidak senang melihat kebahagiaan Nabi Adam dan Hawa di surga. Ia berusaha keras menggoda mereka supaya terusir dari surga seperti dirinya.
Suatu hari ia menyelinap ke dalam surga dan mendatangi nabi Adam, berpura-pura sebagai teman.
“Tahukah kenapa kau dilarang untuk mendekati pohon itu?” tanyanya. “Karena kalau kau memakan buahnya, kau akan abadi di surga. Bahkan mungkin bisa menjadi malaikat.”
Nabi Adam ingin sekali tinggal di surga selamanya tapi ia ragu jika harus melanggar perintah Alloh. Semakin lama Nabi Adam dan Hawa semakin ingin mencoba buah terlarang tersebut. Akhirnya Nabi Adam memanjat dan memetik dua biji buahnya. Satu diberikannya kepada Hawa. Hanya dengan satu gigitan cukup untuk menghentikan nyanyian surga di telinga mereka. Mereka berdua merasakan bahwa suasana di sekitar mereka berubah. Hati mereka yang biasanya damai tiba-tiba dapat merasakan sakit, sedih dan malu. Lalu saat mereka membuka mata, ternyata pakaian mereka telah hilang. Dengan malu mereka mencoba menutupi auratnya dengan daun-daunan. Lalu terdengarlah suara Alloh berfirman: “Bukankah Aku sudah melarangmu mendekati pohon itu dan bahwa setan adalah musuh yang nyata bagimu?”
Nabi Adam dan Hawa menangis memohon ampun. Alloh swt mengampuni mereka berdua tetapi mereka tidak boleh lagi tinggal di surga.
“Turunlah kalian ke bumi. Di sanalah kalian akan hidup untuk sementara dan di sana pula kalian akan mati.” Maka turunlah mereka ke bumi. Tempat yang memang telah direncanakann untuk dihuni umat manusia, bukan karena kesalahan yang mereka lakukan. Tempat yang sangat berbeda dari surga. Tempat dimana kebahagiaan bercampur dengan kesedihan. Tempat dimana kemudahan selalu diikuti dengan kesulitan. Tempat kesempitan menyesakkan dada tapi penuh kesempatan indah bagi mereka yang berusaha. Di sinilah Nabi Adam dan Hawa tinggal. Ia menurunkan jutaan suku dan bangsa termasuk saya dan anda. Hingga kini setan tetap giat menggoda kita untuk berpaling dari-Nya. Semoga kita selalu terhindar dari bujuk rayunya.




READ MORE - Manusia Pertama di Bumi

Nabi Sulaiman AS dan Ratu Bilqis


Nabi Sulaiman AS dari negeri Ursyalim adalah putra nabi Daud AS yang memimpin negeri ini dengan sangat bijaksana. Negeri Ursyalim dikaruniai tanah yang subur dan diberikan curahan rizki yang berlimpah. Kerajaan Ursyalim merupakan kerajaan terkaya sepanjang masa. Tidak ada kerajaan manapun sebelum dan setelah kekuasaan nabi Sulaiman AS yang bisa menandingi kekayaannya. Negerinya begitu luas, bahkan di dalam istananya tebentang padang yang sebagian dihampari emas dan sebagian dihampari perak sebagai permadaninya. Dan jika tentaranya berbaris di padang itu, panjang barisannya tidak kurang dari 3 mil. Selain itu sebagai seorang nabi, nabi Sulaiman diberi mujizat yang luar biasa, dia menguasai bahasa binatang dan jin. Tidak heran jika kekuasaannya tidak hanya meliputi umat manusia tetapi juga menguasai kerajaan binatang dan kerajaan jin. Kendaraan nabi Sulaiman adalah angin, sehingga dia bisa sampai di suatu tempat hanya dengan hitungan detik.
Meski kerajaannya begitu luas, namun nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS dapat menjamin kemakmuran rakyatnya. Setiap hari beribu-ribu ternak dikurbankan dan dagingnya dibagikan kepada rakyat. Piring-piring sebesar kolam dan periuk-periuk yang tidak pernah meninggalkan tungkunya tersebar di wilayah kerajaan, sehingga rakyat tidak pernah kekurangan makanan. Selain itu kebijakan dan kearifan kedua nabi ini tidak perlu diragukan lagi.
Suatu hari nabi Sulaiman mendengar bahwa di sebuah negeri bernama negeri Shaba, ada seorang ratu yang kecantikannya tiada tara. Sayang rakyat di negeri itu masih menyembah matahari sebagai Tuhan mereka. Maka diutuslah seekor burung bulbul untuk menyampaikan surat kepada ratu Shaba. Isi surat itu adalah supaya negeri Shaba menyerahkan diri kepada negeri Ursyalim dan mengakui Alloh SWT sebagai Tuhan yang Esa.
Sementara itu ratu Shaba yang menerima surat tersebut, mengumpulkan majlisnya dan meminta pertimbangan. Ramailah suasana di dalam majlis itu. Sebagian menginginkan perang dan sebagian lagi mengusulkan untuk berdamai. Kebetulan saat menerima surat itu, negeri Syaba sedang mengalami musibah. Banyak warga Syaba yang terkena wabah yang mematikan, sehingga sebagian warga telah menjadi korban. Hal ini mebuat pertahanan negeri ini menjadi porak poranda. Dan berdasarkan pertimbangan itu pula ratu memutuskan untuk mengirimkan utusan yang akan mempersembahkan hadiah kepada raja Ursyalim sebagai tanda perdamaian. Namun ternyata raja Ursyalim menolaknya dan mengancam akan menyerang negeri syaba jika mereka tetap tidak mau bertobat.
Akhirnya ratu memutuskan untuk datang sendiri mengunjungi negeri Ursyalim untuk bertemu dengan nabi Sulaiman AS.
Perjalanan menuju Ursyalim membutuhkan waktu berhari-hari dan harus ditempuh dengan jalur darat dan laut. Namun lelahnya perjalanan itu terobati ketika melihat betapa indahnya negeri Ursyalim. Nabi Sulaimn AS sendiri yang menyambut rombongan ratu Syaba.
“Perkenankan aku memanggilmu Bilqis wahai ratu Shaba. Artinya adalah permaisuri yang cantik,” kata nabi Sulaiman yang membuat ratu Shaba itu tersipu.
Di depan gerbang istana ratu tercengang melihat kemegahan istana Ursyalim. Istana itu terletak seolah di tengah-tengah sebuah kolam yang sangat jernih.
Dan nabi pun berkata, “Wahai Bilqis masuklah engkau ke dalam istana!”
Maka ratu mengangkat sedikit roknya karena takut airnya akan membasahi roknya.
Melihat itu nabi menenangkannya dan berkata,”Jangan takut wahai Bilqis, sesungguhnya yang kaulihat ini bukan air melainkan kaca yang licin.”
Mereka lalu masuk ke dalam istana dan nabi Sulaiman mempersilahkan ratu Shaba atau ratu Bilqis untuk duduk di singgasana. Betapa terkejutnya ratu ketika menyadari bahwa singgasana yang akan didudukinya adalah tidak lain singgasananya sendiri yang seharusnya berada di negerinya.
“Apakah singgasana ini mirip dengan singgasanamu? Tanya nabi.
“Yah, memang mirip. Hanya saja ada beberapa permata yang hilang dari tempatnya,” jawab ratu sambil meneliti singgasana tersebut.
“Itu memang singgasanamu!” kata nabi.
“Bagaimanakah caranya singgasanaku bisa sampai kemari sementara aku menguncinya di negeriku?” tanya ratu.
“Tentu atas ijin Alloh, seseorang bisa membawanya kemari bahkan sebelum aku sempat berkedip,” kata nabi.
Ratu terkagum-kagum mendengar penjelasan nabi. Kini dia semakin yakin bahwa nabi Sulaiman bukan raja sembarangan.
Mereka lalu menuju taman istana dimana berbagai macam buah tumbuh subur dan di dalamnya mengalir sungai-sungai yang mengalirkan air dengan bermacam rasa. Sungguh anugrah Alloh yang luar biasa. Melihat semua peristiwa ini, ratu Bilqis menyatakan keimanannya kepada Alloh SWT dan mengakui nabi Sulaiman sebagai rosul utusan Alloh.
Ternyata pertemuan dua insan ini menimbulkan rasa cinta yang mendalam, sehingga nabi Sulaiman AS meminang ratu Syaba dan mereka pun menikah.
Cinta sejati mereka hanya terpisahkan ketika pada suatu hari di masa tuanya, nabi sedang mengawasi para jin bekerja lalu tiba-tiba jatuh tesungkur karena tongkat yang dipegangnya dimakan rayap. Rupanya nabi telah tiada sejak lama. Dan kalau bukan karena rayap yang menggerogoti tongkatnya hingga patah, tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa nabulloh itu telah pergi. Subhanalloh semoga kita selalu menjadi hamba Alloh yang bersyukur. Amin.

READ MORE - Nabi Sulaiman AS dan Ratu Bilqis

Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala

Nabi Ibrahim AS dilahirkan di Babylonia saat rakyat di negeri itu menjadi penyembah berhala. Berhala mereka banyak. Ada yang kecil ada pula yang besar dengan bermacam-macam bentuk. Setiap hari mereka meletakan sesaji di bawah kaki-kaki berhala itu padahal patung-patung itu tidak akan mungkin memakannya. Ayah nabi Ibrahim sendiri adalah pembuat berhala ternama. Namun sejak kecil Alloh selalu melindungi hati nabi Ibrahim, sehingga dia menolak untuk menyembah berhala. Sejak kecil dia sering pergi ke gua untuk mencari tahu siapa Tuhan yang patut disembah. Awalnya dia yakin bahwa matahari adalah Tuhan, karena dia bersinar dengan terang dan kelihatan agung. Namun matahari selalu tenggelam di sore hari, maka dia yakin bahwa matahari bukanlah Tuhan karena matahari tidak kekal dan Tuhan haruslah abadi. Hingga akhirnya Alloh menurunkan firman-Nya dan mengangkatnya menjadi rasul dan memerintahkan untuk mengajarkan agama Tauhid kepada kaumnya.
Mulailah nabi Irahim mengajarkan keesaan Tuhan kepada kaumnya, bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Alloh SWT. Sangat sulit mengubah keyakinan yang sudah berakar kuat itu. Hanya sedikit yang mau beriman kepada agama nabi Ibrahim. Mereka bahkan mengejek dan memusuhi nabi Ibrahim beserta kaumnya. Bahkan ayahnya pun turut membujuk nabi Ibrahim untuk meninggalkan keyakinannya. “Tidak ayah, meski aku harus mati terbunuh, aku tidak akan berhenti menyembah Alloh Tuhan sekalian alam,” kata nabi Ibrahim lantang.
Saat itu Babylonia dipimpin oleh raja Namrudz yang juga peyembah berhala. Setiap tahun raja Namrudz selalu mengadakan perayaan besar untuk menghormati tuhan-tuhan mereka. Semua berhala akan dicuci dan diberi wewangian dan kemudian diberi sesaji. Lalu mereka akan berkumpul di lapangan utnuk berpesta. Pada saat itu ruang tempat penyimpanan berhala raja Namrudz akan ditinggalkan penjaganya. Maka nabi Ibrahim pergi ke ruang berhala. Dia melihat di dalam gedung itu ada puluhan berhala berbagai bentuk dan ukuran. Nabi Ibrahim membawa sebuah kampak. Dengan kampak itu dihancukannya semua berhala kecuali satu yang paling besar. Kampaknya dia gantungkan di leher berhala besar itu. Kemudian dia melenggang meninggalkan tempat itu.
Ketika raja Namrudz dan rakyatnya kembali, mereka terkejut melihat tuhan-tuhan mereka sudah berantakan. Mereka semua marah dan bertanya-tanya siapa pelakunya. Lalu seseorang berkata, “ini pasti ulah Ibrahim. Dia kan tidak suka dengan tuhan-tuhan kita. Jadi pasti dia!” Mereka semua setuju bahwa nabi Ibrahimlah yang bertanggung jawab dan karena itu harus dihukum. Maka raja Namrudz memerintahkan untuk membawa nabi Ibrahim ke hadapannya.
“Wahai Ibrahim. Katakan dengan jujur, benarkah kau yang menghancurkan tuhan-tuhan kami?” tanya raja Namrudz.
Nabi Ibrahim melihat ke sekelilingnya lalu berkata dengan tenang, “apakah ada buktinya bahwa saya yang melakukannya. Kenapa kalian tidak menuduh berhala besar yang di sana itu. Bukankah di lehernya tergantung kampak. Itu bukti bahwa dia yang menghancurkan berhala lainnya.”
Semua yang hadir di situ tertawa mendengar jawaban nabi Ibrahim. Mereka mencemoohkan dan menganggap nabi Ibrahim sudah gila. “Mana mungkin berhala itu bisa menghancurkan berhala lainnya? Dia tidak bisa bergerak dari tempatnya!” kata raja Namrudz.
“Lalu kenapa kalian percaya mereka adalah Tuhan yang melindungi kalian? Sedangkan menolong dirinya sendiri saja mereka tidak mampu,” kata nabi Ibrahim tenang. “Tuhanku adalah Alloh swt yang menciptakan alam semesta juga menghidupkan dan mematikan manuasia” lanjut nabi Ibrahim.
“Aku juga bisa! Dengan perintahku aku bisa membunuh orang supaya mati atau membiarkan mereka tetap hidup!” kata raja Namrudz.
“Alloh Tuhanku bisa menerbitkan matahari dari ufuk timur dan menenggelamkannya di ufuk barat. Apakah tuan bisa?” tantang nabi Ibrahim.
Mereka semua terdiam. Dalam hati mereka membenarkan jawaban tersebut. Namun raja Namrudz tidak ingin kehilangan wibawanya. Dia memerintahkan pengawalnya untuk mencari ranting kering dan membuat api unggun yang besar. “Aku akan membakarmu hidup-hidup! Coba buktikan bahwa Tuhanmu bisa menolongmu!” tantang raja Namrudz. Nabi Ibrahim tetap tenang menghadapi tantangan itu. Lalu dia berdoa kepada Alloh untuk memohon perlindungan-Nya. Alloh berkenan utuk melindungi nabi Ibrahim. Ketika nabi Ibrahim masuk ke dalam api unggun dan api sudah mulai membakarnya, Alloh memerintahkan api untuk menjadi dingin sehingga nabi Ibrahim lolos dari maut.
Begitulah jika Alloh berkehendak, maka hal yang mustahil pun bisa terjadi. Namun kesesatan memang sulit diluruskan. Raja Namrudz dan umatnya tetap saja ingkar dengan ajaran nabi Ibrahim dan tetap menyembah berhala. 

sumber : www.freewebs.com

READ MORE - Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala

Sabtu, 06 Agustus 2011

Bagaimana Kaktus Dapat Hidup Tanpa Air?



Semua tumbuhan membutuhkan air untuk hidup, termasuk kaktus. Namun kaktus membutuhkan sangat sedikit air sehingga kita sering menganggap kaktus tidak membutuhkan air.

Tumbuhan kaktus berasal dari Amerika.  Kaktus termasuk jenis tumbuhan sukulen yang mampu bertahan hidup di tempat  yang panas atau kering. Tidak seperti tumbuhan lain, sebagian besar kaktus tidak mempunyai  daun. Daun kaktus telah berevolusi menjadi duri-duri. Tumbuhan kaktus terdiri dari batang dan cabang-cabang yang pada sebagian besar kaktus dilapisi lilin. Beberapa jenis kaktus mempunyai daun. Namun daunnya hanya sedikit dan cepat rontok.

Kaktus tidak membutuhkan air sebanyak tumbuhan lain karena kaktus tidak mempunyai  daun sehingga air yang mereka serap tidak menguap sebanyak tumbuhan lain. Cabang-cabang kaktus juga dapat menyimpan air dalam waktu lama. Di samping itu akarnya mampu mencari air  pada musim kering dan menyerapnya dengan baik.


READ MORE - Bagaimana Kaktus Dapat Hidup Tanpa Air?

Senin, 01 Agustus 2011

Kisah Penderitaan Abu Bakar

dongeng sebelum tidur
Kisah Penderitaan Abu Bakar, ketika orang - orang baru memeluk islam,mereka masih menyembunyikan keislamanya.Rasulullah saw sediri juga menganjurkan hal tersebbut agar mereka tidak mengalami kesulitan.setelah orang islam mencapai 39 orang,maka Abu Bakar ra.meminta izin kepada rasulullah saw.untuk mengumumkan keislaman dirinya dengan terang - terangan.

Pada mulanya,Rasulullah saw.melarang,tetapi karena Abu bakar ra.mendesak berkali-kali,akhirnya Rasullulah mengijinkanya.kemudian,semua orang yang sudah beragama islam di ajak Abu Bakar untuk berkumpul di Masjidil Haram.Maka mulailah Abu Bakar ra.untuk menyampaikan khutbahnya.Dalam sejarah islam inilah khutbah yang pertama kali disampaikan.Di hari itu juga paman Rasulullah saw.Hamzah,masuk islam.Tiga hari kemudian,Umar bin khathab ra.masuk islam.

Setelah khutbah dimulai,orang-orang kafir dan yang musyrik berdatangan dari empat penjuru dan menyerang orang-orang islam.Sekalipun makah Abu Bakar ra.terkenal sebagai orang yang terkemuka dan dimuliakan oleh masyarakat,tetapi ia tetap di pukuli oleh orang-orang kafir hingga wajahnya berlumuran darah.Hidung dan telinganyapun penuh degan darah sehingga orang-orang tidak mengenali wajahnya.Ia ditendang dengan sandal,dipukul dengan tangan,dan merekapun melakukan apa saj yang bisa di lakukan.Akhirnya Abu Bakar ra.pingsan.

Banu Tamim,yaitu kabilah Abu Bakar ra.krtika mendengar berita tersebut segera mengangkat tubuh Abu Bakar ra.Menurut anggapan mereka,Abu Bakar ra.tentu sulit di selamatkan karena penganiayaan yang telah di alaminy.Mereka segera datang ke Ka'bah dan mengumumkan,"Apabila Abu Bakar meninggal karena penganiayaan tersebut,sebagai gantinya kita akan membunuh Uthbah bin Rabi."Karena mereka mendengar berita bahwa Uthbah bin Rabi sangat keterlaluan dalam memukul Abu Bakar ra.Sampai sore hari,Abu Bakar ra.masih dalam keadaan pingsan.Abu Bakar ra.yang setelah mengalami pemukulan tidak dapat berkata-kata atau berbuat apapun,pada sore hari itu telah dapat berbicara.Kata-kata yang di ucapkan pertama kali adalah,"Bagaimana keadaan Rasulullah saw?"Orang kafir di sekitarnya mengira hal ini justru terjadi karena Rasulullah saw.Oleh sebab itu,setelah selama satu hari penuh dia pingsan dengan ancaman kematian tetapi begitu sadar,justru Rasulullah saw.yang di tanyakan terlebih dahulu.Hal ini di sebabkan rasa cinta kepada Rasulullah saw.

Akhirnya semua orang yang berada di tempat tersebut pergi dalam keadaan marah.Ternyata,Abu Bakar ra.mulai dapat bicara.Lalu,ibu Abu Bakar ra.Ummu khair memerintahkan untuk menyediakan makanan dan minuman untuk Abu Bakar ra.Setelah siap makanan tersebut di hidangkan kepada Abu Bakar,tetapi Abu Bakar menolak untuk memakanya.

Pada saat itu justru ia meminta keterangan tentang keadaan Rasulullah kepada Ummu Jamil rha.Karena merupakan pemeluk islam yang baru,Ummu Jamil rha.pun menyembunyikan ke islamanyaUmmu Jamil rha,tidak mengaku kalau ia juga masuk islam.

Ia malah menjawab,"Aku tidak tahu perihal muhammad dan siapakah Abu Bakaar itu.Tetapi,jika engkau izinkan,aku akan melihat keadaan anakmu,Abu Bakar itu."Iapun di ijikan menengok Abu Bakar.Melihat keadaan Abu Bakar yang sangat parah,ia tidak sampai hati.Tanpa sadar ,Ummu Jamil rha.menangis sambil berkata,"apa yang di lakukan orang-orang jahat itu ? Mudah-mudahan Allah membalas perbuatan mereka itu."

Lalu Abu Bakar ra.bertanya kepada Ummu Jamil rha."bagaimana keadaan Rasulullah saw?"Tetapi Ummu Jamil memberi isyarat kepada Abu Bakar ra.khawatir Ummu khair akan mendengarnya.Abu Bakar ra.menjawab "Jangan khawatir denngan ibuku."Maka sampailah kabar bahwa Rasulullah saw.dalam keadaan selamat.Abu Bakar bertanya,"Benarkah Rasulullah saw.betul-betul selamat? Sekarang Beliau ada di mana?" Jawab Ummu Jamil rha, "Sekarang beliau ada di rumah Arqam ra.Abu Bakar ra.berkata, "Demi Allah,aku tidak akan makan dan minum sebelum bertemu dengan Rasulullah saw."

Sebenarnya,ibunya menghendaki Abu Bakar ra.bersedia makan,tetapi karena ia telah bersumpah jika belum bertemu Rasulullah saw.ia belum mau makan.maka,ibunya menunggu sampai orang-orang yang sedang berlalulalang itu berhenti.Pada tengah malam,diajaklah Abu Bakar ra.kerumah Arqam ra.Ketika melihat Rasulullah saw.Abu Bakar segra memeluk Rasulullah.Mereka saling berpelukan dan keduanya menangis dan semua yang ada di situ terharu tidak tega melihat keadaan Abu Bakar.

Setelah itu,Abu Bakar memehon kepada Rasulullah agar sudi mendoakan ibunya.Kemudian beliau memohonkan hidayah untuk ibu Abu Bakar.Mula-mula ibunya di doakan oleh rasulullah saw.Kemudian barulah beliau saw.menyampaikan nasihat tentang islam.Pada saat itu juga ibu Abu Bakar masuk islam.

Pada umumnya orang-orang yang menyatakan perasaan cintanya apabila dalam keadaan senang,bahagia dan sejahtera.tetap cinta sejati adalah apabila ia tetap mencintai meskipun dalam keadaan di timpa musibah atau kesusahan.
READ MORE - Kisah Penderitaan Abu Bakar

Sifat Para Sahabat

dongeng sebelum tidur
Sifat Para Sahabat, sejarah Hudaibiyah yang terjadi pada bulan Dzulqoidah tahun ke 6 Hijriyah ketika Rasulullah saw.membawa jamaah bsar para sahabat untuk melakukan umrah.ktika orang kafir makah mendengar berita ini,mereka brmusyawarah untuk menahan agar orang islam tidak memasuki kota makah.Untuk itu,mereka menyiapkan pasukan besar dan lengkap.mereka mengundang orang luar makah untuk bergabung.Dengan demikian,mereka telah mempersiapkan pasukan yang sangat besar.Dari Dzulhulaifah,Rasulullah saw.mengirim seseorang mencari berita mengenai kota makah,selanjutnya orang trsebutb bertemu Rasulullah saw.di Usfan.ia melaporkan kepada Rasulullah saw.bahwa orang makah telah brgabung dngn orang kafir lainya mempersiapkan pasukan tempur yang lengkap persenjataanya.

Kemudian Rasulullah saw.memanggil sahabat untuk di ajak musyawarah mengenai apa yang harus di lakukan.

Pada musyawarah itu Abu Bakar mengusulkan, "Ya Rasulullah,kita datang kesini semua untuk bersama-sama kesana.jika mereka menahan kita,kita akan melawan,dan jika dmikian sebaiknya kita jangan kesana."Rasulullah setuju dengan usul Abu Bakar ra.tersebut.

Selanjutnya,semua orang muslim berangkat ke makah.Sampai di daerah Hudaibiayah,mereka bertemu dengan Budzail bin Warqa khuza'i yang membawa pasukanya.Ia mengatakan kepada Rasulullah, "Orang-orang Quraisy melarang engkau agar tidak sekali-sekali memasuki kota makah.Mereka telah siap siaga untuk bertempur. "Beliau bersabda, "Tujuanku bukan untuk berperang,melainkan melaksanakan umrah.Orang Quraisy hampir setiap saat bertempur,ini sangat merugikan mereka dan dapat mngakibatkan kehancuran mereka sendiri.jika mereka setuju aku lebih senang menempuh jalan damai.Sebaiknya kita membuat perjanjian tidak saling menyerang.jika mreka tidak menyetujui Demi Allah yang aku di dalam genggaman tangaNya,aku akan menggempur mereka. "Budzail berkata, "Baiklah,aku akan mennyampaikan hal ini kepada orang-orang Qurasy kemudian,ia kembali ke makah untuk menyampaikan usul Rasulullah saw.kepada orang kafir.Akan tetapi orang-orang itu tidak menytujui usul tersebut.

Demikianlah,akhirnya kedua belah pihak saling mngancam.Suatu ketika,Urwah bin mas'ud Tsaqafi sebagai utusan dari golongan kafir mendatangi Rasulullah saw.Urwah bin mas'ud Tsaqafi berkata, "Hai muhammad,tidak mungkin engkau mnghabiskan orang arab.Engkau belum pernah mendengar bahwa sebelum ini ada orang berusaha demikian.Dan jika yang trjadi adalah kemungkinan ke dua,yakni mereka mengalahkanmu,maka ingatlah,aku tidak pernah melihat orang-orang yang terhormat di kelompokmu.Mereka adalah orang-orang yang berderajat rendah.Jika mereka mengalami kekalahan,mereka semua akan lari meninggalkanmu. "Sebagai jawaban Rasulullah saw.mengatakan sebagaimana yang telah di katakan kepada budail.

Abu Bakar ra.yang dekat dengan Rasulullah saw.sangat marah mana kala mendengar kata-kata urwah.ia balik berkata, "Apakah kamu akan meninggalkan tempat kencing untuk menyembah latta smbahanmu itu? Sekali-kali kami tidak akan lari meninggalkan Rasulullah sndirian. "Urwah bertanya,"siapakah dia?" Rasulullah saw.Menjawab,"Dia adalah Abu Bakar ra."

Urwah kembali berkata, "Kamu berjasa kepadaku yang aku belum sempat membalasnya.Jika tidak,pasti kau ku hina !"

Lalu ia melanjutkan pembicaraanya kepada Rasulullah saw.sambil memegangi jenggot Rasulullah sebagai tanda orang arab marah saat itu.Keponakan Urwah yaitu Mughirah bin syubah ra.yang memakai topi dan bersenjata,mendekati Rasulullah dan memukul tangan Urwah. "Jangan"sergah Mughirah menahan.Ringkasnya Urwah bicara kepada Rasulullah sambil memandangi kekuatan para sahabatnya.lalu ia kembali kepada kaum kafir.

Setibanya ia berkata, "Wahai orang Quraisy,aku sering berjumpa dengan para raja,kaisar,dan Najasyi.Dan aku telah melihat penghormatan rakyat kepada para raja trsebut.Demi Tuhan,aku tidak melihat orang menghormati kepada raja sebagai jamaah menghormati ke pada muhammad saw.Jika muhammad meludah,mereka mengambil air liurnya dengan tangan mereka,lalu di oleskan ludah tersebut keseluruh tubuh mereka.Jika muhammad mengatakan sesuatu,mereka berlomba-lomba untuk melaksanakan perkataanya.Apabila Muhammad berwudhu,mereka berebut untuk mengambil sisa air wudhu supaya tidak jatuh ketanah.Apabila mendapatkan air wudhu mereka mengusapkan kewajah mereka sendiri.ketika mereka bicara dengan muhammad mereka bicara dengan suara lemah lembut.Tidak pernah bersuara keras,karena rasa hormat kepadanya.Apabila salah satu jenggot atau rambutnya jatuh mereka mengambil sebagai berkah.Singkatnya aku tidak pernah melihat jamaah sebagai mana jamaah muhammad (saw) hormat kepada beliau."

Waktu itu,Rasulullah mengutus Utsman ra.sebagai utusan untuk menjumpai para pemimpin orang-orang Quraisy.Meskipun Utsman sudah masuk islam,ia tetap di hormati karena hubungan mereka masih erat.kemudian utsman berangkat.para sahabat lainya merasa iri atas keberuntungan utsman ini sehingga mereka berkata kepada utsman ra.dengan senang hati akan bertawaf di ka'bah.Rasulullah menjawab, "aku memastikan bahwa utsman ra.tidak akan mengerjakan tawaf tanpa aku."

Ketika utsman memasuki kota makah,ia memperoleh prlindungan dari Aban bin Said ra.Aban bin Said berkata kepadanya, "Sekehendakmulah,pergilah kemana saja engkau suka.Orang-orang tidak akan menahanmu."Maka utsman pergi ke Abu sofyan dan para pemimpin Quraisy lainya untuk menyamaikan pesan Rasulullah saw.Ketika ia kembali,orang-orang kafir Quraisy sendiri yang meminta supaya utsman ra.berthawaf di ka'bah.Mereka berkata, "Engkau telah datang ke makah,maka berthawaflah."Utsman menjawab, "Aku tidak bisa berthawaf tanpa Muhammad,sedang engkau semuya mencegah untuk tidak berthawaf.Mana mungkin engkau menyuruhku untuk berthawaf sendirian!"Orang kafir Quraisy menjadi marah atas jawaban itu.Mereka menahan Utsman di kota Makah,dan mengatakan kepada kaum muslimin bahwa Utsman telah mati.Kemudian semua sahabat b erbaiat kepada Rosulullah untuk berjuang hingga nafas penghabisan.Akhirnya,ketika orang Qurqisy mendengar berita tersebut,merekapun melepaskan Utsman ra.

Suatu sifat yang patut di banggakan darin para sahabat ra.yang mana sekalipun bisa masuk kesarang musuh dengan selamat dan bisa melakukan thawaf dengan baik,tetapi karena patuhnya kepada Rasulullah ia pun tak melakukan tanpa bersamanya.
READ MORE - Sifat Para Sahabat