"Serigala! Serigala!" ia berteriak, tangannya melambai-lambai ke arah para lelaki yang sedang bekerja di sana. "Seekor serigala memakan kambingku!"
Tetapi para petani itu malah tertawa dan mengejek anak lelaki itu. "Kamu sudah membohongi kita berkali kali, Nak!" kata seorang diantara mereka. "Kita tidak akan pergi meninggalkan pekerjaan kita hanya untuk mengejar serigala bohonganmu itu kali ini."
"Tidak! Tidak!" anak itu berteriak putus asa. "Percayalah padaku! Kali ini serigalanya benar-benar datang!"
"Itu yang kamu katakan sebelumnya. Kemudian kamu juga bilang serigala itu benar-benar ada!" mereka mengingatkan anak itu sambil tersenyum. "Pergi sana, urus kambing-kambingmu! Kamu tidak bisa membohongi kita lagi."
Tetapi, ternyata kali ini si anak gembala itu berkata jujur. Kali ini serigala benar-benar datang dan menerkam kambing-kambingnya satu persatu. Mereka mengembik-embik ketakutan memohon tuannya menolong mereka. Tetapi anak gembala itu tidak bisa berbuat apa apa. Para petani tidak percaya lagi padanya dan dia sendirian tidak bisa melawan serigala itu. Dia terguncang dan merasa sangat bersedih karena tidak bisa menolong kambing-kambingnya, ia berjalan gontai ke ladang gembalaannya.
Kenapa? Kenapa ia dulu senang mempermainkan orang lain. Anak gembala itu sangat menyesal.
Terjemah bebas dari : The Boy Who Cried,"Wolf!", Richards Topical Encyclopedia. 1951
Pesan dari cerita ini adalah : janganlah berbohong, walaupun hanya main-main.
0 komentar:
Posting Komentar