THE STORY OF A CAT
TRANSLATED FROM THE FRENCH OF
EMILE DE LA BÉDOLLIÈRE
By
THOMAS BAILEY ALDRICH
With Silhouettes by L. Hopkins
Alih bahasa ke bahasa Indonesia oleh Raqim
Sumber www.guttenberg.org
***
Pendahuluan
Cerita yang mengisahkan perjalanan hidup seorang wanita tua bernama Ibu Michel dan kucingnya karya M. Bédollière dari negeri Perancis. Kisah ini menjadi popular di Inggris setelah dialihbahasakan dalam bahasa Inggris oleh T.B. Aldrich, dan sekarang dikisahkan kembali oleh Raqim dalam bahasa Indonesia.
***
Bab I
Bagaimana Ibu Michel Bertemu Kucingnya
Dahulu, saat negeri Perancis diperintah oleh Raja Louis ke-15, tinggal di kota Paris seorang wanita bangsawan yang kaya raya bernama Yolande de la Grenouillère. Ia wanita bangsawan yang terhormat dan dermawan. Ia bersedekah bukan hanya pada penduduk di daerah tempat tinggalnya, Saint-Germain-l’Auxerrois, tapi juga kepada orang-orang miskin di tempat lainnya. Suaminya bernama Roch-Eustache-Jérémie, bergelar Count of Grenouillère (Tuan dari Grenouillère), meninggal dalam pertempuran di Fontenoy pada hari ke-11 bulan Mei 1745. Janda yang baik itu selalu teringat almarhum suaminya bahkan kadang ia tiba-tiba menangis sedih sendiri. Sendirian tanpa anak, ia selalu merasa kesepian dan akhirnya ia memiliki kegemaran aneh, ...aneh tapi tidak mengurangi kebaikan dan sifatnya yang mempesona : ia memiliki kegemaran memelihara binatang, tapi kegemaran itu malah membuatnya semakin sedih karena semua binatang yang dipeliharanya akhirnya selalu mati.
Awalnya ia mengasihi seekor burung nuri berbulu hijau. Burung itu tak berhati-hati makan daun peterseli hingga perutnya mulas hebat. Gangguan pencernaan, karena salah makan biskuit manis, menghilangkan nyawa anjing berhidung pesek yang amat disayang Madame de la Grenouillère. Peliharaannya yang ketiga adalah seekor monyet, jenis hewan yang memikat hati. Suatu hari ia lepas dari ikatannya, bermain-main di atas pohon di taman saat hujan. Ia terkena demam dan akhirnya ia berakhir di makam.
Monyet Kehujanan Hingga Sakit |
Setelahnya wanita bangsawan itu memelihara burung-burung, tapi akhirnya ia selalu kehilangan mereka. Kalau tidak kabur terbang ke angkasa, burung-burung itu mati tersedak biji. Ia amat bersedih dan mencucurkan banyak air mata karena musibah yang terus-menerus terjadi menimpanya. Teman-teman wanita bangsawan itu kasihan melihatnya lalu mereka menawarkan kepadanya tupai, burung kenari, tikus putih, burung kakatua; tapi wanita itu tak mau menerimanya; ia bahkan menolak seekor anjing spaniel yang bisa main kartu, menari, makan sayur, dan mengerti bahasa Yunani.
Teman-Teman Menawarkan Binatang Peliharaan |
"Tidak, tidak," katanya, "Aku tak mau lagi memelihara binatang; udara dalam rumahku membuat mereka sakit."
Anak-Anak Nakal Mengejar Seekor Kucing |
Wanita bangsawan itu akhirnya mempercayai kalau nasibnya memang malang.
Suatu hari ia sepulang dari beribadah, ia melihat anak-anak berkumpul berdesak-desakan dan tertawa terbahak-bahak. Setelah ia naik ke atas kereta kuda, ia bisa melihat apa yang ada di balik kerumunan itu. Ia segera melihat bahwa sumber kehebohan itu adalah seekor kucing yang di buntutnya terikat sebuah panci kaleng, panci yang diikatkan oleh anak-anak nakal itu.
Kucing malang itu pasti sudah berlari jauh sekali, ia tampak luar biasa lelah. Melihat si kucing sudah tak mampu berlari cepat, anak-anak nakal itu mengelilingi si kucing lalu melemparinya dengan batu. Kucing yang tak beruntung itu melihat sekelilingnya dan tak ada seorangpun yang mengasihaninya. Ia sadar dikelilingi oleh orang-orang jahat dan ia menyerah pada nasibnya, tapi ia menerimanya dengan berani seperti seorang pahlawan bangsa romawi. Batu-batu sudah menghantam tubuhnya ketika Madame de la Grenouillère merasa sangat kasihan padanya lalu turun dari kereta kuda, menerobos kerumunan itu lalu berseru, "Aku akan beri sekeping uang emas untuk siapapun yang mau menyelamatkan binatang ini!"
Makhluk Malang itu Menundukkan Kepala |
Si Kucing Dipersembahkan Kepada Wanita Bangsawan |
Si Herkules muda itu menurut. Madame de la Grenouillère mengamati kucing yang ia selamatkan. Sudah jelas kucing itu kucing jalanan. Rupanya yang sudah buruk, tambah jelek lagi karena kejadian yang menimpanya tadi. Bulunya pendek bersalut lumpur, dengan susah payah dapat dilihat bahwa warna bulunya abu-abu bergaris hitam. Ia sungguh kurus hingga tampak tembus pandang, orang bisa menghitung jumlah tulang rusuknya, dan ia sangat lemah bahkan seekor tikus bisa mengalahkannya dengan mudah. Hanya satu keunggulannya, ia punya pesona seekor kucing.
Oh, Seekor Kucing Buruk Rupa! |
"Oh sayangku, seekor kucing yang buruk rupanya," Madame de la Grenouillère berkata setelah ia mengamati si kucing.
Ketika ia akan naik lagi ke atas kereta kuda, kucing itu menatapnya dengan pandangan yang aneh, tak mampu dijelaskan dengan kata-kata, penuh dengan rasa terimakasih dan menyesali, begitu menyentuh sehingga seketika wanita baik hati itu tertegun. Dari mimik wajahnya, kucing itu seolah-olah berbicara padanya dengan amat fasih...
"Kamu sudah mengikuti kata hatimu; kamu melihatku lemah, menderita, tertekan, dan kamu mengasihaniku. Setelah kebaikan hatimu sudah terpuaskan, rupaku yang buruk membuatmu jijik. Aku kira kamu baik, tetapi ternyata tidak. Jika kamu benar-benar berhati lembut kamu akan merawatku karena aku adalah seekor kucing yang buruk rupanya; kamu akan tahu bahwa nasibku yang malang ini karena rupaku yang buruk, kamu sama saja - jika kamu meninggalkanku di jalanan ini, menyerahkanku pada anak-anak nakal ini - yah hal itu adalah sama saja untukku. Pergilah! Kamu tidak perlu membanggakan dirimu sendiri dengan kebaikanmu yang setengah hati itu! - Kamu sama sekali tidak menolongku; Kamu hanya memperpanjang penderitaanku. Aku kucing buangan, seluruh dunia memunggungiku; Aku akan segera mati; biarlah takdirku terpenuhi sekarang!"
Madame de la Grenouillère hampir menangis. Kucing itu seperti manusia super -tapi tidak, ia seekor kucing. Baginya ia tampak seperti seekor binatang super! Dia membayangkan kucing itu berubah, bahwa ia dulunya adalah seorang ahli pidato ulung yang sekarang berdiri di hadapannya. Ia berkata kepada pelayannya, Ibu Michel, yang sedang ada di dalam kereta -.
"Bawa kucing itu."
"Apa! Nyonya akan membawanya ke rumah?" Ibu Michel berseru kaget.
"Tentu saja. Selama aku masih hidup, kucing itu bisa tinggal di dekat perapian dan tinggal meja makanku. Jika kamu ingin membuatku senang, perlakukan kucing itu dengan baik seperti engkau memperlakukanku."
"Baik Nyonya, aku akan menurut."
"Bagus. Ayo kita pulang!"
Ibu Michel Diperintahkan Membawa Si Kucing |
***
Bab II. Si Kucing Tinggal Bersama Madame de la Grenouillère, Dan Dirawat Oleh Ibu Michel.
lanjutkan >>
lanjutkan >>
Alih bahasa ke bahasa Indonesia oleh Raqim
Sumber www.guttenberg.org
0 komentar:
Posting Komentar