Jumat, 22 Juli 2011

Timun Emas (Cerita Dari Jawa Tengah)



Dahulu kala hiduplah sepasang suami isteri. Mereka hidup bertani. Sayang sekali mereka tidak dikaruniai anak.

Tak henti-hentinya mereka berdoa agar mendapat seorang anak. Pada suatu hari lewatlah seorang raksasa. Ia mendengar doa mereka. Karena kasihan, ia memberikan sebutir biji ketimun dan menyuruh mereka menanamnya. Ia berpesan, “Ingat, kalian harus mengembalikan anak kalian kepadaku bila nanti ia sudah dewasa.”

Suami istri itu menanam biji ketimun dan merawat tanaman ketimun itu dengan penuh harap.  Pada suatu hari tumbuh sebuah ketimun yang berbeda dengan buah ketimun biasa. Buah ketimun itu tumbuh menjadi sangat besar dan berwarna keemasan. Ketika buah ketimun itu sudah cukup masak, mereka memetiknya dan membelahnya. Di dalam buah ketimun besar itu ada seorang bayi perempuan yang cantik.

Bayi itu mereka beri nama Timun Emas. Ia tumbuh menjadi anak perempuan yang cantik dan cerdas. Walaupun orang tuanya sangat senang, mereka juga khawatir raksasa akan datang dan meminta anak itu kembali.

Timun Emas sekarang berumur lima belas tahun. Ia sudah menjadi gadis remaja yang cantik. Pada suatu hari, raksasa datang. “Petani, sudah saatnya kauberikan anakmu kepadaku.”

“Raksasa,” kata pak tani, “Anakku Timun Emas sedang ke kebun, tunggulah, istriku akan memanggilnya.”

Sementara itu istri petani membekali Timun Emas dengan sebuah kantung kain kecil. “Nak,” katanya, “bawalah ini. Di dalam kantung ini ada benda-benda yang dapat menyelamatkanmu dari sang raksasa. Sekarang kau larilah,” 
katanya sambil mendorong Timun Emas keluar dari pintu belakang.

Raksasa menunggu lama sekali, namun Timun Emas tidak kunjung kembali ke rumah. Akhirnya ia sadar bahwa pasangan suami istri itu membohonginya.
Raksasa mengamati sekelilingnya. Mula-mula ia tidak melihat apa-apa. Kemudian ia melihat semak-semak bergerak-gerak di kejauhan. Lalu ia melihat Timun Emas lari. Raksasa pun segera mengejarnya.

Timun Emas melihat raksasa mendekat. Ia meraba-raba dalam kantung dan menemukan segenggam garam. Ia melemparkan garam itu ke depan raksasa. Tiba-tiba di depan raksasa terbentang laut yang luas. Raksasa menyeberanginya dan dalam sekejab ia sudah mengejar Timun Emas lagi.

Timun Emas mencari-cari dalam kantungnya. Ia menemukan segenggam cabai. Cabai itu ia lemparkan ke depan raksasa dan menjelma menjadi hutan yang lebat. Sulur-sulur tumbuhan menjerat tangan dan kaki raksasa namun ia dapat memutuskannya dan kembali mengejar Timun Emas.

Timun Emas kembali mencari dalam kantungnya, ia menemukan segenggam biji ketimun. Biji-biji itu ia lemparkan ke arah raksasa langsung tumbuh menjadi hutan ketimun dengan buah yang banyak dan ranum. Raksasa tak dapat menahan diri dan langsung memakan semua buah ketimun. Ia pun kekenyangan dan mengantuk. Raksasa tertidur. Timun Emas kembali berlari.

Namun tak lama kemudian raksasa terbangun dan kembali mengejar. Timun Emas mengguncang-guncang kantung pemberian ibunya. Isinya hanya satu benda lagi. Semoga kali ini ia berhasil menyelamatkan diri dari raksasa. Dengan gemetar ia mengeluarkan benda yang ada dalam kantung. Ternyata di tangannya ada segumpal terasi. Dapatkah terasi menyelamatkannya? Ini kesempatannya yang terakhir. Ia pun melemparkan terasi ke depan raksasa. Terasi menjelma menjadi rawa-rawa berlumpur pekat. Raksasa tercebur ke dalam lumpur. Mula-mula ia terbenam sedalam lutut, makin ia bergerak, makin dalam ia tenggelam. Raksasa menjadi marah dan makin berontak. Bukannya terbebas dari lumpur, ia justru tenggelam di dalam lumpur.

Timun Emas menenangkan diri. Ia takut raksasa akan muncul kembali dari dalam kubangan lumpur. Cukup lama ia menunggu, raksasa tidak muncul. Timun Emas pun pulang ke rumah orang tuanya. Mereka sudah terbebas dari ancaman raksasa.


READ MORE - Timun Emas (Cerita Dari Jawa Tengah)

Senin, 11 Juli 2011

SINBAD

Dahulu, di daerah Baghdad, timur tengah, ada seorang pemuda bernama Sinbad yang kerjanya memanggul barang-barang yang berat dengan upah yang sedikit, sehingga hidupnya tergolong miskin. Suatu hari, Sinbad beristirahat di depan pintu rumah saudagar kaya karena sangat lelah dan kepanasan. Sambil istirahat, ia menyanyikan lagu. "Namaku Sinbad, hidupku sangat malang, berapapun aku bekerja dengan memanggul beban di punggung tetaplah penderitaan yang kurasakan." Tak berapa lama muncul pelayan rumah itu, menyuruh Sinbad masuk karena dipanggil tuannya.

"Apakah namamu Sinbad ?", "Benar Tuan". "Namaku juga Sinbad", kata sang saudagar. Ia pun mulai bercerita, "Dulu aku seorang pelaut. Ketika mendengar nyanyianmu, aku sangat sedih karena kau berpikir hanya kamu sendiri yang bernasib buruk, dulu nasibku juga buruk, orangtua ku meninggalkan banyak warisan, tetapi aku hanya bermain dan menghabiskan harta saja. Setelah jatuh miskin aku bertekad menjadi seorang pelaut. Aku menjual rumah dan semua perabotannya untuk membeli kapal dan seisinya. Karena sudah lama tidak menemui daratan, ketika ada daratan yang terlihat kami segera merapatkan kapal. Para awak kapal segera mempersiapkan makan siang. Mereka membakar daging dan ikan. Tiba-tiba , permukaan tanah bergoyang. Pulau itu bergerak ke atas, para pelaut berjatuhan ke laut. Begitu jatuh ke laut, aku sempat melihat ke pulau itu, ternyata pulau tersebut, berada di atas badan ikan paus. Karena ikan paus itu sudah lama tak bergerak, tubuhnya ditumbuhi pohon dan rumput, mirip seperti pulau. Mungkin karena panas dari api unggun, ia mulai bergerak liar.
Mereka yang terjatuh ke laut di libas ekor ikan paus sehingga tenggelam. Aku berusaha menyelamatkan diri dengan memeluk sebuah gentong, hingga aku pun terapung-apung di laut. Beberapa hari kemudian, aku berhasil sampai ke daratan. Aku haus, disana ada pohon kelapa. Kemudian aku memanjatnya dan mengambil buah dan meminum airnya. Tiba-tiba aku melihat ada sebutir telur yang sangat besar. Ketika turun, dan mendekati telur itu, tiba-tiba dari arah langit, terdengar suara yang menakutkan disertai suara kepakan saya yang mengerikan. Ternyata, seekor burung naga yang amat besar.

Setelah sampai disarangnya, burung naga itu tertidur sambil mengerami telurnya. Sinbad menyelinap dikaki burung itu, dan mengikat erat badannya di kaki burung naga dengan kainnya. "Kalau ia bangun, pasti ia langsung terbang dan pergi ke tempat di mana manusia tinggal." Benar, esoknya burung naga terbang mencari makanan. Ia terbang melewati pegunungan dan akhirnya tampak sebuah daratan. Burung naga turun di sebuah tempat yang dalam di ujung jurang. Sinbad segera melepas ikatan kainnya di kaki burung dan bersembunyi di balik batu. Sekarang Sinbad berada di dasar jurang. Sinbad tertegun, melihat disekelilingnya banyak berlian.

Pada saat itu, "Bruk" ada sesuatu yang jatuh. Ternyata gundukan daging yang besar. Di gundukan daging itu menempel banyak berlian yang bersinar-sinar. Untuk mengambil berlian, manusia sengaja menjatuhkan daging ke jurang yang nantinya akan diambil oleh burung naga dengan berlian yang sudah menempel didaging itu. Sinbad mempunyai ide. Ia segera mengikatkan dirinya ke gundukan daging. Tak berapa lama burung naga datang dan mengambil gundukan daging, lalu terbang dari dasar jurang. Tiba-tiba, "Klang! Klang! Terdengar suara gong dan suling yang bergema. Burung naga yang terkejut menjatuhkan gundukan daging dan cepat-cepat terbang tinggi. Orang-orang yang datang untuk mengambil berlian, terkejut ketika melihat Sinbad.

Sinbad menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Kemudian orang-orang pengambil berlian mengantarkan Sinbad ke pelabuhan untuk kembali ke negaranya. Sinbad menjual berlian yang didapatnya dan membeli sebuah kapal yang besar dengan awak kapal yang banyak. Ia berangkat berlayar sambil melakukan perdagangan. Suatu hari, kapal Sinbad dirampok oleh para perompak. Kemudian Sinbad dijadikan budak yang akhirnya dijual kepada seorang pemburu gajah. "Apakah kau bisa memanah?" Tanya pemburu gajah. Sang pemburu memberi Sinbad busur dan anak panah dan diajaknya ke padang rumput luas. "Ini adalah jalan gajah. Naiklah ke atas pohon, tunggu mereka datang lalu bunuh gajah itu". "Baik tuan," jawab Sinbad ketakutan.

Esok pagi, datang gerombolan gajah. Saat itu pemimpin gajah melihat Sinbad dan langsung menyerang pohon yang dinaiki Sinbad. Sinbad jatuh tepat di depan gajah. Gajah itu kemudian menggulung Sinbad dengan belalainya yang panjang. Sinbad mengira ia pasti akan dibunuh atau di banting ke tanah. Ternyata, gajah itu membawa Sinbad dengan kelompok mereka ke sebuah gunung batu. Akhirnya terlihat sebuah air terjun besar. Dengan membawa Sinbad, gajah itu masuk ke dalam air terjun menuju ke sebuah gua. "Ku..kuburan gajah!" Sinbad terperanjat. Di gua yang luas bertumpuk tulang dan gading gajah. Pemimpin gajah berkata,"kalau kau ingin gading ambillah seperlunya. Sebagai gantinya, berhentilah membunuh kami." Sinbad berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Ia pulang dengan memanggul gading gajah dan menyerahkan ke tuannya dengan syarat tuannya tidak akan membunuh gajah lagi. Tuannya berjanji dan kemudian memberikan Sinbad uang.

"Sampai disini dulu ceritaku", ujar Sinbad yang sudah menjadi saudagar kaya. "Aku bisa menjadi orang kaya, karena kerja keras dengan uang itu. Jangan putus asa, sampai kapanpun, apalagi jika kita masih muda," lanjut sang saudagar.
READ MORE - SINBAD

KISAH DZUL QARNAEN

Dalam Quran DzulQarnaen digambarkan sebagai seorang muslim yang soleh.Di masa lalu tradisi Islam memang menyamakan Dzulqarnaen dengan Alexander Agung. Ini dapat dilihat banyak Muslim memakai nama Iskandar.
Yusuf Ali mengindentifikasi Dzul-Qarnain sebagai Alexander Agung :
"Secara pribadi, tidak menyangsikan bahwa Dzul-Qarnain adalah Alexander Agung, Alexander yang historis, dan bukan legenda......................."
Tetapi kenyataan sejarah berbeda dengan pernyataan Quran, kerena Alexander Agung ternyata adalah penyembah berhala. Muslimpun mulai menolak dan mencari figure lain untuk DzulQarnaen misal raja Cyrus dari Persia ??

Meskipun demikian, sebetulnya secara histories, DzulQarnaen cenderung merujuk ke Iskandar Agang. Menurut Ibnu Kathir : penduduk Mekkah pergi ke Ahli Kitab, dan bertanya pertanyaan apa yang harus diberikan kepada Muhammad untuk mengetesnya, dan dijawab oleh ahli kitab untuk menanyakan 3 hal yang salah satunya mengenai Dzul-Qarnaen .Pertanyaan mengenai ZulQarnaen dijawab oleh Muhammad seperti pada ayat Q18:89-90 dan seterusnya.

Kisah ini membuktikan bahwa nama Dzul-Qarnaen sudah dikenal dikalangan Yahudi dan Nasrani . Kedua kelompok orang tsb. tentu saja tidak akan bercerita tentang raja Persia, kerena tidak ada hubungannya (disamping itu Persia juga menindas mereka).

Tapi kenapa Quran yang dipercaya sebagai dari “Allah” , bisa demikian fatal mengatakan Alexander Agung sebagai mukmin ? Apa hubungannya dengan Yahudi dan Nasrani ? Lagi-lagi Kisah Yahudi penyebabnya :

Dalam Midrash Alexander, konon ketika balatentara Alexander Agung hendak memasuki Yudea dan Yerusalem, Imam besar mendapat peringatan melalui mimpi, melihat dirinya sendiri memakai jubah ungu, topi, dan plat emas bertuliskan nama Tuhan.

Ketika Alexander hendak memasuki Yerusalem, ia disambut dengan pakaian kebesaran imam tsb. Alexander tercengang, kerena orang yang perpakaian seperti imam besar tsb. pernah datang melalui mimpinya, dan memintanya untuk tidak menunda menyerang Asia. Setelah mimpi itu Alexander, selalu dapat kemenangan dengan mudah dan mengalahkan Darius (Persia).

Alexander pun takjub dan menghormati Yahweh, serta memberikan hak istimewa dan kebebasan menjalankan ibadah pada kaum Yahudi. Dengan membebaskan kaum Yahudi dari cengkeraman Darius (Persia), Alexander dianggap pembebas, meskipun pada kenyataannya ia adalah pagan dan sama saja dengan Fir'aun. Cerita-cerita Alexander Agung, dan mengenai perjalanannya ke Timur dan Barat menjadi popular dikalangan Yahudi dan Kristen. Salah satu sumber cerita itu adalah tulisan yang didasarkan pada karangan Pseudo-Callisthenes (200BC) .

Jadi kelihatannya kerena Yahudi menghormati Alexander Agung sebagai pembebas, maka Muhammadpun menganggapnya sebagai Mukmin yang soleh. Dan secara fatal fakta sejarah yang salah itu tercantum dalam Quran.
READ MORE - KISAH DZUL QARNAEN

Raja Yang Bodoh

Dahulu kala, ada seorang raja yang pesolek dan sangat suka mengenakan baju-baju baru. Dia banyak menghabiskan waktu hanya untuk memandangi dirinya sendiri di cermin, dan selalu ingin mengenakan baju-baju baru di pagi, siang dan malam hari!! 
Pada suatu hari, datanglah dua orang penipu yang menyamar sebagai pembuat baju yang hebat. Mereka mengaku bahwa mereka pandai menenun dan membuat baju dengan kualitas yang sangat bagus, sampai-sampai kain yang mereka pakai untuk membuat baju tidak akan terlihat, kecuali oleh orang-orang pintar.  

Ketika raja mendengar hal itu, dia sangat tertarik. “Itu bagus, aku bisa tahu siapa saja yang bodoh dan siapa saja yang pintar di kerajaan ini.” Pikirnya. Raja segera memerintah kedua orang itu untuk membuatkan baju baru untuk dirinya, menggunakan bahan kain istimewa itu. Mereka diberi sebuah ruangan khusus di istana, beserta benang-benang emas yang mereka minta. Kedua penipu itu menyembunyikan benang-benang emas yang mereka terima, kemudian berpura-pura sedang bekerja keras untuk membuat sebuah baju. 

Beberapa hari kemudian, raja yang tidak sabar mengutus menteri nya untuk menengok baju istimewa yang sedang dibuat itu. Ketika menteri mengunjungi para penipu yang menyamar itu, ia pun kebingungan. “Aku tidak melihat apa pun disini” pikirnya. Akan tetapi menteri itu tidak mau mengakuinya karena tidak ingin dianggap bodoh. Maka ia pun memuji kedua penipu itu dan mengatakan bahwa baju yang mereka buat sangat indah. Setelah menteri keluar dari ruangan itu, kedua penipu tertawa terbahak-bahak. 

Tak lama kemudian sang raja datang untuk melihat sendiri. Dia berusaha melihat keseluruh ruangan, tapi ia tidak melihat apa pun. Namun, karena tidak ingin dianggap bodoh, raja pun berpura-pura bisa melihat baju yang istimewa itu dan berkata, “Baju yang sangat indah, aku tidak sabar ingin segera memakainya” 

Keesokan harinya adalah hari dimana sang raja akan mengenakan baju barunya pada acara pawai keliling kota. Kedua penipu yang menyamar telah berpamitan dan pergi dengan alasan akan membuatkan baju untuk raja dari kerajaan-kerajaan lain. Tentu saja, mereka tidak lupa membawa benang-benang emas yang telah mereka sembunyikan, beserta uang emas upah membuat baju. 

Saat raja memakai baju barunya, ia tetap saja tidak bisa melihat baju itu, dan ia merasa kedinginan. Tapi karena tidak ingin dibilang bodoh, raja pun berputar-putar di depan cermin dan mengagumi baju barunya, walaupun ia tidak melihat apa-apa. Semua pegawai kerajaan juga mengatakan bahwa baju baru itu sangat indah, karena mereka juga tidak ingin dianggap bodoh.

Seluruh rakyat telah mendengat bahwa raja akan mengenakan baju baru sang spesial hari itu. Saat sang raja muncul, semuanya terkejut. Akan tetapi mereka juga telah mendengar kabar bahwa baju baru yang spesial itu hanya dapat dilihat oleh orang yang pintar saja, dan karena mereka tidak ingin dianggap bodoh, mereka pun berseru-seru memuji sang raja.  

Mendadak terdengar suara anak kecil berteriak, “tetapi, dia kan tidak pakai baju, sang raja telanjang!” Semua terdiam. Raja pun menyadari bahwa anak kecil itu berkata jujur, dan dengan terburu-buru ia berjalan kembali ke istana.

Dongeng anak populer "Raja yang Bodoh", disadur dari berbagai sumber.
READ MORE - Raja Yang Bodoh

Alibaba dan Penyamun

Pada jaman dahulu dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Kedua saudara itu memiliki perbedaan dalam hidupnya. Alibaba hidup dalam kemiskinan dan tinggal di daerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan kayu bakar yang dikumpulkannya. Berbeda dengan kakaknya yang hidup kecukupan, tetapi serakah.

Suatu hari, ketika Alibaba pulang dari mengumpulkan kayu bakar, ia melihat segerombol penyamun yang berkuda. Alibaba segera bersembunyi karena takut dibunuh jika para penyamun melihatnya. Dari tempat persembunyiannya, Alibaba memperhatikan para penyamun sedang sibuk menurunkan harta rampokannya dari kuda mereka. Kepala penyamun tiba-tiba berteriak, "Alakazam ! Buka…..". Pintu gua yang ada di depan mereka tiba-tiba terbuka perlahan-lahan. Setelah itu mereka segera memasukkan seluruh harta rampokan mereka. "Alakazam ! tutup… " teriak kepala penyamun, pintu gua pun tertutup.

Setelah para penyamun tersebut pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat sembunyinya. Ia mendekati pintu gua tersebut dan meniru teriakan kepala penyamun tadi. "Alakazam! Buka….." pintu gua yang terbuat dari batu itu terbuka. "Wah… Hebat!", teriak Alibaba sambil terpana sebentar karena melihat harta yang bertumpuk-tumpuk seperti gunung. "Gunungan harta ini akan Aku ambil sedikit, semoga aku tak miskin lagi, dan aku akan membantu tetanggaku yang kesusahan". Setelah mengarungkan harta dan emas tersebut, Alibaba segera pulang setelah sebelumnya menutup pintu gua. Istri Alibaba sangat terkejut melihat barang yang dibawa Alibaba. Alibaba kemudian bercerita pada istrinya apa yang baru saja dialaminya. "Uang ini sangat banyak… bagaimana jika kita bagikan kepada orang-orang yang kesusahan.." ujar istri Alibaba. Karena terlalu banyak, uang emas tersebut tidak dapat dihitung Alibaba dan istrinya. Akhirnya mereka sepakat untuk meminjam timbangan kepada saudaranya, Kasim. Istri Alibaba segera pergi meminjam timbangan kepada istri Kasim. Karena istri Kasim sangat pencuriga, maka ia mengoleskan minyak yang sangat lengket di dasar timbangan.

Keesokannnya, setelah timbangan dikembalikan, ternyata di dasar timangan ada sesuatu yang berkilau. Istri Kasim segera memanggil suaminya dan memberitahu suaminya bahwa di dasar timbangan ada uang emas yang melekat. Kasim segera pergi ke rumah Alibaba untuk menanyakan hal tersebut. Setelah semuanya diceritakan Alibaba, Kasim segera kembali kerumahnya untuk mempersiapkan kuda-kudanya. Ia pergi ke gua harta dengan membawa 20 ekor keledai. Setibanya di depan gua, ia berteriak "Alakazam ! Buka…", pintu batu gua bergerak terbuka. Kasim segera masuk dan langsung mengarungkan emas dan harta yang ada didalam gua sebanyak-banyaknya. Ketika ia hendak keluar, Kasim lupa mantra untuk membuka pintu, ia berteriak apa saja dan mulai ketakutan. Tiba-tiba pintu gua bergerak, Kasim merasa lega. Tapi ketika ia mau keluar, para penyamun sudah berada di luar, mereka sama-sama terkejut. "Hei maling! Tangkap dia, bunuh!" teriak kepala penyamun. "Tolong… saya jangan dibunuh", mohon Kasim. Para penyamun yang kejam tidak memberi ampun kepada Kasim. Ia segera dibunuh.

Istri Kasim yang menunggu di rumah mulai kuatir karena sudah seharian Kasim tidak kunjung pulang. Akhirnya ia meminta bantuan Alibaba untuk menyusul saudaranya tersebut. Alibaba segera pergi ke gua harta. Disana ia sangat terkejut karena mendapati tubuh kakaknya sudah tergeletak di tanah. Setibanya dirumah, istri Kasim menangis sejadi-jadinya. Dia sangat sedih karena suaminya sudah meninggal dunia. Sebelum Kasim dimakamkan, Alibaba membawa tubuh kakaknya itu ke tabib. Alibaba meminta tabib itu menjahit luka di tubuh kakaknya. Setelah selesai menjahit, Alibaba memberikan upah beberapa uang emas.

Dilain tempat, di gua harta, para penyamun terkejut, karena mayat Kasim sudah tidak ada lagi. "Tak salah lagi, pasti ada orang lain yang tahu tentang rahasia gua ini, ayo kita cari dan bunuh dia!" kata sang kepala penyamun. Merekapun mulai berkeliling pelosok kota. Ketika bertemu dengan seorang tabib, mereka bertanya,"Apakah akhir-akhir ini ada orang yang kaya mendadak ?". "Akulah orang itu, karena setelah menjahit luka mayat, aku menjadi orang kaya". "Apa! Mayat! Siapa yang memintamu melakukan itu?" Tanya mereka. "Tolong antarkan kami padanya!". Setelah menerima uang dari penyamun, si tabib lalu mengantar mereka ke rumah Alibaba. Si penyamun segera memberi tanda silang dipintu rumah Alibaba. "Aku akan melaporkan pada ketua, dan nanti malam kami akan datang untuk membunuhnya," kata si penyamun. Tetangga Alibaba, Morijana yang baru pulang berbelanja melihat dan mendengar percakapan para penyamun.

Malam harinya, Alibaba didatangi seorang penyamun yang menyamar menjadi seorang pedagang minyak yang kemalaman dan memohon untuk menginap sehari dirumahnya. Alibaba yang baik hati mempersilakan tamunya masuk dan memperlakukannya dengan baik. Ia tidak mengenali wajah si kepala penyamun. Morijana, tetangga Alibaba yang sedang berada diluar rumah, melihat dan mengenali wajah penyamun tersebut. Ia berpikir keras bagaimana cara untuk memberitahu Alibaba. Akhirnya ia mempunyai ide, dengan menyamar sebagai seorang penari. Ia pergi kerumah Alibaba untuk menari. Ketika Alibaba, istri dan tamunya sedang menonton tarian, Morijana dengan cepat melemparkan pedang kecil yang sengaja diselipkannya dibajunya ke dada tamu Alibaba.

Alibaba dan istrinya sangat terkejut, sebelum Alibaba bertanya, Morijana membuka samarannya dan segera menceritakan semua yang telah dilihat dan didengarnya. "Morijana, engkau telah menyelamatkan nyawa kami, terima kasih". Setelah semuanya berlalu, Alibaba membagikan uang peninggalan para penyamun kepada orang-orang miskin dan yang sangat memerlukannya.
READ MORE - Alibaba dan Penyamun

Kisah Kancil dan Pak Tani


Seekor kancil hidup di tepi hutan. Ia suka makan buah-buahan, akar-akaran dan tunas pohon. Namun ia lebih menyukai sayuran di ladang pak tani.
Pada suatu hari kancil pergi ke ladang pak tani. Ia melihat ketimun yang sudah siap dipetik. Ia langsung mengambil sebuah dan memakannya. Ia lalu berjalan untuk mengambil sebuah lagi, namun kakinya terkena jerat. Ia meronta dan menarik-narik jerat itu namun tak berhasil melepaskan diri.
Kemudian ia melihat pak tani mendekat. Ia lalu berbaring di tanah dan mengakukan badannya seolah-olah mati.
Pak tani menyentuh tubuh kancil dengan kakinya. Kancil tak bergerak. Pak tani pun melepaskan jerat dari kaki kancil dan melemparkan tubuh kancil ke luar ladang. Begitu tubuhnya menyentuh tanah, kancil melompat dan lari.
Di belakangnya kancil mendengar pak tani berteriak, “Dasar nakal, dia menipuku!”
Beberapa hari kemudian kancil kembali pergi ke ladang. Ia ingin makan ketimun lagi. Ia melihat pak tani berdiri di sudut ladang. Ketika ia perhatikan ternyata itu bukan pak tani tapi orang-orangan sawah.
“Hanya boneka!” kata kancil. “Pak tani bodoh, ia mengira aku takut kepada boneka ini? Akan kutunjukkan betapa takutnya aku!”
Kancil menghampiri orang-orangan sawah itu dan memukulnya keras-keras. Namun tangannya menempel pada orang-orangan sawah. Pak tani telah melumuri boneka itu dengan getah karet yang lengket.
“Lepaskan aku!” kata kancil. Ia meronta-ronta. Kemudian ia mendorong boneka  dengan tangan yang sebelah lagi. Tangan itu juga menempel pada orang-orangan sawah.
Kancil terus meronta, dan akhinya ia mendorong boneka itu dengan kedua kakinya. Kakinya juga menempel. Ia terperangkap.
Kemudian ia melihat pak tani, ia mencoba mencari akal agar dapat meloloskan diri, namun gagal.
“Kau baik sekali mau datang lagi,” kata pak tani.
Ia melepaskan kancil dari orang-orangan sawah dan membawanya pulang. Pak tani mengurung kancil dalam sebuah kandang ayam kosong di halaman rumah.
“Kau tunggu di sini aja,” kata pak tani, “Besok kau akan menjadi makan malam kami.”
Kancil tidak dapat tidur. Ia mencari-cari akal untuk melarikan diri, namun tak satu gagasan pun muncul di kepalanya. Saat matahari terbit, kancil berbaring putus asa.
“Wah, wah, si kancil. Kau tertangkap juga akhirnya!”
Itu suara anjing peliharaan pak tani.
“Apa maksudmu? Pak tani tidak menangkapku.”
“Lalu kenapa kau ada di dalam kandang ayam?”
“Karena tidak ada kamar kosong di rumah. Kau tahu, pak tani mengadakan pesta besok. Aku akan menjadi tamu kehormatan.”
“Kau, tamu kehormatan?” kata anjing. “Aku telah bertahun-tahun mengabdi padanya dan kau cuma pencuri. Seharusnya akulah yang menjadi tamu kehormatan!”
“Benar juga,” kata kancil. “Kalau begitu, kau gantikan aku saja di sini. Jika pak tani melihatmu di sini, kaulah yang akan dijadikan tamu kehormatan.”
“Kau tidak keberatan?” tanya anjing.
“Tentu saja tidak. “
Sang anjing mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada kancil.
Maka anjing itu mengangkat kandang ayam dan membiarkan kancil keluar, kemudian ia sendiri masuk ke dalamnya.
Kancil lari ke tepi hutan. Ia mengamati rumah pak tani. Ia melihat pak tani mendekati kandang ayam dan kemudian ia mendengar pak tani berkata.”Kau anjing bodoh. Kau melepaskan kancil.”
READ MORE - Kisah Kancil dan Pak Tani

Selasa, 05 Juli 2011

Mengapa Nyamuk Menghisap Darah?

Di seluruh dunia ada sekitar 2700 jenis nyamuk. Ada sekitar 100 triliun nyamuk di dunia hari ini.

Hanya beberapa spesies nyamuk menggigit dan menghisap darah manusia dan hewan, itu pun hanya nyamuk betina saja. Nyamuk betina membutuhkan protein darah untuk mematangkan telur dalam rubuh mereka. Nyamuk jantan menghisap cairan tumbuh-tumbuhan.

Seekor nyamuk dapat terbang dengan kecepatan satu setengah kilometer per jam bahkan lebih.
Seekor nyamuk dapat mencium bau manusia atau sapi sejauh 20-35 meter.

Nyamuk sebenarnya tidak menggigit, karena nyamuk tdak dapat membuka rahang mereka. Mereka mempunyai semacam tabung di mulut mereja. Di dalam tabung ini terdapat enam buah jarum yang digunakan untuk menusuk kulit kita. Nyamuk menghisap darah melalui pipa itu seperti kita minum dengan sedotan. Air liur nyamuk mencegah darah membeku, dan menyebabkan rasa gatal di kulit kita.

Kita sering mendengar bahwa beberapa penyakit ditularkan oleh nyamuk seperti Malaria, demam berdarah dengue (DBD). Nyamuk menggigit penderita dan 10 hari kemudian nyamuk itu sudah dapat menularkan penyakit kepada orang yang digigitnya.

Nyamuk bertelur di genangan-genangan air, jadi untuk memberantas nyamuk, kita dapat sesering mungkin  menguras bak-bak air, mengganti air dalam vas bunga. Kita juga tak boleh membiarkan barang-barang bekas menampung air sehingga dapat digunakan nyamuk untuk bertelur.
READ MORE - Mengapa Nyamuk Menghisap Darah?