Minggu, 07 Juli 2013

Serigala dan Anjing Pak Tani


Ladang-ladang berkilauan oleh gemerlapnya cahaya salju ketika seekor serigala kurus merangkak perlahan-lahan tanpa suara di dalam lahan pertanian. Anjing Pak Tani meringkuk di kandangnya yang hangat mengamati penyusup itu mengendus-endus mencari makanan.
"Hai!" akhirnya ia berkata, ketika serigala itu mengendus-endus terlalu dekat dengan pintu kandang ayam.
"Kenapa kamu kelihatan sangat gemuk dan sejahtera?" serigala itu bertanya, mendekat ke kandang anjing. "Kamu kerja apa?"
"Oh, aku mengusir pencuri!" kata Anjing Pak Tani dengan berwibawa, "dan aku pergi berburu dengan tuanku, dan aku menjaga anak-anaknya."
"Akupun bisa melakukan itu!" jawab serigala lapar itu.
"Yah tentu saja kamu bisa," jawab Anjing Pak Tani seenaknya.
Kemudian serigala itu melihat ada tanda melingkar di leher anjing itu, di tempat itu bulu-bulunya rebah ke kulit.
"Kenapa itu?" dia bertanya sambil mengerutkan kening.
"Oh, itu!" kata si anjing dengan ringan. "Bukan apa-apa. Ini tempat rantai menggesek leherku jika mereka sedang mengekangku."
"Tidak!" kata serigala dengan kasihan, "ambil saja pekerjaan dan ranjangmu yang nyaman itu. Aku lebih baik kelaparan tapi bebas setiap hari dibandingkan harus menjadi budak walaupun makan kenyang."

Terjemah bebas dari : The Wolf and the Farmer's Dog, Richards Topical Encyclopedia. 1951


Pesan dari cerita ini adalah : seenak-enaknya hidup tapi dikekang orang lain, jauh lebih nyaman hidup bebas sesuai keinginan sendiri.
      

0 komentar:

Posting Komentar