Pada saat itulah ia sampai di sebuah tembok batu, dan di sanalah ia menemukan sesuatu yang hampir seperti keajaiban. Di sana, di depannya, ada pohon anggur yang diranting-rantingnya penuh bergantung buah anggur yang ranum, menunggu untuk dimakan. Buah anggur itu bulat berisi dan berair, udara dipenuhi dengan aroma buah anggur.
Rubah itu tidak membuang-buang waktu. Dia mengambil ancang-ancang lalu lari melompat berusaha menggapai buah anggur di ranting yang terendah dengan moncongnya yang lapar - tapi dia gagal! Dia melompat lagi, kali ini lebih tinggi. Tapi lagi-lagi dia tidak bisa mendapatkan sebuah anggur pun. Ketika ia gagal untuk ketiga kalinya, ia lalu duduk sebentar, lidahnya menjulur, matanya menatap puluhan buah anggur yang menggantung diluar jangkauannya.
Pemandangan itu terlalu menyakitkan bagi serigala yang sangat lapar itu, ia melompat dan melompat, meloncat sampai kepalanya pusing. Akhirnya ia menyadari buah anggur itu benar-benar tidak bisa dicapainya, sama seperti dia tidak bisa menggapai bintang di langit. Dengan kesal ia melangkah pergi.
"Ah, baiklah!" ia bergumam pada dirinya sendiri," lagi pula siapa yang mau makan buah anggur yang berulat itu! Buah itu masam! Masam! Aku pun tidak mau makan jika bisa mendapatkannya!"
"Ha Ha!" seekor burung gagak tertawa. Dia mengamati tidak jauh dari sebuah pohon. "Coba beri dia seikat buah anggur itu, dan kamu bisa lihat apakah mereka benar benar masam."
Terjemah bebas dari : The Fox and the Grapes , Richards Topical Encyclopedia. 1951
Pesan dari cerita ini adalah : seringkali orang yang tidak berhasil hanya berkeluh-kesah, dan menyalahkan yang lain untuk kegagalannya.
0 komentar:
Posting Komentar