Jumat, 31 Mei 2013

Kisah Wali Songo Sunan Giri

Kisah Wali Songo Sunan Giri

Di awal abad 14 M. Kerajaan Blambangan diperintah oleh Prabu Menak Sembuyu, salah seorang keturunan Prabu Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit. Raja dan rakyatnya memeluk agama Hindu dan ada sebagian yang memeluk agama Budha.
Kisah Wali Songo
Kisah Wali Songo Sunan Giri.
Pada suatu hari Prabu Menak Sembuyu gelisah, demikian pula permaisurinya pasalnya putri mereka satu-satunya telah jatuh sakit selama beberapa bulan. Sudah diusahakan mendatangkan tabib dan dukun untuk mengobatinya tapi sang putri belum sembuh juga.

Memang pada waktu itu kerajaan Blambangan sedang dilanda pegebluk atau wabah penyakit. Banyak sudah korban berjatuhan. Menurut gambaran babad Tanah Jawa esok sakit sorenya mati. Seluruh penduduk sangat prihatin, berduka-cita, dan hampir semua kegiatan sehari-hari menjadi macet total.

Atas saran permaisuri, Prabu Menak Sembuyu kemudian mengadakan sayembara, siapa yang dapat menyembuhkan putrinya akan diambil menantu dan siapa yang dapat mengusir wabah penyakit di Blambangan akan diangkat sebagai Bupati atau Raja Muda. Sayembara disebar di hampir pelosok negeri. Sehari, dua hari seminggu bahkan berbulan-bulan kemudian tak ada seorangpun yang menyatakan kesanggupannya untuk mengikuti sayembara

Permaisuri makin sedih hatinya. Prabu Menak Sembuyu berusaha menghibur istrinya dengan menugaskan Patih Bajul Sengara untuk mencari pertapa sakti guna mengobati penyakit putrinya.

Diiringi beberapa prajurit pilihan. Patih Bajul Sengara berangkat melaksanakan tugasnya. Para pertapa biasanya tinggal di puncak atau lereng-lereng gunung, maka kesanalah Patih Bajul Sengara mengajak pengikutnya mencari orang-orang sakti.

Patih Bajul Sengara akhirnya bertemu dengan Resi Kandabaya yang mengetahui adanya seorang tokoh sakti, daanegeri sebarang. Orang yang dimaksud adalah Syekh Maulana Ishak yang sedang berdakwah secara sembunyi-sembunyi di negeri Blambangan.

Patih Bajul Sengara dapat bertemu dengan Syekh Maulana Ishak yang sedang bertafakkur disebuah goa. Setelah terjadi negosiasi bahwa Raja dan Rakyat Blambangan mau diajak memeluk agama Islam maka Syekh Maulana Ishak bersedia datang ke istana Blambangan. Ia memang piawai di bidang ilmu ketabiban, putri Dewi Sekardadu sembuh setelah diobati. Pagebluk juga lenyap daa wilayah Blambangan. Sesuai janji Raja maka Syeh Maulana Ishak dikawinkan dengan Dewi Sekardadu. Diberi kedudukan sebagai Adipati untuk menguasai sebagian wilayah Blambangan.

Hasutan Dari Sang Patih.
Tujuh bulan sudah Syekh Maulana Ishak menjadi adipati baru di Blambangan. Makin hari semakin bertambah banyak saja penduduk Blambangan yang masuk agama Islam. Sementara Patih Bajul Sengara tak henti-hentinya mempengaruhi sang Prabu dengan hasutan-hasutan jahatnya. Hati Prabu Menak Sembuyu jadi panas mengetahul hal ini.

Patih Bajul Sengara sendiri tanpa sepengetahuan sang Prabu sudah mengadakan teror pada pengikut Syekh Maulana Ishak. Tidak sedikit penduduk Kadipaten yang dipimpin Syekh Maulana Ishak di culik, disiksa dan dipaksa kembali kepada agama lama. Walau kegiatan itu dilakukan secara rahasia dan sembunyi-sembunyi pada akhimya Syekh Maulana Ishak mengetahui juga.

Pada saat itu Dewi Sekardadu sedang hamil tujuh bulan. Syekh Maulana Ishak sadar, bila hal ini diteruskan akan terjadi pertumpahan darah yang seharusnya tidak perlu. Kasihan rakyat jelata yang harus menanggung akibatnya. Maka dia segera berpamit kepada istrinya untuk pergi meninggalkan Blambangan.

Demikianlah, pada tengah malam, dengan hati berat karena harus meninggalkan istri tercinta yang hamil tujuh bulan, Syekh Maulana Ishak berangkat meninggalkan Blambangan seorang diri. Esok harinya sepasukan besar prajurit Blambangan yang dipimpin Patih Bajul Sengara menembus masuk wilayah Kadipaten yang sudah ditinggalkan Syekh Maulana Ishak. Tentu saja Patih kecele, walau seluruh isi istana di obrak-abrik dia tidak menemukan Syekh Maulana Ishak yang sangat dibencinya.

Dua bulan kemudian dari rahim Dewi Sekardadu lahir bayi laki yang elok rupanya. Sesungguhnya Prabu Menak Sembuyu dan permaisurinya merasa senang dan bahagia melihat kehadiran cucunya yang montok dan rupawan itu. Bayi itu lain dari pada yang lain, wajahnya mengeluarkan cahaya.

Lain halnya dengan Patih Bajul Sengara. Dibiarkannya bayi itu mendapat limpahan kasih sayang keluarga istana selama empat puluh hari. Sesudah itu dia menghasut Prabu Menak Sembuyu. Kebetulan pada saat itu wabah penyakit berjangkit lagi di Blambangan. Maka Patih Bajul Sengara bikin ulah lagi.

"Bayi itu! Benar Gusti Prabu! Cepat atau lambat bayi itu akan menjadi bencana dikemudian hari. Wabah penyakit inipun menurut dukun-dukun terkenal di Blambangan ini disebabkan adanya hawa panas yang memancar dari jiwa bayi itu!" kilah Patih Bajul Sengara dengan alasan yang dibuat-buat.

Sang Prabu tidak cepat mengambil keputusan, dikarenakan dalam hatinya dia terlanjur menyukai kehadiran cucunya itu, namun sang Patih tiada bosan-bosannya menteror dengan hasutan dan tuduhan keji akhimya sang Prabu terpengaruh juga.

Walau demikian tiada lega juga dia memerintahkan pernbunuhan atas cucunya itu secara langsung. Bayi yang masih berusia empat puluh hari dimasukkan ke dalam peti dan diperintahkan untuk dibuang ke samodra.

JOKO SAMODRA
Pada suatu malam ada sebuah perahu dagang dari Gresik melintasi Selat Bali. Ketika perahu itu berada ditengah-tengah Selat Bali tiba-tiba terjadi keanehan. perahu itu tidak dapat bergerak, maju tak bisa mundurpun tak bisa.

Nahkoda memerintahkan awak kapal untuk memeriksa sebab-sebab kemacetan itu. mungkinkah perahunya membentur batu karang. Setelah diperiksa ternyata perahu itu hanya rnenabrak sebuah peti berukir indah, seperti peti milik kaum bangsawan yang digunakan menyimpan barang berharga. Nahkoda memerintahkan mengambil peti itu. Diatas perahu peti itu dibuka. semua orang terkejut karena didalamnya terdapat seorang bayi mungil yang bertubuh montok dan rupawan. Nahkoda merasa gembira dapat menyelamatkan jiwa si bayi mungil itu, tapi juga mengutuk orang yang tega membuang bayi itu ke tengah lautan, sungguh orang yang tidak berperikemanusiaan.

Nahkoda kemudian memerintahkan awak kapal untuk melanjutkan pelayaran ke Pulau Bali. Tapi perahu tak dapat bergerak maju. Ketika perahu diputar dan diarahkan ke Gresik ternyata perahu melaju dengan pesatnya.

Dihadapan Nyai Ageng Pinatih, janda kaya pemilik kapal berkata sambil membuka peti itu.
"Peti inilah yang menyebabkan kami kembali dalam waktu secepat ini. Kami tak dapat meneruskan pelayaran ke Pulau Bali," kata sang nahkoda.
"Bayi? Bayi siapa ini ?" gumam Nyai Ageng Pinatih sembari mengangkat bayi itu dari dalam peti.
"Kami menemukannya ditengah samudra selat Bali," jawab nahkoda kapal.

Bayi itu kemudian mereka serahkan kepada Nyai Ageng Pinatih untuk diambil sebagai anak angkat. Memang sudah lama dia menginginkan seorang anak. Karena bayi itu ditemukan di tengah samodra maka Nyai Ageng Pinatih kemudian memberinya nama Joko Samodra. Ketika berumur 11 tahun, Nyai Ageng Pinatih mengantarkan Joko Samodra untuk berguru kepada Raden Rahmat atau Sunan Ampel di Surabaya. Menurut beberapa sumber mula pertama Joko Samodra setiap hari pergi ke Surabaya dan sorenya kembali ke Gresik. Sunan Arnpel kemudian menyarankan agar anak itu mondok saja di pesantren Ampeldenta supaya lebih konsentrasi dalam mempelajari agama Islam.

Pada suatu malam, seperti biasa Raden Rahmat hendak mengambil air wudhu guna melaksanakan shalat tahajud, mendo'akan murid-muridnya dan mendo'akan ummat agar selamat di dunia dan akhirat. Sebelum berwudhu Raden Rahmat menyempatkan diri melihat-lihat para santri yang tidur di asrama. Tiba-tiba Raden Rahmat terkejut. Ada sinar terang memancar dari salah seorang santrinya. Selama beberapa saat beliau tertegun, sinar terang menyilaukan mata, untuk mengetahui siapakah murid yang wajahnya bersinar itu maka Sunan Ampel memberi ikatan pada sarung murid itu.

Esok harinya, sesudah shalat subuh. Sunan Ampel memanggil murid-muridnya itu.
"Siapa kah diantara kalian yang waktu bangun tidur kain sarungnya ada ikatan?" tanya Sunan Ampel.
"Saya Kanjeng Sunan" acung Joko Samodra.

Melihat yang mengacungkan tangan Joko Samodra. Sunan Ampel makin yakin bahwa anak itu pastilah bukan anak sembarangan. Kebetulan pada saat itu Nyai Ageng Pinatih datang untuk menengok Joko Samodra, kesempatan digunakan Sunan Ampel untuk bertanya lebih jauh tentang asal-usul Joko Samodra,

Nyai Ageng Pinatih menjawab sejujur-jujurnya, Bahwa Joko Samodra di temukan di tengah selat Bali ketika masih bayi. Peti yang digunakan untuk membuang bayi itu hingga sekarang masih tersimpan rapi di rumah Nyai Ageng Pinatih.

Teringat pada pesan Syekh Maulana Ishak sebelum berangkat kenegeri Pasai maka Sunan Ampel kemudian mengusulkan pada Nyai Ageng Pinatih agar nama anak itu diganti dengan nama Raden Paku. Nyai Ageng Pinatih menurut saja apa kata Sunan Ampel, dia percaya penuh kepada Wali besar yang sangat dihormati masyarakat bahkan juga masih terhitung seorang Pangeran Majapahit.

Raden Paku
Sewaktu mondok di pesantren Ampeldenta. Raden Paku sangat akrab bersahabat dengan putra Raden Rahmat yang bernama Raden Makdum Ibrahim. Keduanya bagai saudara kandung saja, saling menyayangi dan saling mengingatkan. Setelah berusia 16 tahun, kedua pemuda itu dianjurkan untuk menimba pengetahuan yang lebih tinggi di Negeri Seberang sambil meluaskan pengalaman.

"Di Negeri Pasai banyak orang pandai dari berbagai negeri. Disana juga ada ulama besar yang bergelar Syekh Awwallul Islam. Dialah ayah kandungmu yang nama aslinya adalah Syekh Maulana Ishak. Pergilah kesana tuntutlah ilmunya yang tinggi dan teladanilah kesabarannya dalam mengasuh para santri dan berjuang menyebarkan agama Islam. Hal itu akan berguna kelak bagi kehidupanmu di masa yang akan datang."

Pesan itu dilaksanakan oleh Raden Paku dan Raden Makdum Ibrahim. Dan begitu sampai di negeri Pasai keduanya disambut gembira, penuh rasa haru dan bahagia oleh Syekh Maulana Ishak ayah kandung Raden Paku yang tak pernah melihat anaknya sejak bayi. Raden Paku menceritakan riwayat hidupnya sejak masih kecil ditemukan di tengah samudra dan kemudian diambil anak angkat oleh Nyai Ageng Pinatih dan berguru kepada Sunan Ampel di Surabaya. Sebaliknya Syekh Maulana Ishak kemudian menceritakan pengalamannya di saat berdakwah di Blambangan sehingga terpaksa harus meninggalkan istri yang sangat dicintainya.

Raden Paku menangis sesenggukan mendengar kisah itu. Bukan menangisi kemalangan dirinya yang telah disia-siakan kakeknya yaitu Prabu Menak Sembuyu tetapi memikirkan nasib ibunya yang tak diketahui lagi tempatnya berada. Apakah ibunya masih hidup atau sudah meninggal dunia. Di negeri Pasai banyak ulama basar dari negara asing yang menetap dan membuka pelajaran agama Islam kepada penduduk setempat. Hal ini tidak disia-siakan oleh Raden Paku dan Maulana Makdum Ibrahim. Kedua pemuda itu belajar agama dengan tekun, baik kepada Syekh Maulana Ishak sendiri maupun kepada guru-guru agama lainnya.

Ada yang beranggapan bahwa Raden Paku dikaruniai ilmu laduni yaitu ilmu yang langsung berasal dari Tuhan, sehingga kecerdasan otaknya seolah tiada bandingnya. Disamping belajar ilmu Tauhid rnereka juga mempelajari Tasawuf dari ulama Iran, Bagdad dan Gujarat yang banyak menetap di negeri Pasai.

Ilmu yang dipelajari itu berpengaruh dan menjiwai kehidupan Raden Paku dalam perilakunya sehari-hari sehingga kentara benar bila ia mempunyai ilmu tingkat tinggi, ilmu yang sebenarnya hanya pantas ulama yang berusia lanjut dan berpengalaman. Gurunya kemudian memberinya gelar Syekh Maulana A'inul Yaqin.

Setelah tiga tahun berada di Pasai, dan masa belajar itu sudah dianggap cukup oleh Syekh Maulana Ishak, kedua pemuda itu diperintahkan kembali ke Tanah Jawa. Oleh Ayahnya, Raden Paku diberi sebuah bungkusan kain putih berisi tanah.
"Kelak, bila tiba masanya dirikanlah Pesantren di Gresik, carilah tanah yang sama betul dengan tanah dalam bungkusan ini disitulah kau membangun Pesantren,'' demikian pesan ayahnya.

Kedua pemuda itu kemudian kembali ke Surabaya Melaporkan segala pengalamannya kepada Sunan Ampel. Sunan Ampel memerintah Makdum Ibrahim berdakwah di daerah Tuban. Sedang Raden Paku diperintah pulang ke Gresik kembali ke ibu angkatnya yaitu Nyai Ageng Pinatih.

Membersihkan Diri
Pada usia 23 tahun,Raden Paku diperintah oleh ibunya untuk mengawal barang dagangan ke Pulau Banjar atau Kalimantan. Tugas ini diterimanya dengan senang hati. Nahkoda kapal diserahkan kepada pelaut kawakan yaitu Abu Hurairah. Walau pucuk pimpinan berada di tangan Abu Hurairah tapi Nyai Ageng Pinatih memberi kuasa pula kepada Raden Paku untuk ikut memasarkan dagangan di Pulau Banjar.

Tiga buah kapal berangkat meninggalkan pelabuhan Gresik dengan penuh muatan. Biasanya, sesudah dagangan itu terjual habis di Pulau Banjar maka Abu Hurairah diperintah membawa barang dagangan dari Pulau Banjar yang sekiranya laku di Pulau Jawa, seperti rotan, damar emas dan lain-lain. Dengan demikian keuntungan yang diperolah menjadi berlipat ganda. Tapi kali ini tidak, sesudah kapal merapat dipelabuhan Banjar, Raden Paku membagi-bagikan barang dagangan dari Gresik itu secara gratis kepada penduduk setempat.

Tentu saja hal ini membuat Abu Hurairah menjadi cemas. Dia segera memprotes tindakan Raden Paku. "Raden...kita pasti akan mendapat murka Nyai Ageng Pinatih Mengapa barang dagangan sita Mbedkan secara cuma-cuma?" kata si Abu Hurairah.
"Jangan kuatir Paman." kata Raden Paku. 
"Tindakan saya ini sudah tepat. Penduduk Banjar pada saat ini sedang dilanda musibah. Mereka dilanda kekeringan dan kurang pangan. Sedangkan ibu sudah terlalu banyak mengambil keuntungan dari mereka. Sudahkah ibu memberikan hartanya dengan membayar zakat kepada mereka?"
"Saya kira belum, nah sekaranglah saatnya ibu mengeluarkan zakat untuk membersihkan diri."
"Itu diluar wewenang saya Raden," kata Abu Hurairah.
"Jika kita tidak memperoleh uang lalu dengan apa kita mengisi perahu supaya tidak oleng dihantam ombak dan badai," kata Abu Hurairah.

Raden Paku terdiam beberapa saat. Dia sudah maklum bila dagangan habis biasanya Abu Hurairah akan mengisi kapal atau perahu dengan barang dagangan dari Kalimantan. Tapi sekarang tak ada uang dengan apa dagangan Pulau Banjar akan dibeli.

"Paman tak usah risau." kata Raden Paku dengan tenangnya.
"Supaya kapal tidak oleng isilah karung-karung kita dengan batu dan pasir."
Memang benar mereka dapat berlayar hingga di pantai Gresik dalam keadaan selamat. Tapi hati Abu Hurairah menjadi kebat-kebit sewaktu berjalan meninggalkan kapal untuk menghadap Nyai Ageng Pinatih

Dugaan Abu Hurairah memang tepat Nyai Ageng Pinatih terbakar amarahnya demi mendengar perbuatan Raden Paku yang dianggap tidak normal itu.

"Sebaiknya ibu lihat lebih dahulu pinta Raden Paku." 
"Sudah, jangan banyak bicara, buang saja pasir dan batu itu. Hanya mengotori karung-karung kita saja!" hardik Nyai Ageng Pinatih.

Tapi ketika awak kapal membuka karung-karung itu mereka terkejut. Karung-karung itu isinya berubah menjadi barang-barang dagangan yang biasa mereka bawa dari Banjar, seperti rotan, damar, kain dan emas serta intan. Bila ditaksir harganya lebih besar ketimbang barang dagangan yang disedekahkan kepada penduduk Banjar.

Perkawinan Raden Paku
Alkisah, ada seorang bangsawan Majapahit bernama Ki Ageng Supa Bungkul. Ia mempunyai sebuah pohon delima yang aneh didepan pekarangan rumahnya. Setiap kali ada orang hendak mengambil buah delima yang berbuah satu itu pasti mengalami nasib celaka, kalau tidak ditimpa penyakit berat tentulah orang tersebut meninggal dunia. Suatu ketika Raden Paku tanpa disengaja lewat di depan pekarangan Ki Ageng Bungkul. Begitu dia berjalan di bawah pohon delima tiba-tiba buah pohon itu jatuh mengenai kepala Raden Paku.

Ki Ageng Bungkul tiba-tiba muncul mencegat Raden Paku, dan ia berkata, "Kau harus kawin dengan putriku, Dewi Wardah."

Memang, Ki Ageng Bungkul telah mengadakan sayembara, siapa saja yang dapat memetik buah delima itu maka ia akan dijodohkan dengan putrinya yang benama Dewi Wardah. Raden Paku bingung menghadap hal itu. Maka peristiwa itu disampaikan kepada Sunan Ampel

"Tak usah binggung, Ki Ageng Bungkul itu seorang muslim yang baik. Aku yakin Dewi Wardah juga seorang muslimah yang baik. Karena hal itu sudah menjadi niat Ki Ageng Bungkul kuharap kau tidak mengecewakan niat baiknya itu." demikian kata Sunan Ampel.
"Tapi bukankah saya hendak menikah dengan putri Kanjeng Sunan yaitu dengan Dewi Murtasiah?" ujar Raden Paku.
"Tidak mengapa?" kata Sunan Ampel.
"Sesudah melangsungkan akad nikah dengan Dewi Murtasiah,selanjutnya kau akan melangsungkan perkawinanmu dengan Dewi Wardah."

Itulah liku-liku perjalanan hidup Raden Paku. Dalam sehari ia menikah dua kali. Menjadi menantu Sunan Ampel, kemudian menjadi menantu Ki Ageng Bungkul seorang bangsawan Majapahit yang hingga sekarang makamnya terawat baik di Surabaya.

Sesudah berumah tangga, Raden Paku makin giat berdagang dan berlayar antar pulau. Sambil berlayar itu pula beliau menyiarkan agama Islam pada penduduk setempat sehingga namanya cukup terkenal di kepulauan Nusantara.

Lama-lama kegiatan dagang tersebut tidak memuaskan hatinya. Ia ingin berkonsentrasi menyiarkan agama Islam dengan mendirikan pondok Pesantren ia pun minta izin kepada ibunya untuk meninggalkan dunia perdagangan.

Nyai Ageng Pinatih yang kaya raya itu tidak keberatan. Andai kata hartanya yang banyak itu dimakan setiap hari dengan anak dan menantunya rasanya tiada akan habis, terlebih juragan Abu Hurairah orang kepercayaan Nyai Ageng Pinatih menyatakan kesanggupannya untuk mengurus seluruh kegiatan perdagangan miliknya, maka wanita itu ikhlas melepaskan Raden Paku yang hendak mendirikan pesantren.

Mulailah Raden Paku bertafakkur di goa yang sunyi 40 hari 40 malam beliau tidak keluar goa, hanya bermunajat kepada Allah. Tempat Raden Paku bertafakkur itu hingga sekarang masih ada yaitu desa Kembangan dan Kebomas.

Usai bertafakkur teringatlah Raden Paku pada pesan ayahnya sewaktu belajar di Negeri Pasai. Diapun berjalan berkeliling untuk mencari daerah yang tanahnya mirip dengan tanah yang dibawa dari Negeri Pasai.

Melalui desa Margonoto, sampailah Raden Paku di daerah perbukitan yang hawanya sejuk, hatinya terasa damai ia pun mencocokkan tanah yang dibawahnya dengan tanah di tempat itu. Ternyata cocok sekali. Maka di desa Sidomukti itulah ia kemudian mendirikan pesantren. Karena tempat itu adalah dataran tinggi atau gunung maka dinamakanlah Pesantren Giri. Giri dalam bahasa Sansekerta artinya gunung.

Atas dukungan istri-istri dan ibunya juga dukungan spiritual dari Sunan Ampel, tidak begitu lama, hanya dalam waktu tiga tahun Pesantren Giri sudah terkenal ke seluruh Nusantara.

Dimuka telah disebutkan bahwa hanya dalam tempo waktu tiga tahun Sunan Giri berhasil mengelola Pesantrennya hingga namanya terkenal ke seluruh Nusantara.

Menurut Dr. H.J De Graaf, sesudah pulang dari pengembaraannya atau berguru ke Negeri Pasai, ia memperkenalkan diri kepada dunia, kemudian berkekedudukan di atas bukit di Gresik, dan ia menjadi orang pertama yang paling terkenal dari Sunan-sunan Giri yang ada. Di atas gunung tersebut seharusnya ada Istana karena dikalangan rakyat dibicarakan adanya Giri Kedaton (Kerajaan Giri). Murid-murid Sunan Giri berdatangan dari segala penjuru seperti Maluku, Madura, Lombok, Makasar, Hitu dan Ternate. Demikian menurut De Graaf.

Menurut Babad Tanah Jawa murid-murid Sunan Giri itu justru bertebaran hampir di seluruh penjuru benua besar, sepedi Eropa (Rum), Arab, Mesir, Cina dan lain-lain.  Semua itu adalah penggambaran dari nama Sunan Giri sebagai ulama besar yang sangat dihormati orang pada jamannya. Disamping pesantrennya yang besar ia juga membangun masjid sebagai pusat ibadah dan pembentukkan iman ummatnya, Untuk para santri yang datang dari jauh beliau juga membangun asrama yang luas.

Disekitar bukit tersebut sebenarnya dahulu jarang dihuni oleh penduduk dikarenakan sulitnya mendapatkan air.. Tetapi dengan adanya Sunan Giri masalah air itu dapat diatasi. Cara Sunan Giri membuat sumur atau sumber air itu sangat aneh dan gaib hanya beliau seorang yang mampu melakukannya.

Peresmian Masjid Di Demak
Dalam peresmian Masjid Demak, Sunan Kalijaga mengusulkan agar dibuka dengan pertunjukan wayang kulit yang pada waktu itu bentuknya masih wayang beber yaitu gambar manusia yang dibeber pada sebuah kulit binatang.

Usul Sunan Kalijaga ditolak oleh Sunan Giri, karena wayang yang bergambar manusia itu haram hukumnya dalam ajaran Islam, demikian menurut Sunan Giri.

Jika Sunan Kalijaga mengusulkan peresmian Masjid Demak itu dengan membuka pagelaran wayang kulit, kemudian diadakan dakwah dan rakyat berkumpul boleh masuk setelah mengucapkan syahadat, maka Sunan Giri mengusulkan agar masjid Demak diresmikan pada saat hari Jum'at sembari melaksanakan shalat
jamaah Jum'at.

Sunan Kalijaga yang berjiwa besar kemudian mengadakan kompromi dengan Sunan Giri. Sebelumnya Sunan Kalijaga telah merubah bentuk wayang kulit sehingga gambarannya tidak bisa disebut sebagai gambar manusia lagi tetapi mirip karikatur seperti bentuk wayang yang ada sekarang.

Sunan Kalijaga rnembawa wayang kreasinya itu di hadapan sidang para Wali. Karena tak bisa disebut sebagai gambar manusia maka akhimya Sunan Giri menyetujui wayang kulit itu digunakan sebagai media dakwah. Perubahan bentuk wayang kulit itu adalah dikarenakan sanggahan Sunan Giri, karena itu, Sunan Kalijaga memberi tanda khusus pada momentum penting itu. Pemimpin para Dewa dalam pewayangan oleh Sunan Kalijaga penting itu dinamakan Sang Hyang Girinata, yang arti sebenarnya adalah Sunan Giri yang menata.

Maka perdebatan tentang peresmian Masjid Demak sudah diatasi. Peresmian itu akan diawali dengan shalat Jum'at, kemudian diteruskan dengan pertunjukkan wayang kulit yang dimainkan oleh ki Dalang Sunan Kalijaga.

Jasa Jasa Dari Sunan Giri
Jasanya yang terbesar tentu saja perjuangannya dalam menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa bahkan ke Nusantara, baik dilakukannya sendiri sewaktu masih muda sambil berdagang ataupun melalui murid-muridnya yang ditugaskan ke luar pulau. Beliau pernah menjadi hakim dalam parkara pengadilan Syekh Siti Jenar, seorang Wali yang dianggap murtad karena menyebarkan faham Pantheisme dan meremehkan syariat Islam yang disebarkan para Wali lainnya. Dengan demikian Sunan Giri ikut menghambat tersebarnya aliran yang bertentangan dengan faham Ahlussunnah wal jama'ah.

Keteguhannya dalam menyiarkan agama Islam secara murni dan konsekwen membawa dampak positif bagi generasi Islam berikutnya. Islam yang disiarkannya adalah Islam sesuai ajaran Nabi, tanpa dicampuri kepercayaan atau adat istiadat lama. Di bidang kesenian beliau juga berjasa besar, karena beliaulah yang pertama kali menciptakan Asmaradana dan Pucung, beliau pula yang menciptakan tembang dan tembang dolanan anak.anak yang bernafas Islam antara lain Jamuran, Cublak-cublak Suweng, Jithungan dan Delikan.

Diantara permainan anak-anak yang dicintainya ialah sebagai berikut:  Diantara anak-anak yang bermain ada yang menjadi pemburu, dan yang lainnya menjadi obyek buruan. Mereka akan selamat dari kejaran pemburu bila telah berpegang pada tonggal atau batang pohon yang telah ditentukan lebih dulu. Inilah permainan yang disebut Jelungan. Arti permainan tersebut seseorang yang sudah berpegang teguh kepada agama Islam Tauhid maka ia akan selamat dari ajakan setan atau iblis yang dilambangkan sebagai pemburu. Sembari melakukan permainan yang disebut Jelungan itu biasanya anak-anak akan menyanyikan lagu Padhang Bulan.
 "Padhang-padhang bulan. ayo gage dha dolanan,
dolanane na ing latar,
ngalap padhang gilar-gilar
nundhung begog hangetikar."
(Malam terang bulan, marilah lekas bermain, bermain di halaman, mengambil manfaat benderangnya rembulan, mengusir gelap yang lari terbirit birit) 
Maksut lagu dolanan tersebut ialah
Agama Islam telah datang, maka marilah kita segera menuntut penghidupan, di muka bumi ini, untuk mengambil manfaat dari agama lslam agar hilang lenyaplah kebodohan dan kesesatan.

Para Pengganti Sunan Giri
Sunan Giri atau Raden Paku lahir pada tahun 1442, memerintahkan kerajaan Giri selama kurang lebih dua puluh tahun. Mulai tahun 1487 hingga tahun 1506. Sewaktu memerintah Giri Kedaton beliau bergelar Prabu Satmata.

Pengaruh Sunan Giri ini sangat besar terhadap kerajaan-kerajaan Islam di Jawa maupun di luar Jawa. Sebagai bukti adalah adanya kebiasaan bahwa apabila seorang hendak dinobatkan menjadi raja haruslah memerlukan pengesahan dari Sunan Giri.

Giri Kedaton atau Kerajaan Giri berlangsung selama hampir 200 tahun. Sesudah Sunan Giri yang pertama meninggal dunia beliau digantikan anak keturunannya yaitu:
1. Sunan Dalem.
2. Sunan Sedomargi.
3. Sunan Gid Prapen.
4. Sunan Kawis Guwa
5. Panembahan Ageng Giri.
6. Panembahan Mas Witana Sideng Rana.
7. Pangeran Singonegoro (bukan keturunan Sunan Giri)
8. Pangeran Singosari.
Pangeran Singosari ini berjuang gigih mempertahankan diri dari serbuan Sunan Amangkurat II yang dibantu olen VOC dan Kapten Jonker. Sesudah Pangeran Singosari wafat pada tahun 1679, habislah kekuasaan Giri Kedaton. Meski demikian kharisma Sunan sebagai ulama besar, wali terkemuka tetap abadi sepanjang masa.

Kisah Wali Songo Sunan Giri
READ MORE - Kisah Wali Songo Sunan Giri

Kisah Wali Songo Sunan Bonang

Blog DeCocoz kali ini akan berbagi sebuah cerita tentang Sunan Bonang yang diambil dari kumpulan-kumpulan cerita tentang wali-wali yang ada di Indonesia. Dari berbagai sumber disebutkan bahwa Sunan Bonang itu nama aslinya adalah Syekh Maulana Makdum Ibrahim. Putra dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati yang sering disebut Nyai Ageng Manila.
Kisah Wali Songo
Kisah Wali Songo Sunan Bonang
Ada yang mengatakan Dewi Condrowati itu adalah putri dari Prabu Kertabumi. Dengan demikian Raden Makdum adalah salah seorang Pangeran Majapahit.  Karena ibunya adalah putri Raja Majapahit dan ayahnya adalah menantu Raja Majapahit.

Sebagai seorang Wali yang disegani dan dianggap mufti atau pemimpin agama se Tanah Jawa, tentu saja Sunan Ampel mempunyai ilrnu yang sangat tinggi. Sejak kecil, Raden Makdum Ibrahim sudah diberikan pelajaran agama Islam secara tekun dan disiplin.

Sudah bukan rahasia lagi, bahwa latihan atau riadha para Wali itu lebih berat dari pada orang awam. Raden Makdum Ibrahim adalah calon Wali yang besar, maka Sunan Ampel sejak dini juga mempersiapkan sebaik mungkin.

Disebutkan dari berbagai literatur bahwa Raden Makdum Ibrahim dan Raden Paku sewaktu masih remaja meneruskan atau menimba ilmu pelajaran agama Islam hingga ke Tanah seberang, yaitu ke Negeri Pasai. Keduanya menambah pengetahuan kepada Syekh Awwalul Islam atau ayah kandung dari Sunan Giri, juga belajar kepada para ulama besar yang banyak menetap di Negeri Pasai. Seperti ulama ahli tasawuf yang berasal dari Bagdad, Mesir, Arab dan Parsi atau Iran.

Sesudah belajar di Negeri Pasai Raden Makdum Ibrahim dan Raden Paku pulang ke Jawa. Raden Paku kembali ke Gresik, mendirikan pesantren di Giri sehingga terkenal sebagai Sunan Giri. Raden Makdum Ibrahim diperintahkan Sunan Ampel untuk berdakwah di daerah Lasem, Rembang, Tuban.dan daerah Sempadan Surabaya.

Sunan Bonang Bijak Dalam Berdakwah
Dalam berdakwah Raden Makdum Ibrahim ini sering  mempergunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka, yaitu berupa seperangkat gamelan yang disebut Bonang. Bonang adalah sejenis kuningan yang ditonjolkan di bagian tengahnya. Bila benjolan itu dipukul dengan kayu lunak maka timbullah suaranya yang merdu di telinga penduduk setempat.

Lebih-lebih bila Raden Makdum Ibrahim sendiri yang membunyikan alat musik itu, beliau adalah seorang wali yang mempunyai cita rasa seni yang tinggi. sehingga apabila beliau bunyikan pengaruhnya sangat hebat bagi para pendengarnya.

Setiap Raden Makdum Ibrahim membunyikan Bonang pasti banyak penduduk yang datang ingin mendengarkannya. Dan tidak sedikit dari mereka yang ingin belajar membunyikan Bonang sekaligus melagukan tembang tembang ciptaan Raden Makdum Ibrahim. Begitulah siasat Raden Makdum Ibrahim yang dijalankan penuh dengan kesabaran. Setelah rakyat berhasil direbut simpatinya tinggal mengisikan saja ajaran agama Islam kepada rnereka.

Tembang-tembang yang diajarkan Raden Makdum Ibrahim adalah tembang yang berisikan ajaran agama Islam. Sehingga tanpa terasa penduduk sudah mempelajari agama Islam dengan senang hati, bukan dengan paksaan. Murid-murid Raden Makdum Ibrahim ini sangat banyak, baik yang berada di Tuban, Pulau Bawean, Jepara, Surabaya maupun Madura. Karena beliau sedang mempergunakan dalam berdakwah maka masyarakat memberinya gelar Sunan Bonang.
\
Karya Sastra Dari Sunan Bonang
Beliau juga menciptakan karya sastra yang disebut Suluk. Hingga sekarang karya sastra Sunan Bonang itu dianggap sebagai karya yang sangat hebat penuh keindahan dan makna dari kehidupan beragama.

Suluk Sunan Bonang disimpan rapi di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Suluk berasal dari bahasa Arab "Salakattariiqa"  artinya menempuh jalan (tasawwuf) atau tarikat. Ilmunya sering disebut dengan Ilmu Suluk. Ajaran yang biasa disampaikan dengan sekar atau tembang disebut Suluk, sedangkan bila diungkapkan secara biasa dalam bentuk prosa disebut Wirid.

Kuburnya Ada Dua
Sunan Bonang sering berdakwah keliling hingga usia lanjut. Beliau meninggal dunia pada saat berdakwah di Pulau Bawean.

Berita segera tersebar ke seluruh Tanah Jawa. Para murid berdatangan dari segala penjuru untuk berduka cita dan memberikan penghormatan yang terakhir.

Murid-murid yang berada di Pulau Bawean hendak memakamkan jenazah beliau di Pulau Bawean. Tetapi murid-murid yang berasal dari Madura dan Surabaya menginginkan jenazah beliau dimakamkan dekat ayahandanya yaitu Sunan Ampel di Surabaya. Dalam hal memberikan kain kafan pembuingkus jenazah mereka pun tak mau kalah. Jenazah yang sudah dibungkus kain kafan orang Bawean masih ditambah lagi dengan kain kafan dari Surabaya.

Pada malam harinya, orang-orang Madura dan Surabaya menggunakan llmu sirep untuk membikin ngantuk orang-orang Bawean dan Tuban. Lalu mengangkut jenazah Sunan Bonang ke dalam kapal dan hendak dibawa ke Surabaya. Karena tindakannya tergesa-gesa, kain kafan jenazah itu tertinggal satu.

Kapal layar segera bergerak ke arah ke Surabaya .Tetapi ketika berada di perairan Tuban tiba-tiba kapal yang digunakan mengangkut jenazahnya tidak bisa bergerak, sehingga terpaksa jenazah Sunan Bonang dimakamkan di Tuban yaitu di sebelah barat masjid Jami' Tuban.

Sementara kain kafan yang ditinggal di Bawean ternyata juga ada jenazahnya. Orang-orang Bawean pun menguburkannya dengan penuh khidmat.

Dengan demikian ada dua jenazah Sunan Bonang. Inilah mungkin karomah atau kelebihan yang diberikan Allah kepadanya.  Dengan demikian tak ada permusuhan di antara murid-muridnya. Sunan Bonang wafat pada tahun1525. Makam yang dianggap asli adalah yang berada di kota Tuban sehingga sampai sekarang rnakam itu banyak diziarahi orang dari segala penjuru Tanah Air.

Kisah Wali Songo Sunan Bonang
READ MORE - Kisah Wali Songo Sunan Bonang

Kisah Wali Songo Syekh Maulana Malik Ibrahim

Jauh sebelum Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa, sebenarnya sudah ada masyarakat Islam di daerah-daerah pantai utara. Termasuk di daerah Leran. Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya makam seorang wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 475 Hijriyyah atau pada tahun 1082 M.
Kisah Wali Songo
Kisah Wali Songo Syekh Maulana Malik Ibrahim
Jadi, sebelum jaman Wali Songo, Islam sudah ada di Pulau Jawa yaitu daerah Jepara dan Leren. Tetapi Islam pada masa itu belum berkembang secara besar-besaran.

Maulana Malik Ibrahim yang lebih dikenal penduduk setempat sebagai Kakek Bantal itu diperkirakan datang ke Gresik pada tahun 1404 M, beliau berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419.

Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah kerajaan Majapahit. Raja dan rakyatnya kebanyakan masih beragama Hindu atau Budha. Sebagian rakyat Gresik sudah ada yang beragama Islam tetapi masih banyak yang beragama Hindu. Atau bahkan tidak beragama sama sekali.

Dalam berdakwah Kakek Bantal menggunakan cara yang bijaksana dan strategi yang tepat berdasarkan ajaran Al-Qur'an yaitu
"Hendaknya engkau ajak kejalan Tuhanmu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukar pikiran) dengan cara yang sebaik-baiknya." (QS An Nahl 125). 
Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki dan pernah mengembara di Gujarat sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Hindu di Pulau Jawa. Gujarat adalah wilayah negeri Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu.

Di Jawa, Kakek Bantal bukan hanya berhadapan dengan masyarakat Hindu, melainkan juga harus bersabar terhadap mereka yang tak beragama maupun mereka yang terlanjur mengikuti aliran sesat, juga meluruskan iman dari orang-orang Islam yang bercampur dengan kegiatan Musyrik. Caranya beliau tidak langsung menentang kepercayaan mereka yang salah itu melainkan mendekati mereka dengan penuh hikmah, beliau tunjukkan keindahan dan ketinggian akhlak Islam sebagaimana ajaran Nabi Muhammad SAW.

Dari huruf-huruf Arab yang terdapat di batu nisannya dapat diketahui bahwa Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah si Kakek Bantal, penolong fakir miskin, yang dihormati para pengeran dan para sultan ahli tata negara yang ulung, hal itu menunjukkan betapa hebat perjuangan beliau terhadap masyarakat bukan hanya pada kalangan atas melainkan juga pada golongan rakyat bawah yaitu kaum fakir miskin.

Keterangan yang tertulis di makamnya ialah sebagai berikut .
"Inilah makam Almarhum Almaghfur, yang berharap rahmat Tuhan, kebanggaan para Pangeran, sendi para Sultan dan para Menteri, penolong para fakir dan miskin yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan Rahmat-Nya dan keridhaan-Nya, dan dimasukkan ke dalam surga. Telah wafat pada hari Senin 12 Rabiul Awwal tahun 822 H." 
Menurut literatur yang ada, beliau juga ahli pertanian dan ahli pengobatan, Sejak beliau berada di Gresik hasil pertanian rakyat Gresik meningkat tajam. Dan orang-orang sakit banyak yang disembuhkannya dengan daun-daunan tertentu.

Sifatnya lemah lembut, welas asih dan ramah tamah kepada semua orang, baik sesama muslim atau dengan non muslim membuatnya terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani dan dihormati. Kepribadiannya yang baik itulah yang menarik hati penduduk setempat sehingga mereka berbondong-bondong masuk agama Islam dengan suka rela dan menjadi pengikut beliau yang setia,

Sebagai misal, bila beliau menghadapi rakyat jelata yang pengetahuannya masih awam sekali, beliau tidak menerangkan Islam secara njelimet. Kaum bawah tersebut dibimbing untuk bisa mengolah tanah agar sawah dan ladang mereka dapat dipanen lebih banyak lagi, sesudah itu mereka dianjurkan bersyukur kepada yang Memberikan Rejeki, yaitu Allah Swt.

Dikalangan rakyat jelata Syekh Maulana Malik Ibrahim sangat terkenal, terutama dari kalangan kasta rendah. Sebagaimana diketahui agama Hindu rnembagi masyarakat rnenjadi empat kasta, kasta Brahmana, Kasta Ksatria, Waisya dan Sudra. Dari keempat kasta tersebut kasta.Sudra adalah yang paling rendah dan paling ditindas oleh kasta-kasta.yang jauh lebih tinggi. Maka ketika Syekh Maulana Malik Ibrahim menerangkan kedudukan seseorang di dalam Islam, orang-orang Sudra dan Waisya banyak yang tertarik, Syekh Maulana Malik Ibrahim menjelaskan bahwa dalam agama Islam semua. manusia sama sederajat. Orang Sudra boleh saja bergaul dengan kalangan yang lebih atas, tidak dibeda-bedakan. Di hadapan Allah semua manusia adalah sama, yang paling mulia diantara mereka hanyalah yang paling taqwa kepadaNya.

Tagwa itu letaknya dihati, hati yang mengendalikan segala gerak kehidupan manusia untuk berusaha sekuat-kuatnya mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.

Dengan.taqwa itulah manusia akan hidup berbahagia di dunia hingga di akhirat kelak, orang yang bertaqwa, sekalipun dia dari kasta Sudra bisa jadi lebih mulia daripada mereka yang berkasta Ksatria dan Brahmana.

Mendengar keterangan ini, mereka yang berasal dari kasta Sudra dan Waisya merasa lega, mereka merasa dibela dan dikembalikan hakya sebagai manusia utuh sehingga wajarlah meraka berbondong.bondong masuk agama Islam dengan suka cita.

Setelah pengikutnya semakin banyak, beliau kemudian mendirikan masjid untuk beribadah bersama-sama dan mengaji. Dalam membangun masjid ini beliau mendapat bantuan yang tidak sedikit dari Raja Carmain.

Dan untuk mempersiapkan kader ummat yang nantinya dapat meneruskan perjuangan menyebarkan Islam ke seluruh Tanah Jawa dan seluruh Nusantara maka beliau kemudian mendirikan pesantren yang merupakan perguruan Islam, tempat mendidik dan menggembleng para santri sebagai calon mubaligh.

Pendidan Pesantren yang pertama kali di Nusantara itu diilhami oleh kebiasaan masyarakat Hindu yaitu para Bikhu dan Pendeta Brahmana yang mendidik cantrik dan calon pemimpin agama di mandala-mandala mereka.

Inilah salah satu strategi para Wali yang cukup jitu, orang Budha dan Hindu yang mendirikan mandala-mandala untuk menddik kader tidak dimusuhi secara frontal, melainkan beliau-beliau itu mendirikan bentuk Pesantren yang mirip mandala-mandala milik kelompok Hindu dan Budha tersebut untuk menjaring ummat. Dan ternyata hasilnya sungguh memuaskan, dari pesantren Gresik kemudian muncul para mubaligh yang menyebar ke seluruh Nusantara.

Tradisi Pesantren tersebut berlangsung hingga di jaman sekarang. Dimana para ulama menggodok calon rnubaligh di pesantren yang diasuhnya.

Bila orang bertanya sesuatu masalah agama kepada beliau maka beliau tidak menjawab dengan berbelit-belit melainkan dijawabnya dengan mudah dan gamblang sesuai dengan pesan Nabi yang menganjurkan agama disiarkan dengan mudah, tidak dipersulit, ummat harus dibuat gembira, tidak ditakut-takuti.

Seperti tersebut dalam buku History of Java karangan Sir Stamford Raffles, pada suatu hari Syekh Maulana Malik Ibrahim ditanya:
"Apakah yang dinamakan Allah itu?
Beliau tidak menjawab bahwa Allah itu adalah Tuhan yang memberikan pahala surga hamba Nya yang berbakti dan menyiksa sepedih-pedihnya bagi hamba yang membangkang kepada Nya. Jawabannya cukup singkat dan jelas yaitu,
''Allah adalah Zat yang diperlukan ada Nya."

Dua tahun sudah Syekh Maulana Malik Ibrahim berdakwah di Gresik, beliau tidak hanya membimbing ummat untuk mengenal dan mendalami agama Islam, melainkan juga memberikan pengarahan agar tingkat kehidupan rakyat Gresik menjadi lebih baik. Beliau pula yang mempunyai gagasan mengalirkan air dari gunung untuk mengairi lahan pertanian penduduk. Dengan adanya sistim pengairan yang baik ini lahan pertanian menjadi subur dan hasil panen bertambah banyak, para petani menjadi makmur dan mereka dapat mengerjakan ibadah dengan tenang.

Andai kata Syekh Maulana Malik Ibrahim tidak ikut membenahi dan meningkatkan tarat hidup rakyat Gresik tentulah mereka sukar diajak beribadah dengan baik dan tenang. Sebagaimana sabda nabi bahwa kefakiran menjurus pada kekafiran. Bagaimana mungkin bisa beribadah dengan tenang jika sehari-hari disibukkan dengan urusan sesuap nasi. Inilah resep yang harus ditiru.

TAMU DARI NEGERI CARMAIN.
Ada ganjalan di hati Syekh Maulana Malik Ibrahim, dia telah berhasil mengIslamkan sebagian besar rakyat Gresik. Gresik adalah bagian dari wilayah Majapahit. Kalau seluruh rakyat sudah memeluk Islam sementara Raja Brawijaya penguasa majapahit masih beragama Hindu apakah di belakang hari tidak timbul ketegangan antara rakyat dengan rajanya.

Untuk menghindari hal itu maka Syekh Maulana Malik Ibrahim mempunyai rencana mengajak Raja Brawijaya untuk masuk agama Islam. Hal itu diutarakan kepada sahabatnya yaitu Raja Cermain. Ternyata Raja Cermain juga mempunyai maksud serupa. Sudah lama Raja Cermain ingin mengajak Prabu Brawijaya masuk agama Islam. Pada tahun 1321 M. Raja Cermain datang ke Gresik disertai putrinya yang cantik rupawan. Putri Raja Cermain itu bernama Dewi Sari, tujuannya dalam misi tersebut adalah untuk memberikan bimbingan kepada para putri istana Majapahit mengenal agama Islam.

Bersama Syekh Maulana Malik Ibrahim rombongan dan negen Cermain itu menghadap Prabu Brawijaya. Usaha mereka ternyata gagal. Prabu Brawijaya bersikeras mempertahankan agama lama dengan ucapan yang diplomatis. Bahwa dia bersedia masuk Islam apabila Dewi Sari bersedia dipersuntingnya sebagai istri. Dewi Sari menolak. Tidak ada gunanya masuk Islam bila ditunggangi dengan kepentingan duniawi. Beragama seperti itu hanya akan merusak keagungan agama Islam.

Rombongan dari negeri Cermain lalu kembali ke Gresik. Mereka beristirahat di Leran sembari menunggu selesainya perbaikan kapal untuk berlayar pulang.

Sungguh sayang sekali, selama beristirahat di Leran itu banyak anggota rombongan dari negeri Cermain yang diserang wabah penyakit. Banyak di antara mereka yang tewas, termasuk Dewi Sari.

Kabar kematian Dewi Sari terdengar ke telinga Prabu Brawijaya. Raja yang memang tertarik dan merasa jatuh cinta kepada Dewi Sari itu kemudian menyempatkan diri beserta punggawa kerajaan ke Desa Leran. Brawijaya sang raja Majapahit itu memerintahkan kepada para punggawa kerajaan untuk menggali kubur dan memakamkan Dewi Sari dengan upacara kebesaran. Di desa Leran itulah Dewi Sari dikuburkan.

Setelah rombongan dari negeri Cermain meninggalkan pantai Leran maka Prabu Brawijaya menyerahkan seluruh daerah Gresik kepada Syekh Maulana Malik Ibrahim untuk diperintah sendiri di bawah kedaulatan Majapahit.

Penyerahan adalah siasat dari sang Raja Brawijaya agar rakyat Gresik yang beragama Islam itu tidak memberontak kepada rajanya yang masih beragama Hindu.

Amanat raja Majapahit itu diterima Syekh Maulana Malik Ibrahim dengan suka rela. Sesuai dengan ajaran Islam yang menganjurkan perdamaian walaupun dengan kafir zimmi yaitu orang-orang bukan muslim yang mau hidup berdampingan dengan aman dalam satu negara.

Demkianlah sekilas cerita tentang Syekh Maulana Malik Ibrahim, seorang Wali yang di anggap sebagai ayah dari Wali Songo. Beliau wafat di Gresik pada tahm 882 H atau 1419 M.

Kisah Wali Songo Syekh Maulana Malik Ibrahim
READ MORE - Kisah Wali Songo Syekh Maulana Malik Ibrahim

Kisah Wali Songo Sunan Ampel

Kisah Wali Songo Sunan Ampel

DeCocoz Blog pada malam hari ini akan kembali berbagi untuk anda yang lagi mencari cerita dan juga kisah mengenai wali-wali yang ada di Indonesia. Setelah sebelumnnya menambah artikel dengan judul Kisah Wali Songo Syekh Maulana Malik Ibrahim, kali ini untuk meneruskan dan tambahan tentang wali songo dengan judul artikel Kisah Wali Songo Sunan Ampel. Berikut kisah dan cerita bisa anda baca dibawah ini.

Kisah Wali Songo Sunan Ampel.
Kenalkah anda dengan daerah Bukhara? Bukhara terletak di Samarqand. Sejak dahulu daerah Samarqand di kenal sebagai daerah Islam yang menelorkan ulama-ulama besar seperti sarjana hadist terkenal yaitu Imam Bukhari yang mashur sebagai pewaris hadist sahih.
Wali Songo
Di Samarqand ini ada seorang ulama besar bernama Syekh Jamalluddin Jumadil Kubra, seorang Ahlussunnah bermahzab Syafi'i, beliau mempunyai seorang putra bernam Ibrahim. Karena berasal dari Samarqand maka Ibrahim kemudian mendapat tambahan Samarqandi. Orang Jawa sangat sukar mengucapkan Samarqandi maka mereka hanya menyebutnya sebagai Syekh Ibrahim Asmarakandi.

Syekh Ibrahim Asmarakandi ini diperintah oleh ayahnya yaitu Syekh Jamalluddin Jumadil Kubra untuk berdakwah ke negara-negara Asia. Perintah ini dilaksanakan, dan beliau kemudian diambil menantu oleh raja Cempa, dijodohkan dengan putri raja Cempa yang bernama Dewi Candrawulan.

Negeri Cempa ini menurut sebagian ahli sejarah terletak di Muangthai. Dari perkawinannya dengan Dewi Candrawulan maka Ibrahim Asmarakandi mendapat karunia dua orang putra yaitu Sayyid Ali Rahmatullah dan Sayyid Ali Murtadho. Sedangkan adik Dewi Candrawulan yang bernama Dewi Dwarawati diperistri oleh Prabu Brawijaya Majapahit. Dengan demikian keduanya adalah keponakan Ratu Majapahit dan tergolong putra bangsawan atau pangeran kerajaan. Para Pangeran atau bangsawan kerajaan pada waktu itu mendapat gelar Rahadian yang artinya Tuanku, dalam proses selanjutnya sebutan ini cukup dipersingkat menjadi Raden.

Raja Majapahit sangat senang mendapat istri dari negeri Cempa yang wajahnya dan kepribadiannya sangat memikat hati. Sehingga istri-istri lainnya diceraikan, banyak yang diberikan kepada para adipatinya yang tersebar di seluruh Nusantara. Salah satu contoh adalah istri yang bernama Dewi Kian, seorang putri Cina,  Dewi Kian di ceraikan dan diberikan kepada Ario Damar yang pada saat itu Dewi Kian sedang hamil tiga bulan. Ario Damar tidak diperkenankan menggauli putri Cina itu sampai, si jabang bayi terlahir ke dunia. Bayi dari rahim Dewi Kian itulah yang nantinya bernama Raden Hasan atau lebih terkenal dengan nama Raden Patah, salah seorang murid Sunan Ampel yang menjadi raja di Demak Bintoro.

Kerajaan Majapahit sesudah ditinggal Mahapatih Gajah Mada den Prabu Hayam Wuruk mengalami kemunduran drastis. Kerajaan terpecah belah karena terjadinya perang saudara, dan para adipati banyak yang tak loyal lagi kepada keturunan Prabu Hayam Wuruk yaitu Prabu Brawijaya Kertabhumi.

Pajak dan upeti kerajaan tak banyak yang sampai ke istana Majapahit. Lebih sering dinikmati oleh para adipati itu sendiri. Hal ini menbuat sang Prabu bersedih hati. Lebih-lebih lagi dengan adanya kebiasaan buruk kaum bangsawan dan para pangeran yang suka berpesta pora dan main judi senang mabuk-mabukan. Prabu Brawijaya sadar betul bila kebiasaan semacam itu diteruskan negara akan menjadi lemah dan jika negara sudah kehilangan kekuatan betapa mudahnya bagi musuh untuk menghancurkan Majapahit Raya.

Ratu Dwarawati, yaitu istri Prabu Brawijaya mengetahui kerisauan hati suaminya. Dengan memberanikan diri dia mengajukan pendapat kepada suaminya.
"Saya mempunyai seorang keponakan yang ahli mendidik dalam hal mengatasi kemerosotan budi pekerti, kata ratu Dwarawati.
"Betulkah? tanya sang Prabu.
''Ya, namanya Sayyid Ali Rahmatullah, putra dari kanda Dewi Candrawulan di Negeri Cempa. Bila kanda berkenan saya akan meminta Ramanda Prabu di Cempa Untuk rnendatangkan Ali Rahmatullah ke Majapahit ini."
"Tentu saja aku akan merasa senang bila Rama Prabu di Cempa bersedia mengirimkan Sayyid Ali Rahmatullah ke Majapahit ini." kata Raja Brawijaya.

Maka pada suatu hari diberangkatkanlah utusan dari Majapahit ke negeri Cempa untuk meminta Sayyid Ali Rahmatullah datang ke Majapahit. Kedatangan utusan Majapahit disambut gembira oleh raja Cempa, dan raja Cempa tidak keberatan melepas cucunya ke Majapahit untuk meluaskan pengalaman.

Keberangkatan Sayyid Ali Rahmat ke Tanah Jawa tidak sendirian. Ia ditemani oleh ayah dan kakaknya. Sebagaimana disebutkan di atas, ayah Sayyid Ali Rahmat adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim Asmarakandi dan kakaknya bernama Sayyid Ali Murtadho. Diduga mereka tidak langsung ke Majapahit, melainkan mendarat di Tuban. Tetapi di Tuban, tepatnya di desa Gesikharjo. Syekh Maulana Ibrahim Asmarakandi jatuh Sakit dan meninggal dunia, beliau dimakamkan di desa tersebut yang masih termasuk kecamatan Palang Kabupaten Tuban.

Sayyid Murthado kemudian meneruskan perjalanan, beliau berdakwah keliling ke daerah Nusa Tenggara, Madura dan sampai ke Bima. Di sana beliau mendapat sebutan raja Pandita Bima, dan akhirnya berdakwah di Gresik mendapat sebutan Raden Santri, beliau wafat dan dimakamkan di Gresik. Sayyid Ali Rahmatullah meneruskan perjalanan ke Majapahit menghadap Prabu Brawijaya sesuai permintaan Ratu Dwarawati.

Kapal layar yang ditumpanginya mendarat di Pelabuhan Canggu. Kedatangannya disambut dengan suka cita Oleh Prabu Kertabumi. Lebih-lebih lagi Ratu Dwarawati bibinya sendiri wanita itu memeluknya erat-erat, seolah sedang memeluk Kakak perempuannya yang berada di istana Kerajaan Cempa. Wajah keponakannya itu memang mirip dengan kakak perempuannya.

"Nanda Rahmatullah, bersediakah engkau memberikan pelajaran atau mendidik kaum bangsawan dan rakyat Majapahit agar mempunyai budi pekerti mulia?" tanya sang Prabu setelah Sayyid Rahmatullah beristirahat rnelepas lelah. Dengan sikapnya yang sopan tutur kata halus Sayyid Ali Rahmatullah menjawab.
"Dengan senang hati Gusti Prabu saya akan berusaha sekuat-kuatnya untuk mencurahkan kemampuan saya mendidik mereka.''
"Bagus" sahut sang Prabu.
''Bila demikian kau akan kuberi hadiah sebidang tanah berikut bangunannya di Surabaya. Di sanalah kau akan mendidik para bangsawan dan pangeran Majapahit agar berbudi pekerti"
"Terima saya haturkan Gusti Prabu," jawab Sayyid Alli Rahmatullah. Disebutkan dalam literatur bahwa selanjutnya Sayyid Alli Rahmatullah menetap beberapa hari di istana Majapahit dan dijodohkan dengan salah satu putri Majapahit yang bernama Dewi Candrowati atau Nyai Ageng Manila. Dengan demikian Sayyid Rahmatullah adalah salah seorang Pangeran Majapahit, karena dia adalah menantu raja Majapahit.

Semenjak Sayyid Ali Rahmatullah, diambil menantu Raja Brawijaya maka beliau adalah anggota keluarga kerajaan Majapahit atau salah seorang Pangeran, para Pangeran pada jaman dulu ditandai dengan nama depan Rahadian atau Raden yang berarti Tuanku. Selanjutnya beliau lebih dikenal dengan sebutan Raden Rahmat.

AMPELDENTA
Selanjutnya, pada hari yang telah ditentukan berangkatlah rombongan Raden Rahmat ke sebuah daerah di Surabaya yang kemudian disebut sebagai Ampeldenta.

Rombongan itu melalu desa Krian, Wonokromo terus memasuki Kembangkuning. Selama dalam perjalanan beliau juga berdakwah, kepada penduduk setempat yang dilaluinya. Dakwah yang, pertama kali dilakukannya cukup unik, Beliau membuat kerajinan berbentuk kipas yang terbuat dari akar tumbuh-tumbuhan tertentu dari anyaman rotan. Kipas-kipas itu dibagikan kepada penduduk setempat secara gratis. Para penduduk hanya cukup menukarya dengan kalimah syahadat. Penduduk yang menerima kipas itu merasa sangat senang Terlebih setelah mereka mengetahui kipas itu bukan sembarang kipas, akar yang dianyam bersama rotan itu ternyata berdaya penyembuh bagi mereka yang terkena penyakit batuk dan demam. Dengan cara itu semakin banyak orang yang berdatangan kepada Raden Rahmat. Pada saat demikianlah ia memperkenalkan keindahan agama Islam sesuai tingkat pemahaman mereka.

Cara itu terus dilakukan hingga rombongan memasuki desa Kembangkuning. Pada saat itu wilayah desa Kembangkuning belum seluas sekarang ini. Di sana-sini masih banyak hutan dan digenangi air atau rawa. Dengan karomahnya Raden Rahmat bersama rombongan rnembuka hutan dan mendirikan tempat sembahyang sederhana atau langgar. Tempat sembahyang tersebut sekarang telah diubah menjadi Masjid yang cukup besar dan bagus, dinamakan sesuai dengan nama Raden Rahmat yaitu Masjid Rahmat Kembangkuning.

Di tempat itu pula Raden Rahmat bertemu dan berkenalan dengan dua tokoh masyarakat yaitu Ki Wiryo Sarojo dan Ki Bang Kuning. Kedua tokoh masyarakat itu bersama keluarganya masuk Islam dan menjadi pengikut Raden Rahmat.

Dengan adanya kedua tokoh masyarakat itu, maka semakin mudah bagi Raden Rahmat untuk mengadakan pendekatan kepada masyarakat sekitarnya. Terutama kepada masyarakat yang masih memegang teguh adat kepercayaan lama. Beliau tidak langsung melarang mereka, melainkan memberikan pengertian sedikit demi sedikit tentang pentingnya ajaran ketauhidan. Jika mereka sudah mengenal tauhid atau keimanan kepada Tuhan Pencipta Alam, maka sacara otomatis mereka akan meninggalkan sendiri kepercayaan lama yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Setelah sampai ditempat tujuan, pertama kali yang akan dilakukannya adalah membangun Masjid sebagai pusat ibadah, ini meneladani apa yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW saat pertama kali sampai di Madinah.

Dan karena beliau menetap di desa Ampeldenta, menjadi penguasa daerah tersebut maka kemudian beliau dikenal sebagai Sunan Ampel. Sunan berasal dari .kata Susuhunan, artinya Yang di Junjung Tinggi atau panutan masyarakat setempat. Ada juga yang mengatakan Sunan berasal dari kata Sunu Nan artinya Guru Besar atau Orang Yang Berilmu Tinggi.

Selanjutnya beliau mendirikan pesantren tempat mendidik putra bangsawan dan pangeran Majapahit serta siapa saja yang mau datang berguru kepada beliau.

AJARANNYA YANG TERKENAL
Hasil didikan beliau yang terkenal adalah falsafah Moh Limo atau tidak mau melakukan lima hal tercela yaitu
Moh Main atau tidak mau berjudi.
Moh Ngombe atau tidak mau minum arak atau bermabuk-mabukkan.
Moh Maling atau tidak mau mencuri.
Moh Madat atau tidak mau menghisap candu, ganja dan lain-lainnya.
Moh Madon atau tidak mau berzinah/main perempuan yang bukan istrinya.
Prabu Brawijaya sangat senang atas hasil didikan Raden Rahmat. Raja menganggap agama Islam itu adalah ajaran budi pekerti yang mulia. Maka ketika Raden Rahmat kemudian mengumumkan ajarannya adalah agama Islam maka Prabu Brawijaya tidak menjadi marah, hanya saja ketika dia mengajak untuk rnemeluk agama Islam tidak mau. Ia ingin menjadi Raja Budha yang terakhir di Majapahit.

Raden Rahmat diperbolehkan menyiarkan agama Islam wilayah Surabaya bahkan diseluruh wilayah Majapahit, dengan catatan bahwa rakyat tidak boleh dipaksakan. Raden Rahmatpun memberi penjelasan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama.

SESEPUH WALISONGO
Setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat, maka Sunan Ampel diangkat sebagai sesepuh Wali Songo, sebagai Mufti atau pemimpin agama Islam se Tanah Jawa. Beberapa murid dan putra Sunan Ampel sendiri juga menjadi anggota WaLi Songo, mereka adalah Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kota atau Raden Patah, Sunan Kudus, Sunan Gunungjati.

Raden Patah atau Sunan Kota memang pernah menjadi anggota Wali Songo menggantikan kedudukan salah seorang wali yang meninggal dunia. Dengan diangkatnya Sunan Ampel sebagai sesepuh maka para Wali lain tunduk dan patuh kepada kata-katanya. Termasuk fatwa beliau dalam memutuskan peperangan dengan pihak Majapahit.

Para wali yang lebih muda menginginkan agar tahta Majapahit direbut dalam tempo secepat-cepatnya. Tetapi Sunan Ampel berpendapat bahwa masalah tahta Majapahit tidak perlu diserang secara langsung karena kerajaan Majapahit sesungguhnya sudah keropos dari dalam, tak usah diserang oleh Demak Bintoro pun sebenarnya Majapahit akan segera runtuh. Para wali yang lebih muda menganggap Sunan Ampel terlalu la mban dalam memberikan nasehat kepada Raden Patah.

"Mengapa Ramanda berpendapat demikian?" tanya Raden Patah yang terhitung menantunya sendiri.
"Karena aku tidak ingin di kemudian hari ada orang menuduh Raja Demak Bintoro yang masih putra Raja Majapahit Prabu Kertabumi telah berlaku durhaka yaitu berani menyerang ayahandanya sendiri." jawab Sunan Ampel dengan tenang.
"Lalu apa yang harus saya lakukan?" tanya Raden Patah.
"Kau harus sabar menunggu sembari menyusun kekuatan," ujar Sunan Ampel."  Tak lama lagi Majapahit akan runtuh dari dalam. Diserang adipati lain. 
"Pada saat itulah kau berhak merebut hak warismu selaku putra Prabu Kertabumi." .
"Majapahit diserang adipati lain? Apakah saya tidak berkewajiban membelanya?"

"Inilah ketentuan Tuhan." sahut Sunan Ampel. Waktu kejadiannya masih dirahasiakan. Aku sendiri tidak tahu persis kapan-kah peristiwa itu akan berlangsung. Yang jelas bukan kau adipati yang menyerang Majapah itu."
Sunan Ampel adalah Penasehat Politik Demak Bintoro. Sekaligus merangkap Pemimpin Wali Songo atau Mufti Agama se Tanah Jawa. Maka fatwanya dipatuhi semua orang.

Kekuatiran Sunan Ampel tersebut memang terbukti. kemudian hari ternyata ada orang-orang pembenci Islam memutar balikkan fakta sejarah, mereka menuliskan bahwa Majapahit jatuh diserang oleh Kerajaan Demak Bintoro yang Rajanya adalah putra Raja Majapahit sendiri. Dengan demikian Raden Patah dianggap sebagai Anak Durhaka. Ini dapat anda lihat di dalam Serat Darmo Gandul maupun sejarah yang ditulis Sarjana Kristen pembenci Islam.

Raden Patah dan para wali lainnya akhirnya tunduk patuh pada fatwa Sunan Ampel. Tibalah saatnya Sunan Ampel wafat pada tahun 1478. Sunan Kalijaga diangkat sebagai penasehat bagian politik Demak. Sunan Giri diangkat sebagai pengganti Sunan Ampel sebagai mufti, pemimpin para wali dan pemimpin agama Se-Tanah Jawa. Sesepuh yang selalu dimintai pertimbangannya. Setelah Sunan Giri diangkat sebagai Mufti sikapnya terhadap Majapahit sekarang berubah. Ia menyetujui usul Aliran Tuban untuk memberi fatwa kepada Raden Patah agar menyerang Majapahit.

Mengapa Sunan Giri bersikap demikian?

Karena pada tahun 1478 Kerajaan Majapahit diserang oleh Prabu Rana Wijaya atau Girindrawardhana dari Kadipaten Kediri atau Keling. Dengan demikian sudah tepatlah jika Sunan Giri menyetujui penyerangan Demak atas Majapahit. Sebab pewaris sah tahta kerajaan Majapahit adalah Raden Patah selaku putra Raja Majapahit yang terakhir.

Demak kemudian bersiap-siap menyusun kekuatan. Namun belum lagi serangan dilancarkan, Prabu Rana Wijaya keburu tewas diserang oleh Prabu Udara pada tahun 1498.

Pada tahun 1512, Prabu Udara selaku Raja Majapahit merasa terancam kedudukannya karena melihat kedudukan Demak yang didukung Giri Kedaton semakin kuat dan mapan. Prabu Udara kuatir jika terjadi peperangan akan menderita kekalahan, maka dia minta bekerja sama dan minta bantuan Portugis di Malaka. Padahal Putra mahkota Demak yaitu Pati Unus pada tahun 1511 telah menyerang Portugis di Malaka. Sejarah telah mencatat bahwa Prabu Udara telah mengirim utusan ke Malaka untuk menemui Alfonso d'Albuquerque untuk menyerahkan hadiah berupa 20 genta (gamelan), sepotong kain panjang bernama "Beirami" tenunan Kambayat, 13 batang lembing yang ujungnya berbesi dan sebagainya. Maka tidak salah jika pada tahun 1517 Demak menyerang Prabu Udara yang merampas tahta Majapahit secara tidak sah. Dengan demikian jatuhlah Majapahit ke tangan Demak. Seandainya Demak tidak segera menyerang Majapahit tentu bangsa Portugis akan menjajah Tanah Jawa jauh lebih cepat daripada bangsa Belanda. Setelah Majapahit jatuh pusaka kerajaan diboyong ke Demak Bintoro. Termasuk mahkota Rajanya. Raden Patah diangkat sebagai Raja Demak yang pertarna.

Sunan Ampel juga turut membantu mendirikan Masjid Agung Demak yang didirikan pada tahun 1477 M. Salah satu di antara empat tiang utama masjid Demak hingga sekarang masih diberi nama sesuai dengan yang membuatnya yaitu Sunan Ampel.

Beliau pula yang pertama kali menciptakan Huruf Pegon atau Tulisan Arab berbunyi Bahasa Jawa. Dengan huruf pegon ini beliau dapat menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada para muridnya. Hingga sekarang huruf pegon tetap dipakai sebagai bahan palajaran agama Islam kalangan Pesantren.

PENYELAMAT AQIDAH
Sikap Sunan Ampel terhadap adat istiadat lama sangat hati-hati, hal ini didukung deh Sunan Giri dan Sunan Drajad. Seperti yang pernah tersebut dalam permusyawaratan para Wali di masjid Agung Demak. Pada waktu itu Sunan Kalijaga mengusulkan agar adat istiadat Jawa seperti selamatan, bersaji, kesenian wayang dan gamelan dimasuki rasa keIslaman. Mendengar pendapat Sunan Kalijaga tersebut bertanyalah Sunan Ampel.
"Apakah tidak mengkawatirkan dikemudian hari bahwa adat istiadat dan upacara lama itu nanti dianggap sebagai ajaran yang berasal dari agama Islam? jika hal ini dibiarkan nantinya akan menjadi bid'ah?"

Dalam musyawarah itu Sunan Kudus menjawab pertanyaan Sunan Ampel, ''Saya setuju dengan pendapat Sunan Kalijaga, bahwa adat istiadat lama yang masih bisa diarahkan kepada agama Tauhid maka kita akan memberinya warna Islami. Sedang adat dan kepercayaan lama yang jelas-jelas rnenjurus kearah kemusyrikan kita tinggal sama sekali. Sebagai misal,.gamelan dan wayang kulit kita bisa memberinya warna Islam sesuai dengan selera masyarakat. Adapun tentang kekuatiran Kanjeng Sunan Ampel, saya mempunyai keyakinan bahwa di belakang hari akan ada orang yang menyempurnakannya.

Adanya dua pendapat yang seakan bertentangan tersebut sebenarnya mengandung hikmah. Pendapat Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus ada benarnya yaitu agar agama Islam cepat diterima oleh orang Jawa, dan ini terbukti, dikarenakan dua Wali tersebut pandai mengawinkan adat istiadat lama yang dapat ditolerir Islam maka penduduk Jawa banyak yang berbondong-bondong masuk agama Islam. Pada prinsipnya mereka mau menerima Islam lebih dahulu dan sedikit demi sedikit kemudian mereka akan diberi pengertian akan kebersihan Tauhid dalam iman mereka.

Sebaliknya, adanya pendapat Sunan Ampel yang menginginkan Islam harus disiarkan dengan rnurni dan konsekwen juga mengandung hikmah kebenaran yang hakiki, sehingga mental umat semakin berhati-hati menjalankan syariat agama secara benar dan bersih dari segala macam bid'ah. Inilah jasa Sunan Ampel yang sangat besar, dengan peringatan inilah beliau telah menyelamatkan aqidah umat agar tidak tergelincir ke lembah musyrik.

Sunan Ampel wafat pada tahun 1478 M. beliau dimakamkan disebelah barat Masjid Ampel.


MURID-MURID DARI SUNAN AMPEL
Sebagaimana disebutkan di muka murid-murid Sunan Ampel itu banyak sekali, baik dari kalangan bangsawan dan para pangeran Majapahit maupun dari kalangan rakyat jelata. Bahkan beberapa anggota Wali Songo adalah murid-murid beliau sendiri. Kali ini kami tampilkan kisah dua orang murid Sunan Ampel yang makamnya tak jauh dari lokasi Sunan Ampel dimakamkan, yaitu:

Kisah Mbah Soleh Murid Dari Sunan Ampel
Mbah Soleh adalah salah satu dari sekian banyak murid Sunan Ampel yang mempunyai karomah atau keistimewaan luar biasa.

Adalah sebuah keajaiban yang tak ada duanya, ada seorang manusia dikubur hingga sembilan kali. Ini bukan cerita buatan melainkan ada buktinya. Disebelah timur Masjid Agung Sunan Ampel ada sembilan kuburan. Itu bukan kuburan sembilan orang tapi hanya kuburan seorang yaitu murid Sunan Ampel yang bernama Mbah Soleh.

Kisahnya demikian, mbah Soleh adalah tukang sapu masjid Ampel dimasa hidupnya Sunan Ampel. Apabila menyapu lantai masjid sangat bersih sekali sehingga orang yang sujud di masjid tanpa sajadah tidak merasa ada debunya.

Ketika Mbah Soleh wafat beliau dikubur di depan masjid. Ternyata tidak ada santri yang sanggup mengerjakan pekerjaan Mbah Soleh yaitu menyapu lantai masjid dengan bersih sekali. Maka sejak ditinggal Mbah Soleh masjid itupun lantainya menjadi kotor.

Kemudian terucaplah kata-kata Sunan Ampel, ''Bila Mbah Soleh masik hidup tentulah masjid ini menjadi bersih."

Mendadak Mbah Soleh ada di pengimaman masjid sedang menyapu lantai. Seluruh lantaipun sekarang menjadi bersih lagi. Orang-orang pada terheran melihat Mbah Soleh hidup lagi.

Beberapa bulan kemudian mbah Soleh wafat lagi dan dikubur disamping kuburannya dulu. Masjid menjadi kotor lagi,  lalu terucaplah kata-kata Sunan Ampel seperti dulu. Mbah Soleh pun hidup lagi. Hal ini berlangsung beberapa kali sehingga kuburannya ada delapan.

Pada saat kuburan Mbah Soleh ada delapan Sunan Ampel meninggal dunia. Beberapa bulan kemudian Mbah Soleh meninggal dunia, sehingga kuburan Mbah Soleh ada sembilan. Kuburan yang terakhir berada di ujung paling timur. Jika anda sempat berziarah ke makam Sunan Ampel, jangan lupa untuk berziarah di makam Mbah Soleh.

Kisah Mbah Sonhaji Murid Dari Sunan Ampel
Mbah Sonhaji sering disebut Mbah Bolong. Apa pasalnya? Ini bukan gelar kosong atau sekedar olok-olokan. Beliau adalah salah seorang murid Sunan Ampel yang mempunyai karomah luar biasa.
 
Kisahnya demikian, Pada waktu pembangunan masjid Agung Ampel, Sonhaji lah yang ditugasi mengatur tata letak pengimamannya. Sonhaji bekerja dengan tekun dan penuh perhitungan, jangan sampai letak pengimaman masjid tidak menghadap ke arah kiblat. Tapi setelah bangunan pengimaman itu jadi banyak orang yang meragukan keakuratannya.
"Apa betul letak pengimam masjid ini sudah menghadap ke kiblat?" demikian tanya orang yang meragukan pekerjaan Sonhaji.
Sonhaji tidak menjawab, melainkan melubangi dinding pengimaman sebelah barat lalu berkata,
"Lihatlah ke dalam lubang ini, kalian akan tahu apakah pengimaman ini sudah menghadap kiblat atau belum?''

Orang-orang itu segera melihat ke dalam lubang yang dibuat Sonhaji. Ternyata di dalam lubang itu mereka dapat melihat Ka'bah yang berada, di Mekah. Orang-orang pada melongo, terkejut kagum dan akhirnya tak berani meremehkan Sonhaji lagi.

Dan sejak saat itu mereka lebih bersikap hormat kepada Sonhaji, dan mereka memberinya julukan Mbah Bolong.

Nah diatas tadi sedikit gambaran cerita mengenai Kisah Wali Songo Sunan Ampel. Semoga saja cerita kisah diatas bermanfaat bagi kita semua. Nantikan juga update-update terbaru mengenai Dongeng Anak, Kisah Nabi dan yang lainnya.
READ MORE - Kisah Wali Songo Sunan Ampel

Kamis, 30 Mei 2013

Kisah Nabi Nuh A.s

Kisah Nabi Nuh A.s

Senang bertemu anda kembali, nah artikel kali ini masih sambungan dari artikel DeCocoz Blog sebelumnnya mengenai kisah-kisah dari para Nabi dan Rasul pilihan Allah swt. Setelah kisah Nabi Adam A.s dan Nabi Idris A.s sekarang berbagi lagi cerita mengenai sosok dari Nabi Nuh A.s. Mari kita ikuti kisahnnya berikut ini.
Kisah Nabi Nuh
Kisah Nabi Nuh A.s
Nabi Nuh beliau ini adalah keturunan kesembilan dari Nabi Adam A.s. Nabi Nuh menerima Wahyu kenabian dalam masa kekosongan antara dua rasul. Dalam masa kekosongan itu manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama Allah. Mereka kembali menjadi musyrik, meninggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh diutus ke tengah-tengah masyarakat yang sedang menyembah berhala. Berhala itu sebenarnya adalah patung-patung buatan mereka sendiri. Menurut mereka berhala itu mepunyai kekuatan gaib di atas manusia. Dan rnereka rnenamakannya sesuai dengan selera mereka sendiri. Kadang-kadang mereka namakan Wadd dan Suwa kadang Yaguts dan kadang Ya'uq dan Nasr.

Nabi Nuh adalah orang yang cerdas dan sabar. Beliua mengajak kaumnya untuk berpikir dan mengajak kaumnya melihat alam semesta ciptaan Allah SWT. Langit dengan bulan, bintang dan mataharinya. Bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa hewan tumbuhan dan air yang rnengalir. Pergantian siang dan malam. Semua itu menjadi bukti dan tanda kekuasaan dan keEsaan dari Allah SWT.

Nabi Nuh juga memberikan kabar akan adanya ganjaran berupa surga dan kenikmatannya bagi mereka yang beramal shaleh, dan balasan siksa neraka bagi mereka yang membangkang atas perintah Allah, yaitu mereka yang mungkar dan bergelimang dalam dosa dan kemaksiatan. Dakwah Nabi Nuh dilakukan dengan giat siang dan malam. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Beliau termasuk orang yang cerdas, fasih berbicara, tajam pemikirannya, pandai berdiskusi, bersifat sabar dan tenang.

Nabi Nuh diangkat menjadi Rasul ketika beliau berusia 450 tahun dan wafat pada usia 950 tahun, dengan demikian Nabi Nuh berdakwah kepada umatnya selama lima abad atau 500 tahun. Meski demikian pengikut Nabi Nuh yang beriman hanya sedikit yaitu kurang dari seratus orang,. Ummat Nabi Nuh banyak yang ingkar. Jika Nabi Nuh rnengajak beribadah kepada Allah dan menegakkan Tauhid ummatnya selalu menentang dan mengejeknya.

Para pengikut Nabi Nuh kebanyakan hanya para fakir miskin, atau golongan ekonomi yang lemah. Para bangwasan, orang-orang kaya dan terpandang di masyarakat malah banyak yang memusuhinya. Pada suatu ketika, orang-orang kafir hendak menipu Nabi Nuh. Mereka mengatakan bersedia mengikuti Nabi Nuh A.s asalkan Nabi Nuh mau mengusir para pengikutnya yang terdiri dari orang-orang miskin. Namun Nabi Nuh dengan tegas menolak permintaan dari orang-orang kaya tersebut.

Kecerdasan dan kefasihan Nabi Nuh mengalahkan segala hujah orang-orang kafir. Akhirnya orang-orang kafir itu jengkel dan menantang Nabi Nuh. Mereka berkata "Hai Nuh ! Sesungguhnya kamu telah membantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang, bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.''

Nabi Nuh menjawab! "Hanya Allah yang akan mendatangkan adzab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali kali tidak akan dapat melepaskan diri. Tidaklah berrnanfaat nasihatku kepadamu jika Allah ternyata hendak menyesalkanmu. Dia adalah Tuhanmu, Dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan".

Demikian keterlaluannya kaum Nabi Nuh itu rnengingkari ajaran Tuhan. Mereka bahkan mengejek dan menghina Nabi Nuh sebagai orang bodoh dan gila,  namun Nabi Nuh sebagai utusan Allah tetap melaksanakan tugasnya. Dan orang-orang kafir makin keras menentangnya. Mereka bahkan mengancam Nabi Nuh. "Sungguh jika kamu tidak mau berhenti berdakwah, maka kami akan merajammu beramai-ramai."

Nabi Nuh A.s Berputus Asa Dari Kaumnya
Setelah dakwah yang disampaikan menemui jalan buntu. Dan pengikutnya tidak bertambah maka Nabi Nuh mengadukan kaumnya itu kepada Tuhan. Berdo'a Nabi Nuh "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas permukaan bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya rnereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan, selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir."
Allah mengabulkan do'a Nabi Nuh. Allah memberi petunjuk agar Nabi Nuh membuat kapal yang sangat besar. Dengan perahu itu Nabi Nuh dan kaumnya yang beriman akan selamat. Sedang kaumnya yang ingkar akan ditenggelamkan dengan banjir yang sangat besar, sehingga tak seorang pun dari mereka ada yang selamat. Semua akan binasa.

Selagi Nabi Nuh dan pengikutnya membuat kapal di atas bukit kaumnya yang ingkar mengolok-olok dan mengejeknya. "Lihat! Nuh semakin gila saja, masak kemarau panas begini membuat perahu. Di atas bukit lagi. Sungguh dia sudah miring otaknya." Di antara mereka bahkan ada yang berani buang kotoran di dalam kapal yang belurn selesai dibuat itu. Tentu hal itu mereka lakukan ketika Nabi Nuh dan pengikutnya sedang tidak ada di tempat pembuatan kapal. Namun akibatnya perut mereka yang buang kotoran itu menjadi sakit. Tak seorangpun bisa menyembuhkannya. Dengan merengek-rengek mereka minta Nabi Nuh untuk mengobatinya. Nabi Nuh hanya menyuruh mereka membersihkan kapal yang mereka kotori. Sesudah itu mereka pun sembuh dari sakit perutnya.

Banjir Besar Yang Memusnahkan Orang-Orang Kafir
Sesuai dengan wahyu Allah. Nabi Nuh mengajak kaumnya memasuki kapal yang telah selesai dibuat. Nabi Nuh juga rnembawa berbagai pasang binatang dalam kapalnya itu. Tidak berapa lama sesudah Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman memasuki kapal maka langit yang tadinya cerah berubah menjadi hitam. Mendung tampak tebal sekali diiringi angin kencang yang mulai berhembusan. Bersamaan dengan turunnya hujan lebat, air dari dalam bumi memancar pula ke permukaan. Hujan pun turun dengan lebatnya.

Belum pernah ada hujan turun selebat itu. Bagaikan dicurahkan dari atas langit. Rumah-rumah mulai terendam air, angin kencang dan badai menambah kepanikan semua orang.. Dari kejauhan Nabi Nuh melihat salah seorang putranya yaitu Kan'an sedang berlari-lari menuju puncak gunung. Nabi Nuh memanggil anaknya itu. "Hai anakku, kemarilah. Naiklah ke kapalku maka kau akan selamat."
"Tidak ! Aku akan berlari ke atas bukit sana, aku pasti akan selamat !" "Anakku! Pada hari ini tidak seorang pun dapat menyelamatkan diri dari adzab Allah SWT."  Tapi Kan'an dengan sombongnya terus berlari. Ia tak menghiraukan panggilan dari ayahnya sendiri. Ia mengira banjir itu hanya bencana alam biasa yang akan segera reda, maka ia terus berlari mendaki puncak gunung.

Sejarah tentang Nabi Nuh dan kapalnya tersebut membuat peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam "Noah's Ark Ministries International" ingin membuktikannya sehingga mereka selama bertahun-tahun mencari sisa-sisa perahu legendaris tersebut, setelah bertahun-tahun mencari dan meneliti sisa-sisa kapal Nabi Nuh, tepatnya tanggal 26 April 2010 mereka mengumumkan telah menemukan perahu Nabi Nuh di Turki mereka menemukan sisa-sisa kapal Nabi Nuh di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.

Bahkan mereka mengklaim telah masuk dan mengambil foto-foto dari sisa-sisa kapal Nabi Nuh. Menurut para peneliti, specimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah, yang jelas jika kapal yang mereka temukan adalah kapal Nabi Nuh asli maka mereka telah menemukan kapal paling bersejarah yang ada didunia.

Sebenarnya ada beberapa cerita yang menarik sebelum ditemukannya kapal Nabi Nuh tersebut, pada tahun 2006 citra satelit secara detil menunjukan benda mirip kapal yang diduga kapal Nabi Nuh. Itu adalah gunung yang dilapisi salju, bahkan pilot pesawat tempur Turki dalam sebuah misi pemetaan NATO, mengaku melihat benda besar seperti perahu di Dogubayazit, Turki, semoga saja dengan penemuan arkeologi kapal Nabi Nuh tersebut , kita lebih sadar dan yakin akan kebenaran dan kebesaran kekuasaan Allah SWT.

Memang Kan'an tidak mau mengikuti ajaran Nabi Nuh. Ia lebih suka hidup bersama orang-orang kafir, karena itu ia tak mau menumpang kapal Nabi Nuh. Nabi Nuh merasa trenyuh, sedih dan berduka. Bagaimanapun Kan'an adalah putranya sendiri. Maka ia berdo'a kepada Allah agar Kan'an diselamatkan. Namun Allah menolak permintaan Nabi Nuh. Sebab Kan'an itu walaupun putra Nabi Nuh sendiri, ia adalah anak yang durhaka, tidak mau beriman.

Berdasarkan suatu riwayat Kapal yang membawa Nabi Nuh dan para pengikutnya itu berlayar selama 40 hari, sesudah itu banjir mereda. Kapal Nabi Nuh terdampar di sebuah puncak gunung yang dahulu disebut gunung Jody. Ternyata di zaman sekarang yang dimaksud gunung Jody itu ada di wilayah Turki. Para ilmuwan telah menemukan fosil kapal Nabi Nuh tersebut, dengan demikian agama bukanlah dongeng belaka, agama adalah keyakinan yang benar, cerita tentang para nabi dan rasul adalah benar. Nabi Nuh dan pengikutnya diperintahkan turun dari kapalnya. Demikian pula beraneka pasang binatang yang ada didalam kapal.

Dengan demikian binasalah orang-orang kafir yang menentang Nabi Nuh. Hanya para pengikut Nabi Nuh yang hidup dan menempati bumi sebagai penghuninya.

Anda baru saja membaca tentang Kisah Nabi Nuh A.s semoga saja cerita ini bisa membawa manfaat untuk kita semua. Terima Kasih sudah mau singgah di DeCocoz Blog.


READ MORE - Kisah Nabi Nuh A.s

Kisah Nabi Idris A.s

Kisah Nabi Idris A.s

Pagi yang indah sangat cocok untuk menambahi tambahan artikel untuk blog DeCocoz. Setelah sebelumnya update artikel dengan judul Kisah Nabi Adam A.s, nah untuk kali ini saya menambahkan cerita tentang Nabi Idris A.s. Yuk daripada kelamaan baca kalimat pembuka langsung saja ikuti kisahnya dibawah ini.
Kisah Nabi Idris A.s
Nabi Idris adalah merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam A.s. Menurut riwayat Nabi Idris bermukim di Mesir. Berdakwah untuk agama Allah. Mengajarkan tauhid dan beribadah kepada Allah. Serta mernberikan petunjuk kepada pengikutnya agar senantiasa menjalankan kebenaran, menyelamatkan diri dari siksaan akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia.

Konon ia diangkat menjadi Rasul ketika berumur 82 tahun. Di antara beberapa nasihatnya ialah
1. Kesabaran yang disertai keimanan kepada Allah akan membawa kemenangan. 
2. Orang yang bahagia adalah orang yang mawas diri dan mengharap syafaat Allah dengan amalan-amalan shalehnya. 
3. Jangan bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan jangan menuntut sumpah dari orang yang berdusta supaya kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
4. Janganlah mengiri pada orang yang mujur nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya. 
5. Barang siapa melewati kesederhanaan (berlebih-lebihan atau berfoya-foya) tidak sesuatu pun akan dapat memuaskannya.
6. Kehidupan orang itu hendaknya mengandung hikmah.
 
Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Nabi Idris adalah orang yang pertama kali mengajarkan tentang menjahit, menata pakaian, ilmu falak dan tulis menulis dengan pena. Beliau pula yang pertama kali membuat baju perang dalam rangka mempertahankan diri dari serangan orang-orang yang durhaka.  Nabi Idris pula yang pertama kali menjinakkan kuda liar yang semula hidup dihutan sehingga bisa dijadikan kendaraan oleh manusia. Menurut tafsir Ibnu Hatim. Nabi Idris wafat tatkala sedang berada dilangit ke empat dan dibawa oleh malaikat. Tersebut dalam suatu ayat:
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Idris di dalam Al-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat rnembenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke derajat yang tinggi. (Al-Our'an Surat Maryam : 56 - 57). 
Demikian cerdiknya Nabi Idris ini sehingga ia pernah melihat neraka dan surga. Ia ingin menetap di surga namun karena surga itu hanya dihuni setelah hari kiamat maka ia tidak dikenankan tinggal di sana. Maka ia hendak dikembalikan ke dunia. Nabi Idris tidak kembali kedunia karena nyawanya telah dicabut, maka ia memilih tinggal di langit.


Sedikit berbagi cerita dan kisah dari Nabi Idris A.s. Bisa anda baca kisah-kisah menarik laiinya yang ada di blog DeCocoz ini. Semoga cerita Kisah Nabi Idris A.s diatas bermanfaat untuk kita semua.Untuk anda yang lagi mencari dongeng-dongeng untuk anak anda bisa baca di blog ini juga.
READ MORE - Kisah Nabi Idris A.s

Kisah Nabi Adam A.s

Kisah Nabi Adam A.s

Selamat Datang kembali di DeCocoz Blog. Untuk update kali ini akan saya berikan tentang cerita atau kisah dari Nabi dan Rasul. Artikel ini saya kumpulkan dari berbagai sumber dari internet dan buku-buku yang mengulas tentang Kisah para Nabi dan Rasul. Semoga saja artikel ini bisa anda jadikan hikmah positif dan dijadikan contoh yang baik untuk kehidupan anda.
Kisah Nabi Adam
Kisah Nabi Adam A.s
Sebelum Nabi Adam diciptakan. Allah menciptakan alam semesta langit bumi dan segala isinya, gunung, laut, tumbuhan, hewan. Bintang dan Matahari sebagai sumber panas dan buIan sebagai penerang malam. Langit dan bumi oleh Allah diciptakan dalam waktu enam hari atau masa. Sedangkan satu hari atau satu masa di sisi Tuhan sama dengan seribu tahun menurut perhitungan manusia.

Allah Maha Kuasa apabila menghendaki sesuatu cukup berfirman, "Kun" (Jadilah!) maka jadilah apa yang dinginkan-Nya. Demikianlah hanya dalam beberapa hari saja proses penciptaan alam semesta sudah berarti jutaan tahun bagi manusia. Tidak heran jika ilmuwan menemukan fosil yang usianya jutaan tahun.

Asal Mula Malaikat.
Sesudah menciptakan langit dan bumi maka Allah menciptakan makhluk yang bernama malaikat. Malaikat dibuat dari Nur atau cahaya. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang tunduk patuh senantiasa berbakti kepada Allah. Sama sekali tidak pernah durhaka kepada Nya. Malaikat tidak mempunyai nafsu, tidak makan dan tidak tidur, tidak melakukan perbuatan dosa. Tidak berjenis laki-laki atau perempuan dan mempunyai alam tersendiri yaitu alam ghaib yang tidak dapat dilihat manusia.

Asal Mula Jin Dan Iblis
Jin dan Iblis diciptakan dari api yang sangat panas ia mempunyai jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Jin ada yang patuh dan ada yang ingkar kepada perintah Tuhan. Jin yang ingkar dan membangkang perintah Tuhan disebut Iblis dan setan. Iblis dan keturunanya adalah makhluk yang sangat durhaka dan jahat. Tidak ada kebaikannya sama sekali. Pekerjaan Iblis dan setan adalah menggoda manusia agar tersesat dan jatuh dalam lembah dosa. Permintaan Iblis untuk hidup di dunia sampai hari kiamat dikabulkan Allah. Sebab dahulu Iblis adalah makhluk yang pernah patuh kepada AIlah.

Jadi perpanjangan umur bagi Iblis hingga hari kiamat adalah sebagai balasan bagj kebaikannya di masa lalu sebelum diciptakannya Nabi Adam. Setelah Nabi Adam diciptakan oleh Allah, Iblis menjadi makhluk pembangkang, maka ia dikutuk oleh Allah dan diusir dari surga. Kelak setelah hari kiamat Iblis dan setan akan dimasukkan ke dalam neraka bersama orang-orang berdosa dan para pengikutnya. Karena itu Iblis dan setan berusaha mencari teman sebanyak-banyaknya dari kalangan jin dan rnanusia agar menjadi penghuni neraka.

Asal Mula Nabi Adam A.s
Sesudah langit dan bumi, malaikat dan jin atau iblis diciptakan. Maka Allah hendak menciptakan makhluk yang akan diperintah untuk mengelola bumi. Hal itu diutarakan kepada para malaikat.  
"Aku akan menciptakan manusia untuk menjadi pengatur di bumi."
Para malaikat mengira lalai dalam menjalankan tugasnya maka mereka berkata;
"Mengapa Tuhan menciptakan manusia? Bukankah mereka hanya akan berbuat kerusakan di atas bumi. Mereka akan saling bermusuhan dan berbunuhan. Sedangkan kami para malaikat senantiasa patuh dan mengagungkan nama-Mu?"
Untuk melenyapkan kekuatiran para malaikat itu, Allah kemudian berfirman.
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"
Para malaikat bungkam mendengar penegasan Allah itu. Bukankah Allah maha mengetahui atas segala sesuatu?.

Demikianlah Allah kemudian menciptakan Adam dari tanah liat dan lumpur hitam. Setelah terbentuk kemudian dimasukkan roh ke dalamnya. Adam pun kemudian hidup. Bisa berdiri tegak. Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk bersujud atau menghormat kepada Adam. Para Malaikat pun bersujud sebagai pernyataan hormat dan ucapan selamat atas terciptanya Adam. Hanya Iblis yang tidak mau bersujud  ia membangkang perintah Allah.
Allah bertanya, "Apakah yang membuat tidak mau bersujud kepada Adam?"
"Saya lebih baik dari Adam. Engkau ciptakan saya dari api sedang Adam hanya dari segumpal tanah."  kata Iblis menyombongkan diri.
Yang berpendapat api lebih baik daripada tanah adalah Iblis sendiri. Padahal hanya Tuhanlah yang Mahatahu siapa yang lebih mulia diantara mahkluk ciptaan-Nya. Allah sangat murka mendengar jawaban Iblis,
"Hai Iblis keluarlah dari surga. Sungguh tidak patut engkau tinggal disini lagi terkutuklah engkau selama-lamanya!"
Iblis berkata, "Wahai Tuhan! Engkau kutuk dan Engkau usir aku dari surga karena Adam. Saya rela. Tapi kabulkanlah pormohonan saya untuk hidup lama hingga hari kiamat nanti"  Permohonan lblis dikabulkan, ia akan dibiarkan hidup sampai hari kiamat tiba. Iblis kemudian bersumpah,
"Ya, Tuhan karena Engkau telah menghukum saya sebagai yang tersesat; maka saya akan menghalang-halangi Adam dan keturunannya dari jalan-Mu yang lurus. Saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang dari kiri dan dari kanan!"

Itulah sumpah Iblis. Ia bertekad akan menyesatkan Adam dan keturunannya agar mereka menjauhi perintah Tuhan berbuat kekacauan di muka bumi, saling bermusuhan dan berbunuhan satu sama lain.

Allah berfirman, "Untuk melawan segala tipu daya dan akal busukmu, Aku beri manusia senjata yang ampuh. Dengan akal itu Aku bimbing mereka dengan petunjuk-petunjuk (agama). Aku tuntun mereka kejalan yang benar. Dengan akal itu manusia akan mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Siapa yang tidak menggunakan akalnya tentu dapat kau sesatkan. Mereka yang sesat itu, akan mempertang-gung jawabkan perbuatannya pada-Ku di hari kemudian" Mendengar firman Allah, Iblis semakin benci kepada Adam. Ia kemudian mendekati Adam. Diperiksanya seluruh tubuh Adam. Ia ingin mencari titik kelemahan Adam. Akhirnya dapat ditemukannya yaitu nafsu. Nafsu cenderung melakukan perbuatan yang buruk. Bila manusia cenderung menurutkan hawa nafsunya maka sangat mudah bagi Ibliis untuk menjerumuskannya.

Allah kemudian mengajarkan kepada Adam nama-nama benda yang dilihatnya. Dengan demikian Adam mengetahui nama-nama benda yang ada di muka bumi. Itulah pengetahuan pokok yang nanti diperlukannya untuk mengatur dan memelihara bumi. Kepada para malaikat, Allah ingin membuktikan kemampuan manusia untuk mengaturdan memelihara bumi.
Berfirmanlah Allah kepada para malaikat, "Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu" "Maha Suci Engkau ya Allah. Tidak ada yang kami ketahui selain apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Hanya Engkaulah yang mengetahui segala-galanya." kata para malaikat dengan penuh takzim.

"Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama benda-benda itu." firman Allah, Adam kemudian menyebut nama benda-benda yang diketahuinya. Para malaikat kagum. Mereka memberi hormat sehormat-hormatnya. "Bukankah sudah Kukatakan, Aku mengetahui rahasia langit dan bumi? Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui?" firman Allah kepada para malaikat.

Para malaikat lalu memuja dan mengagungkan Allah. Mereka semakin menaruh hormat kepada Adam. Ternyata, Adam telah  mengetahui apa yang belum mereka ketahui. Allah kemudian memberikan Adam sebuah tempat yang nyaman dan sentosa yaitu surga. Tempat itu indah permai. segala kebutuhan hidup telah tersedia. Kebun surga penuh dengan buah-buahan yang rasanya lezat. Air sungainya jernih dan berbau harum. Pohon, tumbuhan dan rumput seperti ditata rapi, teduh dan nyaman sekali. Sebenarnya tempat itu sangat menyenangkan, Adam berkeliling menjelajahi kebun-kebun dan taman-taman, tapi ia merasa kesepian karena tidak mempunyai kawan.

Diciptakannya Ibu Dari Umat Manusia
Adam merasa kesepian karena tak mempunyai teman atau pasangan. Padahal ia melihat semua binatang yang ada di surga itu hidup berpasang-pasangan. Rasa sepi dan sedih membuatnya letih. Adam pun tertidur pulas di bawah pohon yang teduh. Allah Mahatahu. la mengetahui pula yang tergerak di hati Adam yaitu ingin mempunyai teman. Maka selagi Adam tidur, Allah menciptakan manusia lagi yang diambil dari tulang rusuk Adam sendiri. Manusia itu lain jenisnya dengan Adam. Ia adalah seorang wanita. Dan dinamakan Hawa. Ketika Adam bangun dari tidurnya, ia pun terkej ut. Adam mengusap-usap matanya, seakan tak percaya. Ia melihat seseorang duduk di sampingnya. Wanita itu indah, cantik dan menakjubkan.
"Siapakah engkau ? Mengapa berada di sini?" tanya Adam. Dengan tersenyum Hawa menjawab,
"Aku adalah Hawa yang diciptakan untuk menjadi teman hidupmu." Betapa gembira hati Adam mendengar jawaban itu. Ia memuji dan bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan keinginannya sehingga ia tidak merasa kesepan lagi. Hawa telah ditakdirkan menjadi istri Adam. Sepanjang hari mereka bersuka ria di taman surga. Keduanya dapat bersenang-senang sepuas hati. Mereka boleh makan apa saja rnakanan dan buah-buahan yang tersedia di surga. Hanya satu yang di larang oleh Allah yaitu tidak boleh makan buah Khuldi.

Jebakan Dari Iblis
Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan Adam dan keturunannya. Ia berdaya upaya agar Adam terusir dari surga. Pada suatu ketika ia berhasil masuk surga. Kebetulan pada saat itu Adam dan Hawa sedang merasa haus dan lapar, Iblis datang sembari berkata.
"Hai Adam, tampaknya, kau dan istrimu sedang lapar dan haus. Makanlah buah di hadapanmu itu. Lihat, warnanya begitu indah dan segar, baunya pun sangat harum tentu rasanya sangat lezat."  Adam tahu, buah di hadapannya memang tampak lain daripada yang lain. Tapi buah itu adalah buah larangan. Maka ia tak mau memetiknya. Iblis membujuk Hawa, tapi Hawa juga tak berani rnakan buah itu.

Iblis kecewa dan merasa sakit hati. Tapi ia tidak putus asa. Pada suatu saat ia mendekati Adam lagi. Kali ini ia berkata.  
"Mengapa Tuhan melarangmu makan buah ini ? Tak lain agar kalian tidak jadi Malaikat. Sebab jika kalian makan buah itu kalian akan menjadi penghuni kekal di surga ini. Percayalah, aku adalah seorang teman yang memberi nasihat baik."
Pendirian Adam tidak tergoyahkan. Ia tetap tak mau .menuruti godaan Iblis untuk rnakan buah khuldi.

Pada suatu kesempatan Iblis datang lagi. Ia memilih waktu tepat, Adam dan Hawa baru saja berjalan-jalan keliling surga. Mereka kelelahan. Saat itulah lblis berkata;
"Hai Adam, ketahuilah sebenarnya hanya golongan malaikat saja yang boleh makan buah itu. Sebab dengan makan buah itu para malaikat akan mengalami hidup kekal tanpa mengalami kematian."
Adam dan Hawa mulai mendengar perkataan Iblis.
"Kami telah mendengar rahasia Allah sebelum kalian diciptakan." sambung Iblis. "Bahwa kalian takkan hidup lama. Beberapa waktu lagi kalian akan dimatikan. Nah jika kalian ingin hidup kekal abadi di surga ini makanlah buah itu, rasanya sungguh lezat tak ada duanya di surga ini. Sungguh bodoh jika kalian tidak mau menerima nasihatku ini."

Adam Dan Hawa Mulai Tertarik Dengan Bujuk Rayu Iblis
Iblis meneruskan bujukannya, "Aku bersumpah di hadapan kalian. Demi Allah aku sebenarnya hanya memberi nasihat, karena aku merasa kasihan pada kalian berdua. Larangan Tuhan itu tak lain adalah supaya . kalian tidak bisa hidup kekal di surga ini.''
Hawa yang terkena bujukan Iblis itu berkata kepada Adam.
"Rupanya benar ucapan Iblis itu."  Ia telah bersumpah dengan nama Allah.
Hawa yang lemah hatinya kemudian menghampiri pohon buah Khuldi dan memetik buahnya.

Pada saat itu Adam dan Hawa, sedang merasa lelah, haus dan lapar. Terlebih setelah mendengar ucapan Iblis bahwa buah khuldi itu rasanya paling lezat di surga. Keduanya pun lupa pada peringatan Allah. Keduanya lalu memakan buah itu. Rasanya memang lezat hingga keduanya lupa pada larangan Allah.
Allah mencela perbuatan mereka dan berfirman,
"Bukankah Aku telah melarang kamu berdua mendekati pohon itu, dan Aku katakan kepadamu;  Sesungguhnya syetan itu adalah musuhmu yang nyata." 
Adam dan Hawa sangat menyesal. Terlebih setelah memakan buah itu aurat mereka terbuka. Mereka berlarian ke sana ke mari sembari menutupi auratnya dengan dedaunan surga. Mereka sangat malu dan takut mendengar firman Allah. Namun akhirnya Adam dan Hawa sadar bahwa mereka tak mungkin dapat menyembunyikan diri dari hadapan Allah Yang Mahatahu.

Dengan tertunduk malu, menyesal atas dosa yang telah dilakukan Adam berkata,
"Wahai Tuhan Kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu, karena terkena bujukan. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk golongan orang-orang yang merugi."

Adam Dan Hawa Diturunkan Ke Bumi
Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun Taubat Adam dan Hawa diterima, keduanya diampuni Allah tetapi atas kesalahan itu mereka harus keluar dari surga yang penuh kenikmatan. Ini sudah sesuai dengan Kehendak Allah yang memang menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, sebagai penghuni dan pengatur planet bumi.
Maka berfirmanlah Allah :
"Demi kemuliaan-Ku, kamu berdua harus meninggalkan surga ini. Kalian akan turun ke bumi yang telah lama terbentang. Di sana segala kebutuhan hidupmu tersedia, tetapi kalian harus bersusah payah, harus bekerja keras untuk mendapatkannya." 
Selain Adam dan Hawa, Iblis juga diusir dan harus hidup di bumi. Jadi Adam dan Hawa akan hidup bersama Iblis di bumi. Firman Allah
"Turunlah kalian ke bumi. Di bumi kamu hidup, di bumi kamu mati. Dari bumi itu pula kamu akan dibangkitkan. Di atas bumi kelak kamu dan anak cucumu selalu mendapat godaan dan tipu daya Iblis agar anak cucumu celaka dan hidup sengsara. Di sana anak cucumu akan menghadapi perjuangan berat, dari jenis laki-laki akan bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga. Dari jenis perempuan akan mengalami kesakitan di kala melahirkan anak. Namun kamu jangan khawatir, kamu dan anak cucumu akan Ku-beri petunjuk-petunjuk yaitu ajaran-ajaran agama. Barang siapa mengikuti petunjuk-Ku maka ia akan selamat dari godaan Iblis."
Demikianlah, Adam dan Hawa harus turun dari surga. Sewaktu diturunkan kebumi keduanya berada ditempat yang jauh. Konon Adam diturunkan di Tanah Hindia, sedang Hawa di Tanah Arab. Di bumi mereka harus menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan kehidupan. Wajah bumi yang belum tersentuh tangan manusia keadaannya sangat menyeramkan. Gunung-gunung menjulang tinggi, jurang jurang terjal menganga lebar, pohon-pohon raksasa tumbuh berserakan, binatang-binatang buas baik yang besar maupun yang kecil berkeliaran di mana-mana. Untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin dan sengatan serangga, Adam dan Hawa memakai kulit binatang sebagai pakaiannya. Selama bertahun-tahun keduanya saling mencari dan berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Perjalanan yang di tempuh sangat sukar dan penuh bahaya. Derita dan sengsara benar-benar mereka rasakan.

Akhirnya mereka bertemu di Padang ARAFAH setelah saling mencari selama empat puluh tahun. Betapa terharu Adam melihat keadaan istrinya yang telah kepayahan. Sengsara menapak jalan yang sulit dan kejam. Mereka berpelukan, menangis penuh haru. Kini mulailah babak baru bagi kehidupan cikal bakal anak manusia. Adam dan Hawa tinggal di sebuah goa yang besar dan lebar. Goa itu terletak di dataran tinggi sehingga tak gampang diserang binatang buas. Dengan bekal yang telah diberikan Allah, Adam mulai mengelola' alam di sekitarnya. Ia menjinakkan binatang untuk diternakkan, mengolah lahan pertanian dan perkebunan buah-buahan. Tantangan alam yang keras telah menggerakkan akal pikiran Adam agar dapat rnempertahankan kehidupan dengan keadaaan yang lebih baik. Apakah karena kesalahan Nabi Adam sehingga seluruh umat manusia harus menderita hidup di dunia? Bukan ? Nabi Adam memang diciptakan Allah sabagai Kalifah atau pengelola bumi dan isinya. Hanya saja, setelah diciptakan Nabi Adam ditempatkan di surga, setelah itu beliau harus ke tempat tujuannya yaitu bumi.

Namun dari sini kita harus pandai-pandai dan waspada terhadap bujuk rayu Iblis dan setan. Mereka akan berusaha dengan segala macam cara untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Salah satu jurus Iblis yang paling ampuh untuk meruntuhkan iman manusia ialah menjadikan baik sesuatu perbuatan maksiat atau dosa dalam pandangan manusia. Padahal dosa adalah dosa, maksiat adalah maksiat, barang tetap haram ini sudah jelas, jika dilanggar berarti kita menuruti bujukan setan yaitu musuh yang nyata bagi semua umat manusia. Bukan setannya yang nyata tapi ucapan dan perbuatan yang bertentangan dengan agama itulah yang nyata dan dapat dipahami oleh manusia agar menghindarinya.

Kisah Qabil Dan Habil
Waktu terus berlalu. Pada tahun pertama sejak mereka dipertemukan Hawa melahirkan sepasang anak kembar, lelaki dan perempuan. Si lelaki dinamakan Qabil, yang perempuannya dinamakan Iqlima. Pada tahun berikutnya lahir lagi sepasang anak kembar, yaitu Habil dan Labuda. Nabi Adam dan Hawa berharap dari keempat anak pertamanya ini akan menurunkan anak cucu yang berkembang biak rnengisi bumi Allah.

Dibawah asuhan ayah ibunya yang penuh cinta kasih, tumbuhlah keempat anak itu dengan cepatnya. Nabi Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan kasih sayang di antara anak-anaknya. Yang perempuan dididik sesuai dengan kodrat wanita yaitu menolong ibunya dan mengurus rumah tangga dan melakukan hal-hal yang menjadi tugas wanita. Sedang yang laki-laki mencari nafkah sesuai dengan bakat masing-masing. Qabil berusaha dalam bidang pertanian, Habil berusaha di bidang peternakan. Ketika menginjak usia dewasa Allah memberi petunjuk kepada Nabi Adam agar mengawinkan putra putrinya. Qabil dikawinkan dengan adik Habil yang bernama Labuda. Sedang Habil dikawinkan dengan adik Qabil yang bernama Iqlima. Inilah syariat yang telah ditentukan Allah. Cara ini disampaikan Nabi Adam kepada putra-putrinya. Namun Qabil menolaknya mentah-mentah ia tidak mau dikawinkan dengan Labuda yang berwajah jelek, tidak secantik adiknya sendiri yaitu Iqlima.

Rupanya Qabil telah termakan bujukan Iblis, ia lebih memperturutkan hawa nafsu daripada akalnya. Ia tidak mau menerima syariat yang ditetapkan Nabi Adam. Nabi Adam adalah ayah yang bijaksana. Ia terus menasihati Qabil agar menerima keputusan yang berasal dari Allah, namun Qabil tetap menolak. Akhirnya Adam memerintahkan kepada Qabil dan Habil mempersembahkan qurban. Biarlah Allah sendiri yang akan menentukan masalah itu. Maka dengan disaksikan seluruh anggota keluarga Adam. Qabil dan Habil mempersembahkan qurban di atas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya. Ia sengaja memilih hasil gandum dari jenis yang jelek. Sedang Habil mempersembahkan seekor kambing terbaik dan yang paling ia sayangi. Dengan berdebar-debar mereka menyaksikan dari jauh. Tak lama kemudian nampak api besar menyambar kambing persembahan Habil. Sedangkan gandum persembahan Qabil tetap utuh, berarti qurbannya tidak diterima. Qabil sangat kecewa melihat kenyataan itu ia terpaksa menerima keputusan itu. Padahal hatinya tetap tidak mau menerimanya. Maka berlangsunglah perkawinan itu. Qabil dengan Labuda. Habil dengan Iqlima. Hari-hari berlalu. Iblis datang merasuki pikiran Qabil. Ia membisikkan sesuatu. Bahwa jika Qabil dapat membunuh Habil tentulah ia akan dapat mengawini Iqlima yang cantik jetita. Hal ini terus menerus dilakukan oleh Iblis tanpa jemu dan bosan. Pada dasarnya nafsu Qabil memang ingin memiliki Iqlima. maka ia turuti bisikan Iblis itu.

Pada suatu hari, ketika Habil menggembalakan ternaknya di tempat yang sepi. Jauh dari pemukiman Nabi Adam dan Hawa, tiba-tiba tanpa setahu Habil saudaranya itu memukul kepalanya dengan keras sekali. Maka matilah Habil. Inilah pembunuhan pertama atas umat manusia di bumi. Iblis tertawa kesenangan, ia sudah mempunyai teman. Setelah Habil mati, Qabil merasa kebingungan. Diguncang-guncangkan tubuh saudaranya itu, tentu saja tak mau bergerak. Lalu ia bawa ke sana ke mari. Ia benar-benar kacau, tak tahu harus dikemanakan mayat saudaranya itu. Ia merasa menyesal, air matanya berlinangan. Pada saat Qabil kebingungan, Allah memberikan ilham melalui burung Gagak. Ada dua ekor burung Gagak yang berebut hendak mematuk mayat Habil. Burung Gagak itu bertarung. Salah seekor tewas dalam pertarungan. Lalu burung gagak yang masih hidup menggali tanah. Burung gagak yang mati ditarik ke dalam tanah dan ditimbuninya.

Demikianlah, Habil meniru perbuatan burung gagak itu. Ia menggali tanah dan menguburkan mayat saudaranya itu. Namun setelah selesai menguburkan mayat saudaranya, ia tetap merasa gelisah. Apa yang harus dikatakannya kepada bapaknya Nabi Adam. Ia tidak berani pulang. Rasa bersalah membuatnya ketakutan sendiri. Lebih-lebih pada waktu ia melihat ayahnya dari atas bukit datang menghampiri. Qabil makin panik. Ia melarikan diri. Masuk hutan, mendaki gunung dan menuruni jurang.

Nabi Adam dan Hawa merasa sedih atas kejadian itu. Sebab beliau itu hanyalah manusia biasa yang mempunyai hati dan perasaan. Beliau pasrah kepada Allah dan menerimanya sebagai takdir dan kehendak-Nya. Ia bermohon untuk diri dan keluarganya agar dikaruniai kesabaran dan keteguhan iman. Serta bertaubat, beristighfar mohon pengampunan Allah. Selama beberapa tahun Ibu Hawa melahirkan putra-putri kembar. Sehingga anak turunnya demikian banyak.

Maka berkembanglah anak manusia keturunan Nabi Adam. Setelah manusia berkembang demikian banyak, dan Nabi Adam meninggal dunia. Banyak umat manusia yang berpaling dari kebenaran. Untuk mengingatkan manusia dari kelalaian maka Allah mengutus Nabi Idris sebagai Nabi dan Rasul.

Anda telah membaca sebuah kisah cerita mengenai perjalan kejadian awal mula kehidupan manusia dibumi ini. Semoga Kisah Nabi Adam A.s bermanfaat untuk kita semua untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di dunia. Jangan lewatkan cerita dan kisah-kisah yang menarik lainnya yang ada di blog ini.
READ MORE - Kisah Nabi Adam A.s