Bab II
Si Kucing Tinggal Bersama Madame de la Grenouillère, Dan Dirawat Oleh Ibu Michel
Ibu Michel |
Madame de la Grenouillère tinggal di sebuah rumah besar yang terletak di pojok jalan antara Saint-Thomas-du-Louvre dan Orties-Saint-Louis; di sana ia tinggal menyendiri, hanya ditemani oleh dua orang pelayan utamanya, - Nyonya Michel, pelayan dan sebagai teman, dan M. Lustucru, si pengurus rumah. Pelayan-pelayan ini sudah berumur cukup tua, sehingga ia memanggilnya Ibu Michel dan Bapak Lustucru.
Rupa Ibu Michel seperti sifatnya yang ramah; ia orang yang terbuka dan jujur, berbeda dengan Pak Lustucru yang licik dan suka berpura-pura. Si pengurus rumah pandai membuat alasan sehingga dapat mengelabui orang-orang yang kurang berpengalaman; tapi pengamat yang cermat dapat dengan mudah mengetahui sifat sebenarnya di balik topeng kelakuan baiknya. Mata birunya menyiratkan kepura-puraan, cuping hidungnya menyimpan amarah, ada kelicikan di ujung hidungnya yang lancip, dan ada kedengkian di bentuk bibirnya.
Walau demikian, lelaki ini tidak pernah menunjukkan sesuatu yang bisa mengurangi kehormatannya; ia selalu bisa menjaga tampak luarnya yang kelihatan jujur, dengan menyembunyikan sifatnya yang buruk. Kejahatannya seperti sebuah tambang batu bara yang belum tersulut korek api,- tinggal menunggu untuk meledak.
Lustucru tidak menyukai binatang apapun, tetapi, untuk menyenangkan nyonyanya, ia berpura-pura memuja mereka. Ketika ia melihat Ibu Michel menggendong si kucing, ia berkata pada dirinya sendiri :"Apa! Lagi-lagi binatang! Orang-orang di rumah ini saja sudah cukup banyak!"
Ia tak tahan untuk tidak melirik dengan antipati pada si pendatang baru; tapi segera ia menutupi perasaannya lalu berseru seolah kagum,-
"Oh, kucing yang cantik! kucing yang rupawan! kucing ini tak ada duanya!" - dan dia mengelus kucing itu dengan belaian khianat.
"Benarkah?" kata Madame de la Grenouillère, "tidakkah kamu melihatnya buruk rupa?"
"Buruk rupa! Tapi, lihatlah matanya yang mempesona. Tapi jika ia menakutkan, kepedulianmu padanya akan mengubahnya.""Tadinya dia membuatku jijik."
"Makhluk yang pada awalnya tak menyenangkan akhirnya akan menjadi yang paling disayangi," jawab Pak Lustucru.
Mereka membawa si kucing ke kamar mandi, yang walaupun sangat takut air, menyerah ketika ia dimandikan; ia tampaknya mengerti bahwa mandi itu untuk memperbaiki penampilannya. Setelah memberi kucing itu makan sekerat daging, yang dimakannya dengan nikmat, mereka merundingkan jadwal makan kucing itu, apa yang dilakukannya sehari-hari, dan di mana ia harus tidur.
Mereka lalu memikirkan sebuah nama untuk si kucing. Ibu Michel dan Pak Lustucru mengusulkan beberapa nama yang riang, seperti Mistigris, Tristepatte, dan lainnya; tapi nyonya mereka menolak semuanya. Ia ingin sebuah nama yang menunjukkan keadaan ketika kucing itu ia temukan. Ia lalu menemui seorang sarjana tua keesokan harinya. Sarjana itu mengusulkan nama Moumouth yang artinya diselamatkan dari panci.
Beberapa hari kemudian; Moumouth hampir-hampir tak dikenali lagi. Bulu-bulunya mengkilat; makanan bergizi membuat tubuhnya sehat; kumisnya tegak berdiri seperti kumis jago pedang abad ke tujuhbelas; matanya berkilau seperti permata. Ia adalah saksi hidup bahwa perawatan yang baik terbukti berakibat baik. Kucing itu berhutang budi terutama pada Ibu Michel, yang merawatnya dengan kasih sayang; sebaliknya ia jelas-jelas tidak senang pada Pak Lustucru, ia membencinya seperti musuh, dan menolak semua yang diberikan oleh pengurus rumah itu. Walaupun demikian mereka memang jarang sekali bertemu. Hari-hari berlalu amat menyenangkan untuk Moumouth, dan masa depannya tampak begitu cerah; tapi, seperti cerita Damocles dari Yunani, dalam setiap kesenangan ada masalah yang mengancam di atas kepala orang maupun kucing. Pada hari ke-24 bulan Januari 1753, kesedihan yang tidak biasa terlihat di wajah Moumouth; dia diam saja jika Madame de la Grenouillère membelainya dengan lembut; dia tidak mau makan dan sehari-harinya dihabiskan dengan meringkuk di depan perapian, menatap api dengan sedih. Ia punya firasat mendapat musibah, dan akhirnya musibah itu datang.
Pada malam itu seorang utusan datang. Ia datang dari Château de la Gingeole di negeri Normandy. Ia membawa surat untuk si wanita bangsawan dari adiknya yang patah kaki ketika naik kereta kuda. Ia memohon ditemani oleh satu-satunya keluarga yang ia punya, dan ia ingin ditemani segera. Madame de la Grenouillère sangat baik hati, tanpa ragu-ragu ia berkata :"Besok aku akan pergi."
Mendengarnya, Moumouth menatap penolongnya itu dan mengeong pilu, miau.
"We will take good care of him, madame," said Father Lustucru.
"Don’t you trouble yourself about him, I pray you," interrupted the Countess. "You know that he has taken a dislike to you; your presence merely is sufficient to irritate him. Why, I don’t know; but you are insupportable to him."
"That is true," said Father Lustucru, with contrition; "but the cat is unjust, for I love him and he doesn’t love me."
"Kucing yang malang!" kata Nyonya, "tapi kita harus berpisah! Aku tak bisa membawamu karena adikku tak menyukai binatang sejenismu; dia anggap kalian suka berkhianat. Benar-benar buruk! Saat kecil ia memelihara seekor anak kucing. Karena terlalu bersemangat menunjukkan perhatiannya, anak kucing itu tak sengaja mencakarnya. Apakah karena ia jahat? Bukan, tapi karena memang begitulah anak kucing. Walau demikian sejak saat itu adikku membenci kucing."
Moumouth menanggapi kata-kata tuannya seperti ia berkata,-
"Tapi engkau akhirnya memberi kami keadilan, wanita yang mulia!"
Sesaat Nyonya terdiam dan merenung, lalu ia berkata,-
"Ibu Michel, aku percayakan kucingku padamu."
"Kami akan merawatnya untukmu, Nyonya," kata Pak Lustucru.
"Jangan menyulitkan dirimu sendiri, kumohon," Nyonya menyela, "kamu tahu dia tidak menyukaimu; melihatmu saja sudah membuatnya jengkel. Aku tak tahu kenapa; tapi kamu tak cocok dengannya."
"Benar Nyonya," jawab Pak Lustucru menyesal, "tapi kucing itu tidak adil; aku mencintainya sedang ia tidak!"
"Saudariku juga tidak adil. Kucing-kucing mungkin menyukainya tapi ia tak menyukai mereka. Aku menghormati keputusannya. Lakukan juga itu untuk Moumouth." Setelah mengucapkan kata-kata itu dengan tegas, Madame de la Grenouillère beralih ke Ibu Michel."Padamu, Ibu Michel, dan hanya padamu, aku mempercayakan kucingku. Kembalikan ia dengan selamat dan aku akan memberimu banyak keuntungan. Aku sudah enampuluh lima tahun sekarang, dan kamu sepuluh tahun lebih muda; mungkin saja kamu yang akan menutup mataku"-
"Oh, Nyonya! Kenapa berpikir buruk seperti itu?"
"Biar aku selesai bicara. Untuk berjaga-jaga aku sudah berpikir untuk memberimu dana yang cukup; tapi jika kamu merawat Moumouth untukku, aku akan berikan kamu pensiun seribu limaratus keping uang."
"Ah Nyonya!" kata Ibu Michel dengan nada yang tulus, "tak perlu membayar untuk pelayananku ini; aku mencintai kucing itu dengan sepenuh hati, dan aku tak akan meninggalkannya."
"Itu aku sudah yakin, dan aku juga tahu bagaimana harus menghargai pengorbananmu."
Ia tak tahan untuk tidak melirik dengan antipati pada si pendatang baru; tapi segera ia menutupi perasaannya lalu berseru seolah kagum,-
"Oh, kucing yang cantik! kucing yang rupawan! kucing ini tak ada duanya!" - dan dia mengelus kucing itu dengan belaian khianat.
"Benarkah?" kata Madame de la Grenouillère, "tidakkah kamu melihatnya buruk rupa?"
Oh Betapa Cantiknya Dia |
"Buruk rupa! Tapi, lihatlah matanya yang mempesona. Tapi jika ia menakutkan, kepedulianmu padanya akan mengubahnya.""Tadinya dia membuatku jijik."
"Makhluk yang pada awalnya tak menyenangkan akhirnya akan menjadi yang paling disayangi," jawab Pak Lustucru.
Mereka membawa si kucing ke kamar mandi, yang walaupun sangat takut air, menyerah ketika ia dimandikan; ia tampaknya mengerti bahwa mandi itu untuk memperbaiki penampilannya. Setelah memberi kucing itu makan sekerat daging, yang dimakannya dengan nikmat, mereka merundingkan jadwal makan kucing itu, apa yang dilakukannya sehari-hari, dan di mana ia harus tidur.
Kucing Mandi |
Mereka lalu memikirkan sebuah nama untuk si kucing. Ibu Michel dan Pak Lustucru mengusulkan beberapa nama yang riang, seperti Mistigris, Tristepatte, dan lainnya; tapi nyonya mereka menolak semuanya. Ia ingin sebuah nama yang menunjukkan keadaan ketika kucing itu ia temukan. Ia lalu menemui seorang sarjana tua keesokan harinya. Sarjana itu mengusulkan nama Moumouth yang artinya diselamatkan dari panci.
Kucing Menjadi Gemuk |
Sarjana Mencari Nama |
Beberapa hari kemudian; Moumouth hampir-hampir tak dikenali lagi. Bulu-bulunya mengkilat; makanan bergizi membuat tubuhnya sehat; kumisnya tegak berdiri seperti kumis jago pedang abad ke tujuhbelas; matanya berkilau seperti permata. Ia adalah saksi hidup bahwa perawatan yang baik terbukti berakibat baik. Kucing itu berhutang budi terutama pada Ibu Michel, yang merawatnya dengan kasih sayang; sebaliknya ia jelas-jelas tidak senang pada Pak Lustucru, ia membencinya seperti musuh, dan menolak semua yang diberikan oleh pengurus rumah itu. Walaupun demikian mereka memang jarang sekali bertemu. Hari-hari berlalu amat menyenangkan untuk Moumouth, dan masa depannya tampak begitu cerah; tapi, seperti cerita Damocles dari Yunani, dalam setiap kesenangan ada masalah yang mengancam di atas kepala orang maupun kucing. Pada hari ke-24 bulan Januari 1753, kesedihan yang tidak biasa terlihat di wajah Moumouth; dia diam saja jika Madame de la Grenouillère membelainya dengan lembut; dia tidak mau makan dan sehari-harinya dihabiskan dengan meringkuk di depan perapian, menatap api dengan sedih. Ia punya firasat mendapat musibah, dan akhirnya musibah itu datang.
Dia Tak Mau Menerima Apapun |
Kucing Duduk Di Samping Perapian |
Pada malam itu seorang utusan datang. Ia datang dari Château de la Gingeole di negeri Normandy. Ia membawa surat untuk si wanita bangsawan dari adiknya yang patah kaki ketika naik kereta kuda. Ia memohon ditemani oleh satu-satunya keluarga yang ia punya, dan ia ingin ditemani segera. Madame de la Grenouillère sangat baik hati, tanpa ragu-ragu ia berkata :"Besok aku akan pergi."
Mendengarnya, Moumouth menatap penolongnya itu dan mengeong pilu, miau.
Saat Kecil Ia Memelihara Kucing |
Aku Harus Pergi Besok |
"We will take good care of him, madame," said Father Lustucru.
"Don’t you trouble yourself about him, I pray you," interrupted the Countess. "You know that he has taken a dislike to you; your presence merely is sufficient to irritate him. Why, I don’t know; but you are insupportable to him."
"That is true," said Father Lustucru, with contrition; "but the cat is unjust, for I love him and he doesn’t love me."
"Kucing yang malang!" kata Nyonya, "tapi kita harus berpisah! Aku tak bisa membawamu karena adikku tak menyukai binatang sejenismu; dia anggap kalian suka berkhianat. Benar-benar buruk! Saat kecil ia memelihara seekor anak kucing. Karena terlalu bersemangat menunjukkan perhatiannya, anak kucing itu tak sengaja mencakarnya. Apakah karena ia jahat? Bukan, tapi karena memang begitulah anak kucing. Walau demikian sejak saat itu adikku membenci kucing."
Moumouth menanggapi kata-kata tuannya seperti ia berkata,-
"Tapi engkau akhirnya memberi kami keadilan, wanita yang mulia!"
Sesaat Nyonya terdiam dan merenung, lalu ia berkata,-
"Ibu Michel, aku percayakan kucingku padamu."
"Kami akan merawatnya untukmu, Nyonya," kata Pak Lustucru.
"Jangan menyulitkan dirimu sendiri, kumohon," Nyonya menyela, "kamu tahu dia tidak menyukaimu; melihatmu saja sudah membuatnya jengkel. Aku tak tahu kenapa; tapi kamu tak cocok dengannya."
"Benar Nyonya," jawab Pak Lustucru menyesal, "tapi kucing itu tidak adil; aku mencintainya sedang ia tidak!"
Kupercayakan Kucingku Padamu |
"Saudariku juga tidak adil. Kucing-kucing mungkin menyukainya tapi ia tak menyukai mereka. Aku menghormati keputusannya. Lakukan juga itu untuk Moumouth." Setelah mengucapkan kata-kata itu dengan tegas, Madame de la Grenouillère beralih ke Ibu Michel."Padamu, Ibu Michel, dan hanya padamu, aku mempercayakan kucingku. Kembalikan ia dengan selamat dan aku akan memberimu banyak keuntungan. Aku sudah enampuluh lima tahun sekarang, dan kamu sepuluh tahun lebih muda; mungkin saja kamu yang akan menutup mataku"-
"Oh, Nyonya! Kenapa berpikir buruk seperti itu?"
"Biar aku selesai bicara. Untuk berjaga-jaga aku sudah berpikir untuk memberimu dana yang cukup; tapi jika kamu merawat Moumouth untukku, aku akan berikan kamu pensiun seribu limaratus keping uang."
"Ah Nyonya!" kata Ibu Michel dengan nada yang tulus, "tak perlu membayar untuk pelayananku ini; aku mencintai kucing itu dengan sepenuh hati, dan aku tak akan meninggalkannya."
"Itu aku sudah yakin, dan aku juga tahu bagaimana harus menghargai pengorbananmu."
Selama pembicaraan itu, Pak Lustucru berusaha keras untuk menahan rasa cemburunya.
"Semua untuknya, dan tak ada sedikitpun untukku!" ia berkata pada dirinya sendiri. "Seribu limaratus keping uang setahun! Benar-benar harta karun, dan ia yang mendapatkannya! Oh tidak! Dia tak boleh mendapatkannya!"
Pagi hari berikutnya jam setengah delapan, empat ekor kuda yang lincah ditambatkan pada kereta kuda yang akan membawa wanita tua yang berhati mulia itu ke negeri Normandy. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada kucing kesayangannya, mendekapnya di dadanya lalu naik ke atas kereta.
Hingga saat itu Moumouth hanya merasa sedikit tidak nyaman, tapi akhirnya ia mengerti! Ia melihat penolongnya itu akan pergi, dan menggigil takut kehilangannya, ia mencoba naik ke pangkuannya.
"Kamu harus tinggal di sini," kata Madame de la Grenouillère mencoba menahan air mata.
Percayakah kamu? - kucing itu juga menangis!
Untuk menghentikan keadaan yang membuat sedih itu, Ibu Michel memeluk kucing dengan bahunya dari atas jok kereta; pintu kereta ditutup, kuda-kuda menarik kereta dengan sekuat tenaga, dan segera pergi dengan cepat. Moumouth berguling-guling tak karuan, lalu pingsan.
Madame de la Grenouillère menjulurkan kepalanya keluar kereta, melambaikan saputangan, lalu berteriak dengan sedih:
"Ibu Michel, kupercayakan kucingku padamu!"
"Tenanglah Nyonya!; Aku berjanji anda akan menemuinya besar dan gemuk ketika anda kembali."
"Be tranquil, madame; I swear you shall find him large and plump when you return."
"Dan aku," Pak Lustucru berbisik dengan suara yang dalam, "Aku janji akan membuatnya mati!"
Kereta Kuda Sudah Siap |
Pagi hari berikutnya jam setengah delapan, empat ekor kuda yang lincah ditambatkan pada kereta kuda yang akan membawa wanita tua yang berhati mulia itu ke negeri Normandy. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada kucing kesayangannya, mendekapnya di dadanya lalu naik ke atas kereta.
Hingga saat itu Moumouth hanya merasa sedikit tidak nyaman, tapi akhirnya ia mengerti! Ia melihat penolongnya itu akan pergi, dan menggigil takut kehilangannya, ia mencoba naik ke pangkuannya.
"Kamu harus tinggal di sini," kata Madame de la Grenouillère mencoba menahan air mata.
Percayakah kamu? - kucing itu juga menangis!
Kucing Ingin Naik Kereta |
Untuk menghentikan keadaan yang membuat sedih itu, Ibu Michel memeluk kucing dengan bahunya dari atas jok kereta; pintu kereta ditutup, kuda-kuda menarik kereta dengan sekuat tenaga, dan segera pergi dengan cepat. Moumouth berguling-guling tak karuan, lalu pingsan.
Si Kucing Pingsan |
Madame de la Grenouillère menjulurkan kepalanya keluar kereta, melambaikan saputangan, lalu berteriak dengan sedih:
"Ibu Michel, kupercayakan kucingku padamu!"
Dia Harus Mati! |
"Tenanglah Nyonya!; Aku berjanji anda akan menemuinya besar dan gemuk ketika anda kembali."
"Be tranquil, madame; I swear you shall find him large and plump when you return."
"Dan aku," Pak Lustucru berbisik dengan suara yang dalam, "Aku janji akan membuatnya mati!"
***
Bab III. Ibu Michel Yang Baik Hati, Pak Lustucru Yang Jahat
lanjutkan >>
Alih bahasa ke bahasa Indonesia oleh Raqim
Sumber www.guttenberg.org
0 komentar:
Posting Komentar